Jumat, 22 Januari 2016

KENAPA(?)

Kenapa?
Kau heran dengan keanehan sketsaku?
Kenapa tanpa bibir kau tanya, sumbingkah aku?
Kenapa tanpa hidung kau tanya, tercabikkah hidung itu?
Kenapa tanpa telinga kau tanya, terpotongkah telingaku itu?

Kau heran dengan keanehan sketsaku
Kenapa hanya tajamnya bola mata
Kenapa hanya lentiknya bulu mata
Atau kenapa hanya goresan kuhl
Kau tanya. . .

Kau tanya
Terus bertanya
Dan kau tanya
Bak kesurupa setan cerewet

Inilah sebuah identitas
Bukan identitas yang tidak jelas
Bukan terpaksa
Dan bukan pula taqlid buta

Setelah lama bernegosiasi dengan alam bawah sadar
Memahami beberapa tafsir ma'na yang kau anggap tabu
Kini kau mulai khawatir akan mahalnya harga nafas
Kau takut mati juga rupanya

Aku terlahir dari keluarga biasa.
Menjalani hidup dengan biasa.
Wajah biasa
Temanku biasa
Guruku biasa
Ilmuku biasa
Emosiku biasa
Nafasku biasa
Bahkan cadar yang kukenakan ini biasa.
Namun, 1 hal yg perlu kau ingat, keyakinanku ini sangat luar biasa.

O sebentar sebentar...
Aku terlupa.
Cadar inikah masalahmu?
Haruskah aku membukanya?
Oo tentu tidak. Seperti yg kubilang tadi, cadar ini luar biasa.
Begitu luar biasa.
Begitu luar biasanya, sampai Esref Armagan sekalipun berebut ingin menjadikannya objek lukisan.

Karna cadar ini fitrahku terjaga
Karna cadar ini kehormatanku terlindungi
Karna cadar ini aku berhati-hati
Dan karna cadar ini aku bernilai
Setidaknya nilai ini tertulis oleh qalam ilahi
Dalam catatan ilahi tanpa tepi.

Jadi... Tak perlu lagi kau berteriak kencang
Hey teroris.... Hey teroris.... Tangkap teroris.... Tangkap teroris....
Otot lehermu akan putus sia-sia.
Percayalah...
aku bercadar bukan teroris!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar