Senin, 18 April 2016

Aku yang berpura-pura atau kamu yang terlalu menahan luka?

Rupanya, berpura-pura tidak semudah yang aku sangka. hati berkata pada diri ini agar bersabar, meskipun dengan cara itu juga ianya akan melukai.

Menurut kata hati ini, bicara tidak akan membuat semuanya menjadi lebih jelas. Jika kata hati ini salah, anggaplah emosi aku yang salah mentafsir kata hati. Pilihan aku sepertinya hanya ada dua; pilih luka dengan menutup mata berpura tidak ada apa-apa atau pilih luka yang hanya membenarkan semuanya.

Dan untuk kali ini, akulah watak utamanya. Ada sedih yang aku pendam rapat-rapat. Ada pedih yang aku genggam erat-erat. Hingga mereka fikir aku adalah gadis yang kuat. Nyatanya tidak. Ada sesuatu di dalam aku; yang perlahan-lahan mulai runtuh. Ada sesuatu di dalam aku; yang perlahan-lahan mulai meretak, dan mungkin sebentar lagi akan hancur. Ada sakit hati yang tertahan dan entah sampai kapan ianya akan bertahan.

Aku tidak pernah menyangka bahwa tidak perlu banyak belajar untuk menjadi watak utama. Cukuplah diberi luka yang bertubi-tubi dan ditambah dengan kesabaran; sebagai topengnya. Lalu, dialog yang meyakinkan serta senyuman plastik yang diukir selebar-lebarnya.

Hebat.

The saddest kind of sad is the sad that tries not to be sad. You know, when sad tries to bite its lip, not cry, smile and go. “No, I’m okay.” That’s when it’s really sad.

Ya, sepertinya aku sudah terbiasa menahan tangis sambil tersenyum manis.

Redha. Biarlah Tuhan yang mengambil alih kerja dalam setiap cerita. Bahagia pasti akan muncul. Ya, aku percaya. Dan aku tahu, buang waktu memendam jika dalam hati tidak boleh memberi kemaafan. Semoga Tuhan memberi kesabaran agar setiap perbuatan aku yang menggores hati, mampu dengan mudah aku rawat pedihnya dengan sendiri.

Aku harap, senantiasa ada maaf yang tidak mengenal garis akhir dan senantiasa ada hikmah untuk segala yang sudah terjadi. Mudah-mudahan, bukan diam yang akan menjadi jawaban. Mudah-mudahan bukan hati lagi yang harus menjadi korban.

Karma yang baik, berkunjunglah kepada hati yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar