Senin, 18 April 2016

Untuk Kamu Yang Selalu Ada di Dalam; Doa

Kau ceritakan padaku, tentang mimpi-mimpi yang jauh, teka-teki dan juga masa depan yang masih berupa kemungkinan.

Kita sangat paham bahwa hidup ini bukanlah permainan yang dapat kita ulang sekiranya gagal, tetapi hidup adalah tentang persediaan akan kemungkinan-kemungkinan yang tidak terjangkaukan dengan akal. "Kalau lelah, jangan lupa untuk saling mengingatkan agar kita senatiasa beristirahat dalam pelukan doa.".

Tuhan tidak pernah menjadikan sesuatu perkara bahkan menciptakan alam semesta, dengan sia-sia. Segalanya terencana rapi hingga pada bahagian yang paling sukar sekali pun; tentang "kita", contohnya.

Aku mengatakan kehidupan baru ini sebagai kehidupan untuk aku beristirahat sebab kalau kau tahu, bahwa amat lelah berlari terus menerus mengejar rencana. Begitu lelah berlari berusaha untuk mengalahkan waktu. Aku perlukan istirahat, tidak ada keinginan khusus. Hanya istirahat.

Pada kehidapan lalu, kita bertemu, pada suatu pertemuan yang tidak pernah aku duga. Kita memulai segalanya dengan sebuah pertemuan yang diatur rapi oleh Tuhan serta selingan dengan percakapan ringan.

Aku tahu bahwa banyak pe(rasa)an yang belum jelas aku faham tentang kamu, tapi aku tidak pernah berhenti mencoba. Berselisih pendapat, berdebat, beremosi, bahkan beberapa kali bergaduh pun, kita berhasil laluinya. Tapi tetap lebih banyak membantu dan dorongan, perhatian dan rindu yang saling kita sampaikan.

Dalam sebuah kehidupan lalu, aku ingin mengucapkan terima kasih; telah mengizinkan aku mengenali kamu. Aku juga ingin meminta izin, untuk terus mengenali kamu lagi pada kehidupan baru dengan cara ini; jarak dan waktu yang menjauhkan, juga dalam diam.

Mari menyusun doa, menyusun langkah untuk kembali berjalan dan meneruskan kehidupan agar menjadi lebih baik. Sekali lagi, meskipun kamu sudah mengetahuinya, aku tetap perlu mengingatkan bahwa aku senatiasa mendoakan kamu dari sini.

Demikian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar