Kamis, 28 April 2016

Menjaga hati

bismillah alhamdulillah.

sekarang banyak sudah pasangan yang hendak nikah.
banyak yang sudah bertunang.
banyak yang sudah punya calon pasangan.
banyak yang mencoba dimasuki hatinya tanpa sadar.

sahabats.

aku ingin berpesan.

carilah pasangan hidup yang bukan saja menggembirakan tapi menenangkan.
bukan sekedar menegur salah tetapi
menunjukkan jalan penyelesaian.
bukan sekedar mencintai tapi turut
menghormati.
bukan sekedar mengimpikan syurga tetapi turut bersama menggapainya.

dia.

boleh jadi sahabatmu adalah jodoh mu.
boleh jadi musuhmu adalah jodoh mu.
boleh jadi seseorang yang pernah hilang darimu adalah jodoh mu.

dan boleh jadi dia yang selalu dekat tapi tak terlihat juga adalah jodoh mu.

siapa pun dia. belajar lah untuk menghormati dari pertama. gunakan bahasa bahasa berakhlak,lebih mendidik diri untuk bersopan dengan siapa saja.

untuk hati yang belum perpenghuni. jaga hati kalian. jangan pernah berhenti berdoa minta Allah hadirkan mereka yang jaga Agama dan jaga takwanya.

biar tiada yang memilih kita sekarang. percayalah. kita akan diberi kejutan olehNya. Allahu Taala. Allah ada. bila tiba waktunya. Allah akan permudahkan. insyaAllah.  sekarang. utamakan mana yang perlu. demi Ilahi. banyak lagi yang perlu diisi untuk persiapan ke Sana.

jaga hati yang sedang lelah itu.

Selasa, 26 April 2016

SIAPAKAH KITA DIPAGI HARI?

Diam sejenak dan renungi diri.

Ulama berkata:
"Siapa yang pagi-pagi dalam keadaan (suka) marah-marah adalah golongan manusia yang tidak berpuas hati dengan takdir Allah"

Allah beri ujian pagi-pagi hari sebagai kafarrah, untuk menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan pada malam sebelumnya. Tapi sesetengah kita tidak sadar, terkadang pagi-pagi sudah marah-marah dan merusakkan kebahagiaan pagi kita (sedang Allah datangkan ujian di pagi hari untuk menghapus dosa yang tersisa)

Contohnya:

Marah-marah anak di pagi hari karena sebab-sebab kecil;
• Pagi-pagi lagi tidak berpuas hati dengan suami/isteri/anak-anak sampai terjadinya leteran dan marah-marah.
• Marah-marah (atas hal yang kecil) sepertinya bila tersangkut dalam traffic jam atau kelewatan.
• Pagi-pagi lagi dah 'bad mood' dan suka marah-marah terhadap pekerja bawahan, Walaupun kesalahan yang dilakukan hanya layak ditegur saja.

Ulama menyebut, manusia sebegini adalah dalam golongan manusia yang hati kecilnya tidak dapat menerima atau tidak berpuas hati dengan takdir Allah kepadanya.
Bahaya.

Kita tidak sadar kesan marah-marah kita itu. Selalunya kita akui kita redha, tapi hakikatnya akhlak kita mempamerkan hal yang berlainan. Sikap kita memperlihatkan yang sebaliknya. Sebab apa? Sebab apa yang kita omongkan itu hanya pembohongan diri dan hakikatnya hati kita tidak berpuas hati dengan Allah.

Sebagai hambaNya wajib redha dengan ketentuan takdir Allah karena setiap apa yang ditetapkan Allah itu pasti ada sebabnya dan terbaik dariNya. Allah Maha Mengetahui.

Renungi diri.

Kita akan tahu siapa kita bila selalu cermin-cermin diri kita pada setiap pagi. Cermin diri anda, perbaikilah hubungan anda dengan Allah dan jadilah orang-orang yang redha dan bersyukur. Redha dan terima apa saja ketetapan Allah kepada kita dengan hati terbuka. Pastinya ada hikmah di setiap apa yang Allah tetapkan kepada hambaNya.

Selalu ucapkan dan zikirkan 'Astaghfirullah hal azim' dan 'La hawlawala Quwwata illa billaah' bagi mengubati, merawat dan mendidik hati kita untuk sabar dan redha dengan segala ketentuan Allah.

Assalamualaikum. Selamat pagi. Semoga hari ini lebih baik dari semalam. InshaaAllah.

#gadismonologshare

Senin, 18 April 2016

Berhenti mencari dia, carilah Dia juga.

Bahagia itu selalu ada dan banyak caranya.Kita hanya perlu bersyukur dan menyadari bahwa kita selalu memilikinya, meskipun hanya dengan cara paling sederhana.Begitulah kata hati ku berkata. Tapi aku terfikir, apakah itu suatu penyangkalan, bahwa hakikat bahagia hanya sementara?

Kamu tahu?

Bahagia ini seperti dipaksakan, aku tidak lagi punya pilihan dan menganggap kamu kisah lama yang aku mesti lupakan. Tak tahulah ini memang bahagia yang sesungguhnya atau imaginasi aku terlalu terlatih untuk mengada-ada? Entah.

Pernah, aku pandang sebuah pohon dengan tatapan penuh kagum. Sebab, bagaimana pohon itu bisa tetap berdiri tegak, sementara melihat dedaunan yang selama ini dipertahankannya, jatuh gugur satu per satu dan kemudian meninggalkan? Atau, ini hanya salah satu cara Dia untuk mengajarkan aku agar menjadi lebih kuat?

Kuat itu aku, yang telah lama jauh terjatuh pada kamu, tahu sakitnya luka, namun terus mengulanginya saja.Haih.

Lemah itu kamu, datang karena terluka, lalu pergi karena bosan. Hish.

Mungkin, jika ada kekacauan terjadi di bumi dan semua hal jadi terbalik, aku baru paham cara kamu yang mudah pergi. Atau kamu kelak paham cara aku yang keras kepala selalu menanti.

Lalu, aku harus ke mana?
Sebenarnya, aku harus bagaimana?

Menerima kamu yang muncul tiba-tiba dan merelakan begitu saja padahal tak rela? Kamu ingin (si)apa? Seseorang dengan perasaan sekeras batu dan sikap sediam patung?

Mungkin, sejak awal kita tak seharusnya bertemu. Agar tak ada rasa yang bertamu. Mungkinlah.

Ingatlah, jika aku hanya menyakiti kamu, berhentilah mencari aku. Sebab nanti, aku yang lebih dahulu menemukan kamu. Jika tak kamu temukan aku, tetaplah jangan mencari. Sebab mungkin yang ingin kamu temukan bukanlah aku, melainkan diri kamu yang lain, yang sejak lama ada padaku.

Maka, teruslah jangan mencari aku, hanya sebab kamu tak mau merasa sendiri. Aku harap saat itu aku telah cukup menjadi ego dengan menutup rasa dari apapun yang aku tau dapat membuat kamu menangis.

Sudah Sejauh Ini Melangkah

Perjalanan sudah jauh; kapan langkah ini mauu berhenti?

Sudah beberapa kali terjatuh, beberapa kali berhenti.
Aku menyangka aku sudah sampai tujuan tetapi ternyata ianya belum sampai.
Aku menyangka aku sudah bertemu rumah, tetapi ianya ternyata milik orang lain.
Mungkin juga, memang harus memberi waktu lebih kepada Pencipta, kerana rencana ceritaNya selalu indah dan terbaik.

Sudah lelah rasanya, tetapi jangan sampai langkah kaki ini berhenti begitu saja. Perjalanan ini masih memerlukan kesabaran dan ketabahan. Harus mengalami panas dan hujan sepanjang perjalanan. Terik dan tidak ada pohon peneduh. Hujan dan tidak ada tempat untuk menghangatkan diri. Tetapi langkah kaki jangan sampai berhenti.

Keberanian terkadang mengambil keputusan di persimpangan. Karena sekali langkah itu sudah diambil, ianya tidak akan pernah ada lagi alasan untuk kembali. Karena setiap keputusan yang telah diambil dalam perjalanan ini adalah keputusan sendiri. Keputusan yang tidak boleh dibatalkan, keputusan yang akan menggema di sepanjang perjalanan berikutnya.

Sudah sejauh ini..
entah kapan akan berhenti. Entah kapan akan tinggal menetap. Entah kapan akan menemukan tempat di mana kata rumah itu tidak hanya menjadi impian, tetapi berubah menjadi kenyataan. Entah siapa yang akan memutuskan perjalanan ini. Entah di mana berhentinya. Yang penting saat ini, walau apapun keadaan disertai dengan ketidakpastian, jangan berhenti melangkah.

Dan,

Walau entah bagaimana caranya kaki ini akan berhenti melangkah, moga-moga caranya akan membahagiakan atau paling tidak pun seakan tamparan perlahan-lahan yang menyedarkan aku. Ya Tuhan, permudahkan langkahku, langkahku menuju-Mu. Karena masih ada beberapa hal sederhana yang perlu kita syukuri, langkah kita menuju Pencipta, misalnya.

Pada setiap jiwa, Allah telah tetapkan bahagia. Cuma perlu waktu.

Sabar. Sabar. Sabar.

CERITA GADIS ITU

Siapa tahu, gadis itu yang senantiasa tersenyum riang di khalayak ramai. Namun, kadangkala dia menangis ketika bersendirian. Kelihatan senantiasa bersemangat. Namun, hakikatnya dia yang memerlukan semangat itu. Kelihatan sangat kuat. Namun, hakikatnya dia lemah dan hanya memberikan senyuman palsu untuk menceriakan dirinya.

Siapa tahu, gadis itu yang senantiasa mempunyai masalahnya sendiri. Namun, dalam waktu yang sama dia masih dapat menyelesaikan masalah orang lain, sedangkan diri gadis itu masih punyai masalah yang jauh lebih besar yang belum selesai.

Ya, gadis itu.

Gadis itu juga senantiasa meyakinkan orang lain. Namun, hakikatnya dia yang sedang mencari keyakinan dan kekuatan dalam diri sendiri. Gadis itu senantiasa mencuri waktu untuk bergembira dan mengembirakan hati orang lain walau hatinya sering sakit. Senantiasa menjaga hati manusia lain walau hakikatnya dia sering pendam rasa.

Ya, gadis itu masih lagi mampu mengukir senyuman.

Sering gadis itu mengadu masalahnya pada sang Pencipta, namun tekanan sekeliling membuat gadis itu menangis tanpa sadar.

Gadis itu memerlukan insan untuk mengadu, tetapi aduan itu disalah artikan. Lalu, gadis itu terus menyimpan perasaan itu sehingga dipendam di dalam dasar hatinya sendiri. Pendam hingga terpadam. Itu adalah yang terbaik bagi gadis itu.

Terang itu tidak berarti selamanya terang. Terkadang sepi dan gelap juga akan tetap menghantui kita. Sepi itu datang bukannya sendiri.

Hakikatnya, sepi itu datang dengan berjuta pengharapan dari Tuhan. Tuhan minta kita sujud mengenangkannya. Tuhan minta kita senantiasa ingat padaNya, melebihi ingatan kita pada makhlukNya yang lain.

Siapa saja yang mau mendengar masalah gadis itu?

Tiada siapa pun

Hanya Allah yang setia mendengar rintihan gadis itu.

Karena sesungguhnya Dia adalah sebaik-baik Pendengar. Allah tempat gadis itu berlindung dan bergantung harap. Bukan lagi manusia.

Adakah sampai saat ini, cerita kalian masih sama dengan gadis itu?

F.R.I.E.N.D.Z.O.N.E.

Aku sayang kau sebagai teman. - First headshot

Aku anggap macam abang/adik aku. - Double headshot.

Kau dan dia kawan aku dunia dan akhirat. - Final headshot.

Siapa yang sudah kena headshot? Atau kamu yang beri headshot ke orang lain?

Okay, tarik nafas.

Perasaan kecewa bila kita di 'friendzone' kan oleh seseorang yang kita suka. Padahal kita dah separuh mati ingin meluahkan perasaan ke dia. Haha.

setelah kena friendzone, kemudian dia bersikap seperti biasa saja macam tidak ada yang terjadi. Kita juga  mau tidak mau mesto coba terima hakikat bahwa kita diletakkan dalam zone itu. Fuh! Kesiannya.

Dan pada waktu yang sama kita terpaksa terima orang yang di hadapan kita itu sebagai 'kawan'. Berbual or etc sebagai kawan. Pretending like nothing happen. Padahal hati kita sudah mulai retak secara perlahan-lahan.

dan bila dia cerita dia suka someone, kita pun memberi dia semangat suruh utarakan perasaan dia. Tapi at the same time, kita sendiri yang menderita.

Kita merasa kita dah tabah, dah kuat.
padahal
Percayalah, ada seseorang yang sedang menunggu kita. Seseorang yang Allah hantarkan untuk bawa kau keluar dari “friendzone” itu. Kau mesti yakin. Allah's timing is always perfect.

Jadi, jangan buang waktu menunggu sesuatu/seseorang yang tak pasti. Kau akan sakit, percayalah.

Serahkan hati kau untuk orang yang tepat. Yang dapat accept kau inshaaAllah, diri kau dulu dan sekarang. Dia ada, kau mesti sabar.

And last, don't wait for so many things that don't really matter.

Berhati-hatilah dalam meletakkan situasi percaturan "hati" antara manusia.

Okay, itu saja.

Dapat tidak point nya?

So, selamat mengeluarkan diri dari zone ciptaan sendiri.

How? Think!

Bedtime story!

Jaga Solatmu : Percakapan Allah dengan hambaNya.

Allah : HambaKu, bangunlah! Lakukan solat malam.
Hamba : Allah, aku lelah, tidak sanggup rasanya.

Allah : HambaKu, lakukan solat 2 rakaat saja.
Hamba : Allah, aku lelah dan rasanya susah bagiku untuk bangun di tengah malam.

Allah : HambaKu solat witir saja.
Hamba : Allah, hari ini aku sangat lelah, ada cara yang lain?

Allah : HambaKu, berwudhulah sebelum tidur lalu mohonlah pada Tuhanmu, dan katakan "YA ALLAH"
Hamba : Allah, aku sudah mengantuk. Kalau aku bangun nanti, mengantuknya akan hilang.

Allah : HambaKu, tayammum saja di tempat tidurmu dan katakan "YA ALLAH"
Hamba : Allah, udara terasa sejuk sekali, aku tak sanggup mengeluarkan tanganku dari dalam selimut.

Allah : HambaKu, kalau begitu sebut saja dalam hati "YA ALLAH", dan akan Kami hitung itu sebagai solat malam.

Sampai di sini, si hamba sudah tidak peduli kerana tertidur puas.

Allah : Lihatlah wahai malaikatKu, bagaimana telah Aku mudahkan semua baginya, akan tetapi dia pergi dari Ku dan tidur tanpa meninggalkan apa pun. Bila datang waktu Subuh nanti, bangunkan dia, agar dia bermunajat pada Ku, karena Aku merindukan suaranya.

Malaikat : Ya Allah, telah kami bangunkan dia tapi dia kembali tidur.

Allah : Bisikkanlah di telinganya, bahwa Aku setia menantinya.

#menangis

SubhanaaAllah.

Kita sebagai hamba, kita tidak memiliki siapa pun selain Allah. Ketika kita solat, sebenarnya Allah sedang melihat dan memandang kita, seakan tiada hamba lain selain kita bagiNya. Namun, kita lalai seakan kita memiliki ratusan Tuhan yang lain.

Hanya dialog biasa, tentang bagaimana Allah sangat menginginkan pertemuan khas bersama hambaNya.

Muhasabah diri.

Pahami arti cinta sesungguhnya

Mudah bagi seorang manusia untuk berkata tentang cinta. Mudah juga bagi mereka untuk mengucapp lafaz cinta seperti melafazkan A,B,C.

Tetapi, adakah mereka memahami maksud sebenarnya cinta?

Cinta mudah untuk hadir dan cinta juga mudah untuk pergi. Benar, cinta itu datang dan pergi sesuka hati tetapi cinta sejati tak akan pernah pergi dan mati.

Sehari sudah cukup untuk kita merasakan nikmat bercinta tetapi butuh waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk melupakan sakitnya apabila gagal dalam bercinta. Lebih menyakitkan apabila mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya.

Hal yang paling menyedihkan dalam hidup adalah ketika bertemu seseorang yang sangat berarti tetapi akhirnya kita terpaksa melepaskan dia pergi tanpa kerelaan hati.

Ya.

Mungkin Allah maukan kita untuk bertemu dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan cinta sejati. Jadi, akhirnya nanti kita akan bertemu dengan orang yang tepat dan kita akan tahu betapa berharganya anugerah tersebut.

Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lainnya akan terbuka. Tetapi, terkadang kita menatap terlalu lama pada pintu yang telah tertutup itu sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka untuk kita.

Cintailah seseorang yang benar-benar mencintai kita apa adanya.

Jangan terlalu mengharapkan cinta sebagai balasan. Sabarlah, cinta itu akan hadir sendiri dalam hati orang yang kita cintai tersebut. Tetapi jika tidak, pastikan dia tumbuh di dalam hati kamu dahulu.

Jadi, saya berpesan.

Menyayangi seseorang sepenuh hati juga tidak akan pernah menjamin bahwa dia akan menyayangi kita juga.

Jadi, jangan pernah berkata "selamat tinggal", jika kamu masih ingin mencoba. Jangan cepat menyerah, jika kamu merasa masih punya semangat untuk usaha. Jangan pernah berkata kamu tidak menyayangi dia lagi, jika kamu sendiri tidak bisa merelakan dia untuk pergi.

Aku yang berpura-pura atau kamu yang terlalu menahan luka?

Rupanya, berpura-pura tidak semudah yang aku sangka. hati berkata pada diri ini agar bersabar, meskipun dengan cara itu juga ianya akan melukai.

Menurut kata hati ini, bicara tidak akan membuat semuanya menjadi lebih jelas. Jika kata hati ini salah, anggaplah emosi aku yang salah mentafsir kata hati. Pilihan aku sepertinya hanya ada dua; pilih luka dengan menutup mata berpura tidak ada apa-apa atau pilih luka yang hanya membenarkan semuanya.

Dan untuk kali ini, akulah watak utamanya. Ada sedih yang aku pendam rapat-rapat. Ada pedih yang aku genggam erat-erat. Hingga mereka fikir aku adalah gadis yang kuat. Nyatanya tidak. Ada sesuatu di dalam aku; yang perlahan-lahan mulai runtuh. Ada sesuatu di dalam aku; yang perlahan-lahan mulai meretak, dan mungkin sebentar lagi akan hancur. Ada sakit hati yang tertahan dan entah sampai kapan ianya akan bertahan.

Aku tidak pernah menyangka bahwa tidak perlu banyak belajar untuk menjadi watak utama. Cukuplah diberi luka yang bertubi-tubi dan ditambah dengan kesabaran; sebagai topengnya. Lalu, dialog yang meyakinkan serta senyuman plastik yang diukir selebar-lebarnya.

Hebat.

The saddest kind of sad is the sad that tries not to be sad. You know, when sad tries to bite its lip, not cry, smile and go. “No, I’m okay.” That’s when it’s really sad.

Ya, sepertinya aku sudah terbiasa menahan tangis sambil tersenyum manis.

Redha. Biarlah Tuhan yang mengambil alih kerja dalam setiap cerita. Bahagia pasti akan muncul. Ya, aku percaya. Dan aku tahu, buang waktu memendam jika dalam hati tidak boleh memberi kemaafan. Semoga Tuhan memberi kesabaran agar setiap perbuatan aku yang menggores hati, mampu dengan mudah aku rawat pedihnya dengan sendiri.

Aku harap, senantiasa ada maaf yang tidak mengenal garis akhir dan senantiasa ada hikmah untuk segala yang sudah terjadi. Mudah-mudahan, bukan diam yang akan menjadi jawaban. Mudah-mudahan bukan hati lagi yang harus menjadi korban.

Karma yang baik, berkunjunglah kepada hati yang baik.

Terpaksa. . . Selesai

Hari ini tidak ada yang berbeda, harapan masih sama. Jujur, aku masih menginginkan cerita kembali bercerita tapi kamu masih jauh nan di sana yang tetap memberi aku terlalu banyak tanda soal tanpa jawapan.

Bukan tidak pernah aku coba membuka pintu pada yang lain, namun sia-sia jika kuncinya masih ada pada kamu. Boleh atau tidak untuk sekali ini saja, kamu ajarkan aku caranya melarikan diri dari kenangan? Agar aku paham bahwa kenangan memang hanya boleh dianggap sebagai kenangan.

Bukan tidak pernah aku coba menghindar, tapi kamu selalu tiba dan menahan aku untuk keluar. Terkadang aku heran dengan apa yang Tuhan berikan. Jika memang ujungnya kita tidak bersama, mengapa Tuhan masih memberikan ruang yang bernyawa dan menghidupkan harapan untuk bersatu? Hati sudah terlalu sakit diberikan harapan palsu dari hari ke hari. Sakit ya Tuhan.

Mungkin,

Kisah kita yang telah lalu bukan untuk dilupakan, karena aku sudah usahakannya berkali-kali. Lelah. Yang aku ingin, hanya ingin mengikhlaskannya. Yang aku harap, hanya bahagia yang kembali nyata, meskipun harus dilalui tanpa sebuah "kita". Harus kamu fahami juga bahwa menyayangi kamu dari jarak sejauh ini, aku tidak pernah sekali pun menyesal.

Mungkin lebih baik berpecah menjadi dua yang tidak saling berhubungan. Aku benci dengan segala fakta-fakta itu.

Move on itu; susah. Susah ketika otak memaksa sebelah kaki untuk melangkah, tapi hati pula memaksa sebelahnya lagi untuk diam di tempat yang sama. Haih.

Sudahlah wahai hati.

Mungkin memang pada akhirnya harus begini. Kita dipertemukan, diberi kesempatan saling mencipta sebanyak mungkin kenangan, lalu kita dipisahkan. Dipisahkan untuk dipertemukan oleh Tuhan dengan seseorang yang lebih baik lagi nanti.

Sungguh, aku lelah berandai-andai. Maka semoga ini terakhir kalinya aku mengingat kita dengan pahit. Semoga esok aku masih mampu menulis lagi untuk masa depan aku sendiri. Ya, bait demi bait. - Rika Rifatunisa

Terima kasih; karena kamu sudah mengajarkan aku untuk bertahan dari rasa-rasa pahitnya menjadi "kita" .

Selesai.

Ada Begitu Banyak

Hati yang mulai berhenti berharap. Jemari yang enggan lagi berdoa. Telinga yang terlalu kenyang dengan suara dari dalam kotak fikiran sendiri, bahkan dengan janji.
Kaki yang lelah berlari karena hanya berlari di tempat , tidak menuju kemana pun. Air mata yang bosan untuk jatuh dan memilih untuk jadi hati yang ego. Ruang dalam hati juga yang tidak lagi memiliki pintu maaf.
.

"Mereka"; yang tidak ingin sampai ke garis akhir, memilih pergi dan berhenti. Dan mungkin kita termasuk salah satu di antara mereka.

Sudah terlalu lama,

Mata tidak melihat perubahan, lalu mulai salahkan keadaan. Perjalanan yang kita lalui yang tidak kita temui dasar untuk berharap. Hingga akhirnya hati mulai rapuh, kaki pun lumpuh, tidak ada lagi harapan yang masih utuh. Hati yang tidak pernah merasa cukup, ada bibir yang terlalu mudah mengeluh, ada topeng yang senantiasa kita pakai agar tidak ada orang tahu keadaan sebenarnya kita.

Namun, Allah tahu.

Allah tahu sampai ke hati kita yang paling dalam. Perjalanan ini memang berat. Banyak yang kita lalui dan tangisi. Karena itulah kita terlalu lelah, rapuh dan mudah untuk jatuh.

Persoalan mulai memenuhi kepala; Kenapa begini begitu? Kenapa sekarang? Kenapa aku? Kenapa bukan yang lain? Lalu, hati menjadi sakit saat cerita ini tidak terjadi seperti apa yang kita pikirkan.

Sadarlah,

Cerita ini; allah jadikan bukanlah sia-sia. Dari perjalanan inilah kita akan dapat belajar tentang namanya "hikmah".

Cerita ini; bukannya kebetulan tetapi sebuah perjalanan yang dipandu oleh allah. Mungkin kita belum pasti tapi nanti; pasti. Sadarlah, bahwa allah adalah penulis dalam cerita perjalanan kita.

Sudahlah,

Percayalah kepada allah; meskipun seisi dunia tidak bisa dipercaya. Berharaplah; sekalipun tidak ada dasar untuk berharap. Teruslah berdoa; sekalipun kita tidak menemukan jawaban. Lakukanlah apa yang betul di mata allah, bukan yang disenangi mata dunia. Sekalipun hati kita terasa remuk, percayalah; allah sedang menguji kita. Sekalipun banyak masalah yang susah diterima, percayalah; allah ada bersama orang yang sabar.

Ratusan Hari

Ratusan hari sudah kita lewati.

Tidak ada yang terlalu lama atau terlalu cepat. Alhamdulillah, seperti cerita Tuhan untuk kita. Seimbang.

Ratusan hari sudah kita jalani.

Pertama kali kita bertemu, aku yakin cerita Tuhan mulai bekerja untuk kita dengan luar biasa. Ada satu jalan yang dilorongkan untuk kita lalui bersama. Percakapan antara dua mata kita mulai berbicara. Ada alur lincah yang menari untuk membuat kita tetap terjaga dalam kata.

Ratusan hari sudah berlalu dari pandangan.

Namun, doa-doa masih terus dimohonkan untuk sebuah kebahagiaan pada masa depan. Aku bersyukur; kita telah dipertemukan.

Satu hal yang kita harus tahu, kita adalah wasiat sederhana yang telah Tuhan pinjamkan. Wasiat bernama kebahagiaan. Wasiat yang mampu menarik lekuk-lekuk senyum siapapun yang beredar di sekeliling kita.

Setiap hari dalam ratusan hari-hari itu, aku catat berulang-ulang. Ada sesuatu yang belum aku miliki seutuhnya, sudah aku syukuri, namun enggan aku lepaskan; iaitu kamu.

Alhamdulillah.

Ratusan hari telah kita lewati sepanjang cerita hidup ini. Dalam melewati setiap satu puluhan hari itu, aku pernah bermimpi memiliki satu hari; yang tidak pernah habis bersama. Satu hari; yang tidak pernah selesai. Satu hari; yang berkaitan dengan hari-hari lain untuk mengikat kita dalam doa. Menjaga kita dari kecewa. Menghindarkan kita dari luka. Satu hari; yang membebaskan segala rasa takut.

Untuk kita semua,

Mulailah berdoa kepada Tuhan agar setiap hari yang dilewati akan menjadi lebih baik dari hari ke hari. Mulailah jadi yang pertama melakukan segalanya untuk diri. Mulailah segalanya tanpa sebuah akhir. Mulailah di waktu yang tepat, di saat yang Tuhan izinkan. Semuanya akan menjadi baik. InshaaAllah.

Untuk setiap satu dari ratusan hari-hari yang telah kita lewati, aku ucapkan, "TERIMA KASIH." . Semoga Tuhan tetap menjaga kamu untuk aku.

Dahulukan sang pencipta

Pernah patah hati?
Saat seseorang meretakkan hati kita, saat luka menghampiri sudut-sudut hati, saat kecewa mulai meninggalkan kesan di seluruh penjuru, bagaimana rasanya?

Berapa kali kita menangis dan meronta hingga mengusik telingaNya? Berapa kali kita mengadu, tanpa tahu Dia pun sedang disakiti oleh kita.

Saat kita melakukan dosa, mungkin Tuhan juga sepatah hati itu. Berapa kali kita menjadi pameran serta watak utama atas tercipta airmataNya? Kita selalu meminta agar Tuhan tidak melepaskan tanganNya, barangkali kita yang berlari dan membuatNya patah hati. Tapi Dia selalu disini, menunggu untuk kita kembali.

Saat kita mengirimkan pesan rindu, tapi tidak ada balasan, kecewakan kita? Ya, kita pasti menginginkan sebuah 'pertemuan' untuk mengobati rindu yang tercipta. Tuhan itu tidak membenci kita, tapi dosa kita. Mungkin sudah cukup kita memainkan perasaanNya, jika benar kata; kita sayang Dia.

Sebenarnya,

Rindu; bukan hanya perihal lama tidak bertemu, tapi juga ketika dia tidak sedang berada di sisi kita. Mungkin kini, Tuhan juga sedang rindu pada kita. Mungkin sudah terlalu lama Dia menunggu kata-kata atau rangkaian cerita kita dalam sebuah doa. Doa adalah percakapan, latihan komunikasi serta pemusnah rindu kita pada dia dan Dia, secara perlahan. Bukan hanya sebelum tidur, tapi senantiasa, Dia selalu menunggu kita untuk berbicara. Bukan kata-kata manis yang dinilai, tapi isi hati. Saat kamu kita tidak ada yang peduli dan mengerti, Dia senantiasa ada untuk mendengarkan cerita kita. Tapi nyatanya, tidak sedetik pun kita menghampiriNya.

Jangan hanya bertemu dengan Tuhan hanya untuk mengharapkan harapan kita disetujuiNya. Tapi tanyalah apa yang Dia ingin lakukan dalam hidup kita. Bersyukurlah atas segala hal yang telah dilakukanNya. Berterima kasihlah karena Dia adalah satu-satunya yang paling menyayangi kita dengan luar biasa. Lagi-lagi dalam rantaian sebuah doa, bertemulah, berceritalah seperti dua insan yang saling memerlukan antara sama lain.

Cari Tuhan dulu untuk bersujud,
Sebelum cari manusia untuk bersandar.

Kamu; yang di dalam doa

Di sebuah hamparan langit biru milik semesta, berjuta butiran bintang yang menghiasi malam dengan meriah.Cantik. Aku hanya memandangi dari jendela, sambil sesekali mengetuk-ngetuk kaca.

Tentang siapa yang berpesta, aku tidak peduli.
Tapi mengapa harus di malam ini?

Cerita kamu dan aku, dua persimpangan yang berbeda. Mungkin kita hanya akan dipersatukan oleh Tuhan; dengan cara bagaimana kita melantunkan doa kita pada Dia.

Tidak ada yang pernah tahu apa isi doa dari masing-masing, kecuali Tuhan.Begitu rahasia, begitu sederhana. Sedang kita hanya mengimani serta meng'Aamiin'kannya tanpa perlu saling bertanya.

Bukankah sesederhana itu seharusnya?

Bicara tentang kita, aku percaya tentang rencana Tuhan yang luar biasa yang tidak pernah bisa dijangkau oleh akal.

Bicara tentang kamu, ada ucapan syukur untuk setiap doa yang selalu membawa bahagia dan ‘nyawa’ baru untuk hati.

Bicara tentang aku, ada sesuatu yang belum pernah aku ungkapkan sebelumnya; bahwa aku menyadari rasa itu, yang diam-diam merasuk, yang diam-diam mengusik.

Juga benar, ada nama kamu yang aku lafazkan diam-diam dalam doa-doa yang aku mohon kepada Tuhan. Aku hanya tidak ingin terburu-buru, aku hanya tidak ingin mengatur segalanya sesuai rencana aku, kerana bukankah Tuhan lebih mengetahui?

Aku percaya; jika kita ditakdirkan untuk bersama, pasti kamu dan aku tidak akan kemana-mana. Aku percaya; bhawa Tuhan lebih pandai menyatukan dua hati. Aku tidak ingin risau. Aku tidak ingin takut dan resah, karena aku percaya segalanya akan baik-baik saja. Jika aku bisa, kamu pun juga harus bisa, ya?

Aku percaya; jika belum diberikan Tuhan berarti kita belum siap menerimanya. Jadi aku berdoa, agar kita sama-sama dipersiapkan untuk saling memiliki dan saling menyanyangi; hanya karena Dia.

Di balik berjuta butiran bintang di langit, ada doa-doa yang tidak terlihat telah aku lafazkan untuk kamu. Semoga Tuhan mendengar doa aku agar kita memiliki doa yang sama. Semoga di sana, kamu pun juga sedang menyelipkan namaku dalam doamu.

InshaaAllah.

Dari aku,
Gadis yang selalu mendoakanmu.

Untuk Kamu Yang Selalu Ada di Dalam; Doa

Kau ceritakan padaku, tentang mimpi-mimpi yang jauh, teka-teki dan juga masa depan yang masih berupa kemungkinan.

Kita sangat paham bahwa hidup ini bukanlah permainan yang dapat kita ulang sekiranya gagal, tetapi hidup adalah tentang persediaan akan kemungkinan-kemungkinan yang tidak terjangkaukan dengan akal. "Kalau lelah, jangan lupa untuk saling mengingatkan agar kita senatiasa beristirahat dalam pelukan doa.".

Tuhan tidak pernah menjadikan sesuatu perkara bahkan menciptakan alam semesta, dengan sia-sia. Segalanya terencana rapi hingga pada bahagian yang paling sukar sekali pun; tentang "kita", contohnya.

Aku mengatakan kehidupan baru ini sebagai kehidupan untuk aku beristirahat sebab kalau kau tahu, bahwa amat lelah berlari terus menerus mengejar rencana. Begitu lelah berlari berusaha untuk mengalahkan waktu. Aku perlukan istirahat, tidak ada keinginan khusus. Hanya istirahat.

Pada kehidapan lalu, kita bertemu, pada suatu pertemuan yang tidak pernah aku duga. Kita memulai segalanya dengan sebuah pertemuan yang diatur rapi oleh Tuhan serta selingan dengan percakapan ringan.

Aku tahu bahwa banyak pe(rasa)an yang belum jelas aku faham tentang kamu, tapi aku tidak pernah berhenti mencoba. Berselisih pendapat, berdebat, beremosi, bahkan beberapa kali bergaduh pun, kita berhasil laluinya. Tapi tetap lebih banyak membantu dan dorongan, perhatian dan rindu yang saling kita sampaikan.

Dalam sebuah kehidupan lalu, aku ingin mengucapkan terima kasih; telah mengizinkan aku mengenali kamu. Aku juga ingin meminta izin, untuk terus mengenali kamu lagi pada kehidupan baru dengan cara ini; jarak dan waktu yang menjauhkan, juga dalam diam.

Mari menyusun doa, menyusun langkah untuk kembali berjalan dan meneruskan kehidupan agar menjadi lebih baik. Sekali lagi, meskipun kamu sudah mengetahuinya, aku tetap perlu mengingatkan bahwa aku senatiasa mendoakan kamu dari sini.

Demikian.

Sabtu, 02 April 2016

Putriku, cintailah dan setialah dengan suami mu.

putriku...
cintailah, setialah pada suamimu kelak.

lalu, mintalah kepada-Nya, lelaki yang bisa mencinta dan setia hanya pada satu wanita.

bukankah cinta harus adil?
bukankah didalam c(i)nt(a) cuma ada satu "ia" dan tak ada "ia" lainnya.
C(i)nt(a) beda dengan s(i)(a) - s(i)(a)...

suami mu yang kelak menikahimu tidaklah.
Semulia Nabi Muhammad SAW, setakwa Nabi Ibrahim AS, setabah Nabi Isa AS atau Nabi Ayub AS, segagah Nabi Musa AS, setampan Nabi Yusuf AS.

Suami mu hanyalah pria akhir zaman yang bercita-cita menjadi lelaki shaleh, bantulah dia mewujudkannya.

Suami yang kelak menikahimu bukanlah makhluk luar biasa.
Kamulah yang menjadikannya luar biasa.

Pernikahan mengajarkan kewajiban bersama.
Saat suami bagai balita nakal, kamu penuntunnya.
Saat suami menjadi raja, nikmati anggur singgasananya.
Seketika suami menjadi racun, kamu penawar bisanya.
Seandainya suami masinis yang lancang, sabarlah mengingatkannya.

Tentu, engkau putriku, akan bertanya.
"Bagaimana dengan Suami?".

Suami yang baik mesti menyadari, istri yang ia nikahi tidaklah.
Semulia Khadijah RA , Setakwa Aisyah RA, Setabah Fatimah RA.

Istri yang ia nikahi hanyalah wanita akhir zaman yang bercita-cita menjadi wanita shaleha.

Saat istri menjadi tanah, suami langit penaungnya.
Saat istri ladang tanaman, suami pemagarnya.
Istri murid, suami pembimbingnya.
Istri bagai anak kecil, suami tempat bermanjannya.
Istri menjadi,suami teguk sepuasnnya.
seketika istri menjadi racun , suami penawar bisanya.
Seandainya, istri tulang yang bengkok, suami mesti berhati-hati mekuruskannya.

Pernikahan mengajarkan perlunya takwa dan iman, belajar meniti sabar dan ridha.

Karena pasangan kita hanyalah manusia biasa, yang berusaha menjadi shaleh/shalehah.