Senin, 18 April 2016

CERITA GADIS ITU

Siapa tahu, gadis itu yang senantiasa tersenyum riang di khalayak ramai. Namun, kadangkala dia menangis ketika bersendirian. Kelihatan senantiasa bersemangat. Namun, hakikatnya dia yang memerlukan semangat itu. Kelihatan sangat kuat. Namun, hakikatnya dia lemah dan hanya memberikan senyuman palsu untuk menceriakan dirinya.

Siapa tahu, gadis itu yang senantiasa mempunyai masalahnya sendiri. Namun, dalam waktu yang sama dia masih dapat menyelesaikan masalah orang lain, sedangkan diri gadis itu masih punyai masalah yang jauh lebih besar yang belum selesai.

Ya, gadis itu.

Gadis itu juga senantiasa meyakinkan orang lain. Namun, hakikatnya dia yang sedang mencari keyakinan dan kekuatan dalam diri sendiri. Gadis itu senantiasa mencuri waktu untuk bergembira dan mengembirakan hati orang lain walau hatinya sering sakit. Senantiasa menjaga hati manusia lain walau hakikatnya dia sering pendam rasa.

Ya, gadis itu masih lagi mampu mengukir senyuman.

Sering gadis itu mengadu masalahnya pada sang Pencipta, namun tekanan sekeliling membuat gadis itu menangis tanpa sadar.

Gadis itu memerlukan insan untuk mengadu, tetapi aduan itu disalah artikan. Lalu, gadis itu terus menyimpan perasaan itu sehingga dipendam di dalam dasar hatinya sendiri. Pendam hingga terpadam. Itu adalah yang terbaik bagi gadis itu.

Terang itu tidak berarti selamanya terang. Terkadang sepi dan gelap juga akan tetap menghantui kita. Sepi itu datang bukannya sendiri.

Hakikatnya, sepi itu datang dengan berjuta pengharapan dari Tuhan. Tuhan minta kita sujud mengenangkannya. Tuhan minta kita senantiasa ingat padaNya, melebihi ingatan kita pada makhlukNya yang lain.

Siapa saja yang mau mendengar masalah gadis itu?

Tiada siapa pun

Hanya Allah yang setia mendengar rintihan gadis itu.

Karena sesungguhnya Dia adalah sebaik-baik Pendengar. Allah tempat gadis itu berlindung dan bergantung harap. Bukan lagi manusia.

Adakah sampai saat ini, cerita kalian masih sama dengan gadis itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar