Rabu, 30 November 2016

Tugas kita, wahai muslimah

Sekolah tinggimu bukan untuk jadi karyawati, tetapi untuk menjadi madrasah terbaik bagi si buah hati.

Wanita harus pintar, karena kelak kamu akan menjadi teman diskusi bagi suami.

Akan tetapi, janganlah lupa, setinggi apapun pendidikanmu, kamu akan tetap menjadi makmum bagi suami.

Tinggi pendidikanmu bukanlah satu alasan untuk membangkang kepada suami.

Surgamu ada di dalam ridho suami.
Tetaplah menjadi wanita yang mempesona. Bukan sekadar cantik dan pandai. Bukan hanya pintar, namun juga hormat pada suami dan bukan hanya hormat pada suami, namun juga penyayang pada anak.

Yakinlah, karena dengan indahnya pribadimu, surga akan hadir dalam rumah tanggamu.

Perempuan tulus

Aku pernah menitipkan cinta ini pada seseorang, yang pada akhirnya orang itu tak mengindahkan titipanku. Maaf, jika sekarang aku mencintaimu dengan adanya orang-orang sebelum kamu. Tetapi, percayalah, aku mencintaimu tak ada bekas-bekas lalu, semuanya terlihat baru.

Entah apa yang membuatku memilihmu untuk menjadi partner dalam meraih mimpi-mimpiku. Kadang aku bertanya, mengapa kamu? Semesta kadang selucu ini, memberikan misteri-misteri yang jauh dari nalarku. Yang pasti, aku mencintai kamu. Sudah. Begitu saja.

Ada yang perlu kamu tahu, aku hanya punya tulus. Aku perempuan yang paling bisa menunggu. Aku perempuan yang, yasudah ini aku. Jika aku cinta, maka aku akan mencinta dengan baik. Aku perempuan yang mudah sekali menghujani pipi. Aku perempuan yang sulit sekali untuk marah, sebagai gantinya aku malah menyiksa hati, menangis sampai tak hitung hari, tanpa sepengetahuan siapapun, bahkan orang mati. Hingga pada akhirnya, orang sebelum kamu tak kuat dengan ketulusanku. Maka aku ditinggal, tanpa sebab, berulang kali, sakit menghujam hari, belati balapan menyentuh hati, merobek sana sini, duh, aku takut itu terjadi lagi.

Sudah, aku tak bermaksud mengingat masa lalu. Jelas, sekarang kamu, yang paling aku tunggu, dengan rasa yang baru dan catatan bahagia yang mengharu. Kamu, bagian rencana bahagiaku.

Para Perindu

Begini, perindu itu banyak macamnya. Ada yang memilih diam, ada yang memilih pecicilan, ada yang memilih, yasudah aku berdoa saja. Tetapi berapapun jenisnya, ia tetap sama. Rindu. Dan itu begitu candu.

Kamu pernah menangis tetapi tak keluar air mata? Itu lebih sesak, lebih hancur rasanya. Ada yang terluka, tetapi ia takut bicara. Sebab rindu barangkali menemukan hampa.

Duh, Tuhan.
Tolong pegangi para hati perindu, jangan buat rindunya menemukan jalan buntu, biarlah semakin hari semakin candu, asal rindunya menemukan jalan yang paling syahdu. Sekali lagi, ia hanya merindu. Buatlah semuanya baik-baik saja, meski ia tahu rindunya harus melawan waktu.

Padamu.

Padamu, kupikir tak bisa jatuh cinta.

Ternyata semudah aku menatapmu. Aku luruh utuh pada matamu yang teduh.

Padamu, kupikir hanya sebentar.

Ternyata sampai sekarang, gerak jarum jam yang gesit masih kunamai cinta.

Padamu, kupikir puisiku tak bertuan.

Ternyata kamu nyawa setiap napas dan debar dalam sajak-sajakku yang biasa.

Padamu, aku ingin mencintaimu saja.

Terima kasih,

Dengan saya, kamu.

Dengan saya kamu tidak boleh kekurangan makanan, apalagi kekurangan kasih sayang. Tidak apa, kan, jika saya sedang sakit, kamu yang masak?

Dengan saya kamu tidak boleh sakit. Setiap pagi saya akan buatkan kopi, tidak lupa saya beri puisi.

Dengan saya kamu tidak boleh kedinginan. Jika selimut masih dijemur, saya bersedia memelukmu erat, lekat.

Tetapi tuan,
Dengan saya, kamu maukah tetap menemani langkah yang lebih dari selamanya?

Dengan saya, kamu siapkah tetap menemani dalam masalah sesulit apapun?

Dengan saya, kamu bersediakah tetap mengingatkan bahwa Tuhan selalu ada?

Kamu seperti hal keharusan yang saya cintai setiap hari.

Kamu seperti sarapan wajib yang harus saya temui.

Kamu sudah menjadi rindu yang harus saya tuai setiap detik.

Dengan saya,
Kamu tidak akan bosan.

Dengan saya,
Kamu akan selalu saya cinta.

Dengan saya,
Mari bangun surga bersama.

Hukum gossen 1

Eh, kamu sudah tidur belum? Sudah? Jika sudah, izinkan saya menulis tentangmu, ya.

Jadi begini,
Ini sudah pukul waktunya tidur bagi saya. Tetapi ada yang menunda kantuk, ada yang harus saya tulis malam ini. Dada terasa kupu-kupu yang menggelitik, ia terbang ke sana ke mari, bahkan ke sudut bagian terpojok sekalipun. Ada fakta yang harus saya sampaikan, bahwa dalam posisi tidak ada obrolan, saya sungguh enggan untuk pergi. Entah apa itu, yang jelas, berbincang denganmu, saya selalu ingin berlama-lama. .
.
Kamu tahu hukum gossen 1, kan? .
.
“Jika pemuas terhadap suatu benda berlangsung terus-menerus, maka mula-mula kepuasan mencapai titik tertinggi. Namun makin lama akan makin menurun hingga mencapai titik nol.” .
.
Saya rasa, hukum itu tak berlaku dalam perihal mencintaimu. Kamu tak sekadar membuat saya bisa mencintai diri sendiri, tetapi saya bisa mencintai sekaligus -- asal bersamamu. Mencintaimu, menyayangimu, merinduimu, saya tak menemukan titik jenuh seperti apa yang hukum gossen 1 bilang.

Kamu tahu jatuh itu sakit, kan? Saya rasa, jatuh itu sakit tak berlaku dalam kehidupan saya. Sebut saja, jatuh cinta. Iya, jatuh cinta padamu. Jatuh yang seperti ini, membuat saya enggan untuk bangun, karena jatuh ini sebaik-baiknya saya jatuh. Ah, kamu mengerti, kan, saya menulis apa? Intinya, saya betah jatuh -- cinta. Dan saya ketagihan.

Seperti malam ini,
Berlama-lama denganmu dalam pikiran lebih menyenangkan dibanding tidur. Mematut-matut rindu dalam benak, merawat cinta dalam kalbu, menulis keabadianmu, ini lebih dari bahagia. Kepadamu; saya sulit melirik yang lain. Eh, saya menjadikanmu satu dan hanya satu hehehe.

Entah, bagaimana denganmu?

Berbahagialah selalu dan selamanya,

Ternyata aku tak membutuhkan itu.

Kata orang, untuk menjadi dekat harus menatap muka terlebih dahulu. Kata orang, untuk saling memahami harus bersua lebih lama terlebih dahulu. Nyatanya tidak. Rindu berperan lebih dulu sebelum kita tahu nama masing-masing. Benar, kan?

We talk to each other through messages or via social media lainnya like we talk dalam satu atap. Komunikasi terjadi sangat intens. Apapun dibagi, peristiwa-peristiwa pada hari itu serta pengalaman hidup yang tanpa sadar membentuk pribadi kita lebih baik dan lebih baik lagi.

Kamu tahu? Aku sangat bersyukur pernah diserang wabah kesedihan yang teramat. Jika tidak begitu, mungkin kita tidak akan pernah bertemu. Tuhan menyenangkan, ya. Lebih dari baik. Tuhan menghadirkan kita ketika reruntuhan jatuh menimpa begitu tega. Semesta memberikan pertemuan ini tanpa kita duga sebelumnya dan aku betah, tidak ingin minggat semili pun.

Padamu, aku tidak akan mengutuk jarak. Sebab jika kita terlalu sering menatap, mungkin bosan akan bertamu. Jelas aku akan selalu bersyukur apa yang sudah Tuhan beri. Bukankah Tuhan telah berjanji, jika kita bersyukur maka nikmat akan datang berhambur.

Selamat sayang, sore

Sabtu, 12 November 2016

Cerita IBNU MAS'UD Radhiyallaahu'anhu

Sering baca & dengar nama beliau tapi baru tau keistimewaan beliau tadi siang. Faktanya diri ini butuh tau semua kisah2 Nabi & Rasul dan para sahabatnya Radhiyallahu anhu.
_
Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Al-Hudzali. Kunyah beliau adalah Abu Abdurrahman. Beliau sering digelari “Ibnu Ummi Abd”.
_
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda tentang Ibnu Mas’ud, “Barangsiapa yang ingin membaca Alquran, asli sebagaimana ketika diturunkan, maka bacalah sebagaimana cara membaca Ibnu Ummi Abd (Ibnu Mas’ud).” (HR. Ahmad no. 35; dinyatakan sahih oleh Syuaib Al-Arnauth)
_
Di antara keistimewaan beliau yang lain, beliau merupakan sahabat yang selalu melayani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau siapkan sendal, air wudu, dan bantal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
_
Sampai-sampai, Abu Musa Al-Asy’ari mengatakan, “Aku dan adikku datang dari Yaman. Kemudian, (kami) datang untuk tinggal bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kami mengira Ibnu Mas’ud termasuk keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena seringnya beliau dan ibunya keluar masuk rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
_
Saking seringnya beliau berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Hudzaifah mengatakan, “Saya tidak melihat seseorang yang gerak-gerik dan tingkah lakunya lebih mirip dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam daripada Ibnu Ummi Abd.”
_
Beliau juga terkenal dengan waro' dan tawadhunya.. Maa Syaa Allah
_
Masih ada lagi keistimewaan beliau diantaranya beliau lah yg mengeksekusi terakhir untuk membunuh Abu jahl. Beliau selalu ikut berperang bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam & bertanggung jawab atas ghanimah.
_
Yg lebih bikin hati melow adalah beliau yg pertama membaca Al qur'an dihadapan Quraisy sampai2 beliau dipukuli tapi apa kata beliau setelah diperlakukan begitu,
_
Beliau bilang kpd Nabi juga kpd sahabat yg lain saat itu : kalau kalian mau aku bisa melakukan itu lagi besok.
_
Kan, Maa Syaa Allah
(segitu aja yg diinget dari kajian Ustadz Khalid dan anjuran dari beliau sebelum tidur paling nggak baca 1 kisah dari kisah2 para Nabi & Rasul dan para sahabatnya)

Senin, 07 November 2016

Sifat yang harus dijauhi seorang istri.

Al - Anaanah.

Banyak keluh kesah. Selalu merasa tak cukup apapun keadaannya. Terlebih lagi bila hidup susah. Jauh dari rasa syukur.

Al-Manaanah.

Suka mengungkit-ngungkit hal yang negatif pada diri suami atau orang lain. Terlebih lagi bila sang suami melalukan kesalahan. Satu kesalahan dia akan mengucapkan seribu kesalahan lainnya. Bahkan dia tega menceritakannya pada orang lain.

Al -Hunaana.

Menginginkan suami yang lain. Suka membandingkan suami sendiri dengan orang lain. Tidak mensyukuri suami sendiri dan suka berandai-andai "Andai suami saya seperti orang itu dan itu." termasuk juga lebih cinta/ngefans pada artis ketimbang suaminya.

Al- Hudaaqah

Suka memaksa pada suami jika menginginkan sesuatu. Tak melihat lagi  situasi dan kemampuan sang suami. Jika tak dipenuhi dia akan mengancam suaminya dengan berbagai ancaman.

Al-Hulaaqa.

Sibuk memanjakan dirinya sendiri. Suka bersolek dan santai sehingga melupakan kewajibannya sebagai istri, seperti kewajiban pada suami, mengurus anak, memasak, sholat dll.

As-Salaaqah.

Bergosip adalah penyakit yang banyak dijangkit para wanita. Padahal islam melarangnya.

Demikianlan sifat-sifat tercela yang patut diwaspadai. dan semoga kita semua terhindar dari sifat demikian khususnya para istri dan calon istri. Aamiin.

ISTIGFAR YANG AJAIB

Seorang wanita berkisah (dalam buku Menjadi Wanita Paling Bahagia karya Syaikh Aidh Al Qarni): Suamiku meninggal dunia saat aku berumur tiga puluh tahun. Waktu itu, aku terlah dikaruniai lima orang anak. Tak ayal, dunia pun terasa gelap gulita di mataku: dari hari kehari aku hanya bisa menangis seraya meratapi nasibku hingga kering airmataku. Aku semakin putus asa dan hari-hariku terus diliputi oleh kesedihan, kegundahan dan kecemasan. Apalagi, bila aku mengingat kelima anak-anakku yang masih kecil-kecil, sedang diriku sama sekali tidak memiliki pendapatan yang memadai untuk hidup mereka. Akhirnya, aku pun menjual sedikit demi sedikit harta peninggalan suamiku yang tak seberapa.

Syahdan, suatu hari aku menyendiri di kamar sambil mendengarkan siaran al Qur’an dan ceramah dari sebuah radio transistor. Lalu, terdengarlah olehku seorang syaikh menuturkan, “Barangsiapa memperbanyak istighfar, maka Allah akan mengusir segala kesedihan yang menghantuinya dan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan yang menghimpitnya.” Sejak mendengar ceramah itu, aku terus memperbanyak istighfar. Demikian juga dengan anak-anakku: aku perintahkan mereka untuk melakukan hal yang sama. Tak disangka, enam bulan kemudian sebuah proyek besar membutuhkan sebagian tanah kami dan siap memberi ganti rugi berjuta-juta.

Bersamaan dengan itu, anakku yang pertama berhasil menjadi pelajar teladan di kota kami. Bahkan, ia sudah hafal al Qur’an dengan sempurna dan mendapat undangan pengajian di masyarakatku. Singkat cerita, sejak hari itu rumah kami serasa dipenuhi dengan anugerah: hidup kami lebih nyaman dan sejahtera dan Allah menjadikan putra-putriku sebagi orang-orang yang sukses dan saleh. Demikianlah: kesediham, kecemasan, kerisauan, dan kegelisahan pun sirna dariku. Dan akhirnya, aku pun menjadi wanita paling bahagia. .

Minggu, 06 November 2016

ISTRI YANG PALING MANIS

Istri yang Paling Manis!

Istri yang paling manis,
Siapakah dia istri yang paling manis?

Bukan yang di wajahnya tertempel madu.
Atau di lidahnya ada bekas gulali.

Istri yang setia,
Dialah istri yang paling manis.

Hanya nasi berlauk kerupuk?
Dia tak mengeluh.

Hanya rumah bermodal ngontrak?
Dia tak mengeluh.

Hanya setelan baju secukupnya?
Dia tak mengeluh.

Tanpa mesin cuci dan kulkas?
Dia tak mengeluh.

Tanpa AC dan kendaraan mewah?
Dia tak mengeluh.

Bila suaminya hanya mampu memberi sesuai kemampuannya,
Istri yang manis tak ‘kan mengeluh.

Istri yang manis,
Menyemangati,
Menghibur,
Mendukung,
Mendoakan.
Maukah Anda semanis Khadijah?

Sampai kematian pun tak membuat Rasulullah lupa betapa indahnya kenangan bersama Khadijah. "Allah belum pernah menggantikan yang lebih baik darinya.
Dirinya telah beriman kepadaku, tatkala manusia mengingkariku.
Dia mempercayaiku, ketika orang lain mendustakanku.
Dirinya telah mengorbankan seluruh hartanya, manakala orang lain mencegahnya dariku.
Dan dengannya Allahu memberiku rezeki anak, tatkala hal itu tidak diberikan pada istri-istriku yang lainnya." (HR Ahmad, 41:356, no. 24864) ***
.
�� Athirah Mustadjab

Kamis, 27 Oktober 2016

Kamu Tak Perlu Menjelaskan

Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu belum mau sholat awal waktu
Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu merasa belum mau membaca Quran
Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu merasa tidak perlu belajar agama
Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu belum mau menutup aurat
Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu mendukung segala macam emansipasi wanita yg membuatmu justru diperbudak dunia
Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu mendukung segala teori-teori kebablasan yang mengundang murka Allaah hanya supaya diterima di muka bumi ini oleh orang-orang yang mungkin kelak tak bisa menolongmu sedikitpun di akhirat
Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu tidak suka ayat ini dan itu, tak suka aturan Allaah yang ini dan itu

Kamu tak perlu menjelaskan itu semua KEPADAKU.

Karena kewajibanku hanya menyampaikan.
Karena kewajibanku hanya menyebarkan kebaikan.
Jelaskanlah semua itu kelak kepada RABBmu ️

Rabu, 26 Oktober 2016

Berhijablah, walau hati belum siap

Sahabatku, perbaikilah pakaianmu walau belum dengan sholatmu.
Tutuplah auratmu , meski sholatmu masih belum sempurna
Berhijablah sesuai syariat, walau hati belum engkau siap. . .

Karena berhijab sesuai syariat itu adalah perintah yang hukumnya wajib dan harus engkau laksanakan. Perkara ibadah yang masih belum sempurna,
Perkara lisan yang belum sempurna,
Perkara hati yang masih memiliki sifat iri. Insha Allah akan hilang sendirinya ketika pakaianmu telah engkau perbaiki. . .

Pandai lah Memilih Teman

��Bismillahirrahmanirrahim��
. .

Kita bahkan tidak pernah dilarang berteman dengan siapapun, kita bebas dalam berteman. Hanya saja ada satu hal yang perlu kamu tahu.
Bahwa, kita harus pandai dalam menyikapi teman, harus pandai dalam mengkondisikan pertemanan, dan harus pandai dalam memilih mana yang baik dan mana yang buruk. . .

Bebas berteman bukan berarti bebas melakukan apapun. Termasuk melakukan kegiatan yang tidak baik seperti yang dilakukan teman. Bila perlu ajak temanmu untuk selalu mengingat Allah.
. . .

Banyak sekali sahabat - sahabat kita yang salah pilih teman sehingga mereka masuk dalam kemaksiatan.
Ibarat berteman dengan tukang minyak wangi, maka kita akan terkena wanginya.
dan, Ibarat berteman dengan pandai besi maka kita akan terkena gosongnya.
Bijak dalam memilih teman ya sahabat.

Jodoh Atau Kematian?

Aku hanya perlu berproses bersama waktu.
Detik
Menit.
Jam.
Hari.
Minggu.
Bulan.
Tahun.
Begitu saja.
Ku lalui dengan caraku sendiri.

Ada air mata.
Ada semangat.
Berulang-ulang itu terjadi.
Hingga tujuanku telah sampai pada inginnya.
Ingin tuk melupakanmu walau pada awalnya aku enggan melakukannya.
Mustahil jika aku bisa mewujudkannya.

Bukannya aku tak percaya dengan hasil dari segala usaha.
Namun, menyerah itu jauh lebih baik.
Apa lagi jika berusaha pada takdir yang masih menjadi tanda tanya dariNya.
Sebab, aku juga manusia biasa.
Yang tak akan pernah tahu menahu.
Siapakah yang akan datang lebih awal?
Jodohkah?
Atau.
Kematian?

Karena, setiap aku memikirkan tentangmu.
Yang memaksa ku tuk bermimpi jikalau Allah menyatukan kita.
Aku seperti menjauh dariNya.
Entah karena aku menjadi lupa.
Atau aku terlalu melebih-lebihkan dirimu yang masih menjadi sekedar harapan semu.

Namun, jika aku memikirkan tentang kematian?
Bisa saja dengan waktu yang singkat tanpa perlu proses apapun.
Aku dapat melupakan dunia ku termasuk dirimu.
Fokus pada satu tujuan yaitu kepadaNya.

Sayang, aku manusia yang masih saja lalai untuk berfikir.
Dan kadang aku harus membuka pandanganku tuk kesekian kalinya.
Bahwa aku sedang bermimpi terlalu jauh.
Hingga lupa bahwa aku sedang larut didalamnya padahal pada kenyataannya takdirku belum tentu menyatu dengan dirimu.

Where Are You?

Dimana?
Dimana dirimu disaat aku membutuhkanmu?
Dimana dirimu disaat aku mencarimu?
Kau menghilang disaat aku merasa sendiri.
Justru, kau hadir disaat aku tak menginginkan keberadaan mu.

Apakah kau marah?
Apakah kau kecewa?
Atas apa yang ku lakukan di hari kemarin?
Katakan kepadaku.
Jangan membuatku terdiam.
Lalu membuatku bertanya-tanya hingga saat ini.

Jawablah.
Aku tak ingin menyesal dengan keinginanku.
Dan aku juga tak ingin kembali jika aku terjebak pada keadaan yang sama tuk kesekian kalinya.

Kau tahu mengapa aku harus menjauh?
Kau tahu mengapa aku harus menghindar?
Kau tahu mengapa ini semua harus terjadi?
Karena aku sadar.
Aku mulai merasa nyaman jika kau selalu ada untuk ku.

Yang ku takutkan jika itu telah hadir di hatiku adalah bagaimana caranya agar aku bisa melupakan rasa itu serta dirimu?
Mungkin aku ini seseorang yang paling aneh.
Namun percayalah.
Aku juga tak ingin menjadi seperti ini.
Ketika jatuh hati pada seseorang.
Justru lebih memilih tuk melupakan dibanding mempertahankan.

Namun, keyakinanku padaNya untuk lebih berhati-hati menanggapi rasa.
Maka dari itu aku melakukannya.
Seolah-olah aku terus berlari.
Walau harus tersandung karenanya.
Tapi aku lebih tersiksa jika harus merasakannya dengan harapan yang belum pasti dalam waktu yang sangat lama.

23:32WITA

Jodoh Atau Kematian?

Aku hanya perlu berproses bersama waktu.
Detik
Menit.
Jam.
Hari.
Minggu.
Bulan.
Tahun.
Begitu saja.
Ku lalui dengan caraku sendiri.

Ada air mata.
Ada semangat.
Berulang-ulang itu terjadi.
Hingga tujuanku telah sampai pada inginnya.
Ingin tuk melupakanmu walau pada awalnya aku enggan melakukannya.
Mustahil jika aku bisa mewujudkannya.

Bukannya aku tak percaya dengan hasil dari segala usaha.
Namun, menyerah itu jauh lebih baik.
Apa lagi jika berusaha pada takdir yang masih menjadi tanda tanya dariNya.
Sebab, aku juga manusia biasa.
Yang tak akan pernah tahu menahu.
Siapakah yang akan datang lebih awal?
Jodohkah?
Atau.
Kematian?

Karena, setiap aku memikirkan tentangmu.
Yang memaksa ku tuk bermimpi jikalau Allah menyatukan kita.
Aku seperti menjauh dariNya.
Entah karena aku menjadi lupa.
Atau aku terlalu melebih-lebihkan dirimu yang masih menjadi sekedar harapan semu.

Namun, jika aku memikirkan tentang kematian?
Bisa saja dengan waktu yang singkat tanpa perlu proses apapun.
Aku dapat melupakan dunia ku termasuk dirimu.
Fokus pada satu tujuan yaitu kepadaNya.

Sayang, aku manusia yang masih saja lalai untuk berfikir.
Dan kadang aku harus membuka pandanganku tuk kesekian kalinya.
Bahwa aku sedang bermimpi terlalu jauh.
Hingga lupa bahwa aku sedang larut didalamnya padahal pada kenyataannya takdirku belum tentu menyatu dengan dirimu.

Menyendiri

Dengan menyendiri.

Aku dapat mengetahui.
Bagaimana rasanya ditinggalkan.
Bagaimana rasanya kehilangan.
Bagaimana rasanya bergelut dengan rindu yang tak pernah disangka-sangka.
Semua itu adalah hal yang hanya membuat diriku terluka.

Walaupun ada engkau yang hadir dihadapanku.
Bercerita tentang hal-hal diluar sana yang mungkin kau akan menganggap bahwa aku sedang mendengarkannya.
Apa yang kau lakukan itu.
Semuanya sia-sia.
Aku masih belum bisa beradaptasi dengan keramaian.

Keramaian yang menurut mereka itu adalah suatu cara untuk keluar dari zona menyendiri.
Namun bagiku.
Aku tetap sama.
Rasa sepi itu masih ada untukku.

Jika aku sedang diam.
Bukan berarti aku baik-baik saja.
Jika aku sedang tersenyum.
Bukan berarti aku merasa bahagia.
Jika aku sedang menutup mata.
Bukan berarti aku ingin tertidur.
Jika aku sedang mengeluarkan air mata?

Itu sudah jelas.
Aku sudah terlalu jatuh dalam ruang yang begitu sunyi.
Aku seketika tuli.
Bisu.
Buta.
Bahkan menjadi batu.

Dengan menyendiri.
Aku sudah lupa apa itu cinta.
Yang mereka katakan cinta dapat membuat hati bergetar saat merasakannya.
Aku ingin tertawa saat membahas tentang cinta terhadap hambaNya.

Bagaimana definisi cinta dari orang-orang yang masih terjebak dengan statusnya yang tak akan pernah dimaklumi olehNya.
Aku juga merasa hidupku begitu penuh dengan hal-hal yang menurut mereka diriku begitu aneh.
Yang sudah terlalu merasa hidup ini hanya diduduki oleh diriku seorang.

Tetapi mereka terlalu cepat mengambil sebuah pendapat akan diriku.
Justru, aku menganggap dengan apa yang ku lakukan ini.
Adalah sebuah cara untuk menggapai apa itu bahagia yang sebenarnya.

Maka, biarkan aku menetap dengan kesendirian.
Yang telah membuatku begitu betah.
Untuk hidup dengan cara yang seadanya.
Karena aku masih yakin.
Bahwa ada DIA yang tak akan meninggalkanku untuk terus menyendiri.

Karena Aku Pernah Terluka

Mengapa kau datang?
Disaat aku tak mengharapkan kehadiranmu.
Mengapa kau datang?
Disaat aku tak menginginkan keberadaanmu.
Mengapa kau datang?
Disaat aku telah berusaha melupakan mu.

Mengapa?
Aku telah berusaha untuk berlari dari duniamu.
Aku telah berusaha untuk menghilang dari kehidupanmu.
Aku telah berusaha untuk melenyapkan segala tentangmu dari kehidupanku.

Apa belum cukup?
Aku merasa terluka.
Apa belum cukup?
Aku merasa tersiksa.
Apa belum cukup?
Aku merasa tersakiti?

Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?
Jika kau hanya membuatku tuk mengeluarkan air mata.
Kadang aku bingung.
Harus menyalahkan siapa dibalik peristiwa yang tak ingin ku ulang kembali.

Ketika aku menyalahkan dirimu.
Seketika aku juga menyalahkan diriku.
Tapi aku masih percaya dengan takdir.
Maka aku lebih baik anggap semua ini sebagai takdir.
Yang mesti ku lalui.
Dan ku ambil sebagai pelajaran dibaliknya.

Meskipun ada duka yang ku rasakan.
Karena harus menerima perihnya dibalik melepaskan dirimu.
Yang tak mengenal waktu.
Namun siap membangun rasa sakit didalam hati.
Dan ku sebut itu sebagai, rindu.

Ini memang sulit.
Melawan segala kebiasaanku agar tak lagi mengingatmu.
Aneh?
Beginilah kiranya proses untuk mengikhlaskan rasa.
Rasa yang masih menjadi tanda tanya.
Karena rasa ini hadir membayang-bayangi.
Dan kadang membuatku terlalu jauh.
Hingga lupa, bahwa sesungguhnya aku sedang berperang dengan mimpiku untuk memilikimu.

01:37AM.WITA

HUJAN

Hujan.
Suaranya seperti membisikkan sesuatu kepada diriku.
Apakah itu tentang kenangan atau kisah dibalik hujan? akupun tak tahu dan tak begitu paham.

Hujan.
Kadang menjadi kawanku tuk menyendiri, aku bisa mengingat jelas siapa diriku saat ini. Aku,
Hanya seseorang yang selalu mengharapkan cinta bahkan tuk membuktikan rasa itu tak pernah aku lakukan, pecundang? Iya, mungkin inilah diriku.

Hujan.
Aku kini sangat lemah.
Bisakah kau menjadi saksi?
Ini bukan tentang aku memang sangat rapuh, namun ada yang lain. Rasa ini membuatku mendekat pada rasa putus asa sebagai manusia biasa.

Hujan.
Lihatlah.
Sampai kapan aku menahan rasa sesak di dada ini? Sedangkan untuk menghapus rasa cinta itu tak semudah dirimu yang mampu menghapus debu secepat mungkin.

Hujan.
Bisakah kau ada disaat aku tak merasa sedih seperti hari ini?
Bisakah kau menjadi alasanku untuk tersenyum?
Dan bisakah kau menjadi kawan sejatiku saat tidak ada yang bisa peduli pada diriku?

Hujan.
Aku tak menyembahmu.
Aku tak ingin memandangmu sebagai Tuhan selain penciptamu.
Namun, aku ingin kau menjadi bukti, bahwa Allah tak pernah meninggalkan ku sendiri walau aku sedang berusaha bangkit dari keterpurukan berkat mencintai seseorang yang bukan pada waktunya.

Dakwah Itu

Pernah tidak menemukan sebuah kesalahan yang menurut kita itu sudah fatal karena berhubungan dengan syariat dalam Islam?
Dan, pada akhirnya kita turun tangan untuk memberi nasehat namun pada akhirnya mendapat respon yang tertolak?

Jadinya kita mau emosi sendiri.
Marah sendiri.
Nyinyir sendiri.
Pokoknya serba sendiri.
(Dasar jomblo). Nah, intinya bukan membahas tentang jomblo. Tapi yang lebih dilakukan sehari-hari yaitu dakwah.

Mengapa dakwah tertolak?
Yah, seperti itulah kiranya pertanyaan yang sering timbul didalam hati ketika kita merasa gagal untuk merubah seseorang menjadi lebih baik.
Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi alasan mengapa terjadi seperti demikian.

Mungkin karena faktor masih belum paham betul dengan apa yang semestinya dan wajib kita jalani sebagai seorang hambaNya yang beragama Islam rahmatan lil 'Alamin?
Atau cara penyampaian kita yang menurutnya kurang bisa cepat tanggap dan menerima tiap-tiap nasehat yang kita sampaikan?

Yah, hanya Allah yang mengetahui.
Adapun adab-adab menyampaikan atau berdakwah yang in syaa Allah dapat diterima oleh kalangan yang menurut kita sangat membutuhkan sebuah ajaran dari kita meskipun ilmu yang kita miliki belum sempurna.
yang pastinya ada landasan yang sudah tertera didalam al Qur'an dan hadist.
Bukan dari katanya kata si pembuat kata.

Bagaimana caranya?
Sampaikanlah dakwah itu dengan tutur kata yang sopan.
Tidak menjudge.
Tidak menyinggung kalangan tertentu.
Dan pastinya ikhlas lah dalam menyampaikan.

Jikalau dakwah kita masih tertolak.
Tak ada senjata yang lebih ampun selain medo'akannya.
Agar hati selalu terbuka dan mudah untuk menggapai hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta'Ala.
Dakwah.
Dakwah itu kadang dibilang nyinyir, kadang dibilang bercerita belaka, kadang dan kadang. Tapi semua itu karena ada rasa sayang dibaliknya. Percayalah.
Jadi, kalau ada yang senang mendakwahimu maka boleh jadi dia mencintaimu.
Bergembiralah.
Sebab dakwah itu penuh dengan kasih dan sayang sesama ummatNya.

Semoga postingan ini bermanfaat untuk para aktifis dakwah dimanapun berada.
Termasuk kamu.
Iya.
Kamu.
Calon satu shaf dihadapanku kelak.
(Hehee)

Akhir kata,
Wassalamu 'Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

RINDU

Rindu.
Aku tak memaksanya untuk hadir.
Namun, ketika tiba saatnya aku merasakannya?
Ada luka.
Ada derita.
Ada air mata.
Hingga lupa, dimana letak kebahagiaan saat aku merindu?

Tentangmu.
Yang telah berusaha mengetuk pintu hatiku.
Walau aku tak tahu.
Apa ini hanya sekedar sandiwara ataukah keseriusan yang justru membawaku ke bahligai kebahagiaan?
Aku ingin semuanya bukanlah ujian untukku.
Untuk hatiku yang telah lama tersakiti oleh harapan.

Tetapi, semenjak aku telah ceroboh.
Melakukan hal yang seharusnya tak terjadi.
Aku kehilangan jejak dimana aku harus mencari kabarmu.
Walau aku memahami posisiku ini belum mengizinkanku untuk menghantarkan isi hatiku yang kini mulai mengkhawatirkan dirimu.
Ini mungkin rindu.
Jika memang benar ini ada untukmu?
Aku masih belum berani dan yakin.
Karena aku baru saja merasa bebas dari jangkauanmu.

Aku telah mencoba menjadi seperti yang seharusnya.
Dimana aku harus memandangi bagaimana cara merindu yang semestinya?
Aku tahu ini hanya langkah agar aku bisa percaya diri ketika aku betul-betul bisa melangkahkan kaki seorang diri.
Tanpa seseorang yang ingin menggenggam tanganku untuk menemani tiap waktu yang kadang tak begitu mengerti dengan impianku.

Aku sadar.
Berkat rindu.
Kesiapanku untuk merasakannya.
Harus diuji.
Tak peduli seberapa besar aku tertatih untuk itu.
Namun, ketika aku menyerah?
Mungkin aku telah terbangun dari proses penyiksaan yang tak tahu kapan ia kembali untuk membawa luka.
Yang jelas, akan ada kecemburuan dariNya.
Dan aku belum siap kehilangan segala nikmatNya hanya karena aku merasakan rindu yang terlalu larut di dalamnya.

Ku coba untuk lebih bersabar.
Bersabar untuk merindukanmu entah aku harus melakukannya seperti apa.
Merindukanmu sewajarnya?
Ataukah.
Melanjutkan segalanya yang terlanjur ku lewati tanpa ada sangkut paut darimu?
Jujur, ini terlalu rumit.
Tapi tak serumit saat aku merindukanmu.
Maafkan aku jika rindu ini pernah menyeret namamu di dalam untaian do'aku.

Aku pergi.

Senin, 24 Oktober 2016

SALAH SANGKA TENTANG PERSAHABATAN

Oleh: Ust. Firanda Andirja

Persahabatan tidak mengharuskan sahabatmu tidak boleh salah kepadamu. Sahabatmu –sebagaimana dirimu- pasti punya kekurangan dan kesalahan, bahkan bisa jadi berbuat salah kepadamu. .
Pepatah berkata: تُرِيْدُ صَاحِبًا لاَ عَيْبَ فِيْهِ …فَهَلِ الْعُوْدُ يَفُوْحُ بِلاَ دُخَانِ .
.
“Kau menghendaki seorang sahabat yang tidak ada kekurangannya?… Apakah ada kayu gaharu yang mengeluarkan bau wangi tanpa asap?? Persahabatan tidaklah mengharuskan engkau harus terus berada bersamanya dan menghabiskan waktumu bersamanya, sehingga akhirnya waktu untuk suamimu/istrimu, anakmu, kerabatmu, dan untuk Robmu akhirnya terkorbankan. Justru jika sering bertemu akan menghilangkan/memudarkan rasa cinta dan rindu, berbeda jika tidak keseringan bertemu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا “Kunjungilah jangan keseringan maka akan menambah kecintaanmu” (HR At-Thabrani dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Persahabatan tidaklah mengharuskan sahabatmu tidak boleh dekat dengan selainmu. Ia boleh mencari sahabat selainmu. Sebagian orang jika telah mengambil sahabat, seakan-akan sahabatnya itu hanya miliknya saja, dan tidak boleh dekat dengan orang lain

Persahabatan tidaklah mengharuskan sahabatmu menceritakan seluruh permasalahannya padamu

Persahabatan tidaklah mengharuskan engkau harus mengetahui seluruh rahasia sahabatmu. Karenanya jika engkau bertanya sesuatu kepadanya lantas ia terasa berat atau menghindar untuk menjawab maka janganlah engkau mengejarnya dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Sikapnya tersebut menunjukan ia tidak ingin engkau mengetahui permasalahan dan rahasianya tersebut.

Dan yg terpenting adalah, perlakukan lah sahabat-sahabat kita sebagaimana haknya.

Jumat, 21 Oktober 2016

Dear, Mas

Dear, Mas..
__________
Dari: adek
Buat: mas
__________

Adek mau curhat dikit, Mas..
Jangan bilang siapa-siapa, ya..

Adek bukan orang baik, Mas..
Adek pernah punya kesalahan, dan kemungkinan besar akan selalu begitu..
Adek mah terserah aja.
Kalau mas cari yang sempurna, adek mundur..
Kalau Mas cari yang mau belajar bersama-sama, memperbaiki kekurangan dan berjuang bersama menuju ridho Allah, adek maju..

Adek bukan orang hebat, Mas..
Adek orang biasa-biasa saja. Adek bukan anak kiyai, bukan anak pondokan, bukan hafidzoh..
Tapi kalau Mas berbesar hati dan berkenan, adek mau digandeng bersama-sama agar memiliki ilmu setinggi anak kiyai, setakdzim anak pondok, sesolehah hafidzoh, adek juga mau dibimbing Mas sampai jadi hafidzoh..

Begitu pula sebaliknya..
Adek gak akan lihat siapa Mas dulu, senakal apa Mas dulu, Mas seorang Ustadz ataupun bukan. Yang adek lihat kesungguhan Mas, kecintaan Mas kepada Allah & nabi Muhammad, perjuangan Mas untuk Islam, ketepatan waktu sholat Mas. Adek cuma lihat itu. Toh kalo ternyata Mas lebih dari itu, betapa patut adek syukuri, dan adek usahakan agar kita seimbang, Mas. Ya adek malu toh, kalau Mas orang hebat tapi adek kosong mlompong.

Kata mama, kalau jodoh gak akan kemana. Mas jangan kemana-mana ya. Temui adek di persimpangan doa yang selalu kita aminkan di ujung sajadah. Semoga kelak pertemuan itu berujung jabat salammu dengan papa, hingga pertemuan kita berpindah tempat dari ujung rindu ke balik kelambu.

Salam rindu, Mas.
Aku yang mendoakanmu.

Calonmu,

Teruntuk ibu mertua

Teruntuk Ibu Mertua
.
.

Terimah kasih karena telah mempercayakan Putra Kesayangannya kepada saya, terimah kasih karena Ibu telah rela Putranya untuk saya. . .

Mungkin, saya tidak seperti Ibu yang sangat memperhatikan setiap jengkal keseharian Putranya. Mungkin masakan saya juga tidak seenak masakan Ibu, yang selama ini dia makan. . .

Saya juga mungkin masih sangat tidak memahami karakter Putra Ibu, tapi Ibu tak perlu khawatir, karena dengan bekal ilmu yang saya miliki, Insha Allah saya akan jadi Istri yang baik buat Putra Ibu.
Dan akan menjadi Menantu yang berbakti buat Ayah dan Ibu Mertua. . .

Ibu, tegur saya ketika salah, arahkan saya ketika saya tidak berada pada jalan yang tepat.
Ibu tidak usah khawatir, suatu saat Putra Kesayangan Ibu akan saya ganti dengan Cucu - cucu yang lucu. . .

Salam Kebaikan. . ���� @rinaardinaa

#SuamiIstriBahagia
semoga menjadi doa.

Bersabar akan lebih baik

Karena kadar kekuatan seseorang terlihat dari bagaimana dia mampu bertahan untuk tidak membalas kesakitannya.

Bersabar dari berkata-kata yang menyakitkan.

Ikhlas dengan kenyataan yang ada.

Bertahan untuk tidak menyampaikan kekesalan pada dunia.

Bersabar untuk segala hal yang belum dapat dimiliki.

Ikhlas dengan segala ketetapan yang Allah beri.

Bertahan untuk tidak menangis dan merengek pada dunia.

Bersabar untuk menunggu sesuatu yang belum Allah kabulkan.

Di situlah kekuatan yang dia pancarkan, tanpa harus mengaku-ngaku bahwa dia sesungguhnya adalah orang yang kuat.

Kakek, aku merindukan mu

Masih teringat jelas dalam ingatan, hari-hari yang kulewati bersama beliau, senyum khas nya, suaranya, bahkan tatapan matanya yang menghangatkan.

beliau adalah kakek ku..
orang yang paling di hormati di keluarga..
orang yang paling di tuakan..
orang yang paling bijaksana yang penah aku kenal..

Kakek, mungkin aku memang bukan cucu yang paling baik dalam keluarga..
belum bisa menjadi panutan dalam keluarga.
tapi aku selalu berusaha kek, untuk menjadi yang terbaik semampuku.

Kakek, dulu ketika aku melihat tubuh kaku mu untuk pertama kalinya..

Dalam angan aku berteriak,
Ajak aku kek, ajak aku..

Aku belum siap di tinggal sosok mu..
Aku ingin menemani mu..
tapi aku tak bisa meminta hal itu dengan mudahnya.

Itu sudah kehendak tuhan..
Aku bukan siapa-siapa yang bisa mengahalangi
kehendak yang maha kuasa..

Kakek, mungkin dulu ketika aku merindukan mu,
Aku akan menangis sekeras mungkin
Berteriak sekuat-kuatnya..

Tapi itu dulu kek..
ketika aku belum bijaksana dalam melihat cobaan yang Allah berikan kepada ku..

Sekarang,
boleh kan kek aku sombong?
aku sudah tidak menangis lagi ketika merindukan sosok mu..

Kakek memang sekarang tidak berada di samping ku, tapi kakek akan selalu dalam ingatan ku..

Ingatan tentang kakek, akan selalu terpantri jelas dalam hati ku, aku selalu merindukan sosok mu kek..

Tapi sekarang aku punya cara yang lebih jitu untuk menyampaikan rinduku padamu,
bukan lewat tangisan yang selama ini aku lakukan.

Tapi lewat doa dan senyum hangat yang selalu aku panjatkan untuk mu.

Aku sangat merindukan mu kek

Tenang lah di alam sana, hingga tiba watkunya Allah mengizinkan kita untuk bersatu kembali dalam surga nya kelak.
Aamiin Ya Allah .

Kamis, 20 Oktober 2016

Suami Impian

Mulai sekarang.

Aku tidak akan muluk-muluk meminta kepadaMu bahwa aku ingin mempunyai suami yang seperti ini atau yang seperti itu
Hamba yakin bahwa Engkau telah mengaturnya dengan sangat baik
Hamba yakin apa yang telah Engkau takdirkan untukku tidak akan pernah menjadi milik orang lain
Hamba yakin bahwa yang seharusnya menjadi milikku tidak akan tertukar

Aku juga tidak mau banyak berharap, bahwa suamiku kelak haruslah seorang hafidz Qur'an, yang hafal 30 juz. Sejujurnya, dengan dia bisa membacanya dengan tartil dan tepat hukum bacaannya saja, itu sudah lebih dari cukup untukku.

Aku hanya sadar saja,  bahwa aku ini hanya seorang gadis yg biasa saja
Aku terlahir dari keluarga yang biasa
Aku belum menjadi wanita shalihah seperti yang banyak diinginkan suami-suami hebat nan shalih diluar sana
Kecantikanku pula sangat sangat biasa saja
Aku hanya seorang fakir ilmu
Dan aku hanya wanita akhir zaman yang mengejar posisi untuk dapat berada di surga yang Engkau ridhai

Aku ini siapa, dosaku saja menggunung
Aku ini siapa, diluar sana saja masih ada yg tersakiti olehku

In Sha Allaah..
Jika suamiku kelak adalah orang yang shalih, itu adalah Rezkyku, pun tidak luput dari do'a mamahku. Jika suamiku kelak adalah orang yang mengerti Agama, itu nikmat dari Allaah yang harus aku syukuri. Jika suamiku kelak adalah orang yang sangat menyayangi Ibunya, aku yakin bahwa dia mengerti bagaimana cara memperlakukan wanita dengan sangat baik.

Aku hanya berharap, bahwa aku dapat memantaskan diri dengan siapa aku akan bersanding. Aku hanya sedang mengumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya supaya kelak Mujahid & Mujahidahku tidak kekurangan ilmu.

Kamis, 13 Oktober 2016

Kelak kita yang akan jadi pemenang

Hari ini, biar mereka menang dengan menghujat; esok-esok, kita akan menang dengan doa.

Mereka kata aku ustazah karena jilbab aku besar dari yang sebelumnya. Mereka kata aku alim karena aku sering mengikuti kajian . Mereka kata aku fanatik karena aku berkaos kaki, ber'handsocks', bergamis. Mereka kata aku solehah karena seringkali aku post mengenai perihal ilmiah, dakwah dan sebagainya.

Tetapi jauh di sudut hati, mau saja aku menangis sekuat hati bila terdengar bisikan-bisikan dan suara-suara itu karena aku tahu aku masih belum mampu mencapai tahap itu. Sememangnya aku tahu karena aku sedang bertarung dengan diri aku sendiri; dan ketahuilah bahwa itu semua bukanlah mudah.

Hati aku, hanya Allah yang dapat memahami walaupun tak terungkap dengan bait kata. Aku masih dan tetap akan terus merintih pada Dia karena aku tahu aku masih berada di dalam lautan kekurangan.

Kadang-kadang aku tergelincir karena jalan kehidupan aku penuh dengan nikmat-nikmat. Kadang-kadang aku terluka karena jalan kehidupan aku penuh dengan paku-paku kecil yang bertabur di tengah jalan. Kadang-kadang aku tertekan karena jalan kehidupan aku adakalanya terasa sempit. Kadang-kadang aku terduduk sendiri karena adakalanya aku kesunyian dalam meniti jalan kehidupan yang aku sendiri tak tahu kapan dan di mana penghujungnya.

Aku dalam proses 'mencari redhaNya'.
Aku dalam proses 'mengambil hatiNya'.
Aku dalam proses 'menggapai cintaNya'.
Aku dalam proses 'mengetuk pintu hatiNya' .

sakit rasa hati tatkala aku terbayangkan,
kapankah waktu terakhir aku,
dimanakah tempat terakhir aku,
siapakah orang yang terakhir bersama dengan aku,
dengan cara apakah aku mengakhiri cerita hidup aku.

Ya Allah, permudahkalah saat-saat dan detik-detik terakhir kami semua di atas dunia yang penuh dengan tipu daya ini.

Ya Allah, semoga mereka yang berada di sekeliling aku berkehendak redhaMu sebagaimana juga aku. Sayangilah mereka semua yang aku sayangi hanya karenaMu. Maafkan aku karena kadangkalanya aku khilaf. Terlupa ke arah mana yang patut aku tuju.

Aamiin.

Senin, 10 Oktober 2016

Wahai Pria ku

Teruntukmu wahai pria yang saat ini bertahta dalam hati,
Apakah kau tau?
Aku ingin engkau menjadi tanda titik untukku
Agar aku berhenti pada akhir cerita yang telah Allah tuliskan
Aku banyak mengenal para lelaki, namun tak satupun dari mereka yang mampu menjadi tanda titik yang sekian lama kunantikan
Aku tidak ingin salah memutuskan,
Karena aku tidak ingin memilih hati yang hanya sekedar akan menjadi tanda koma dihidupku,
Aku lelah jika harus terus meneruskan cerita tanpa kepastian
Aku pun tak ingin menumbuhkan harapan,
Jika harapan itu digantungkan pada manusia yang hanya sesama ciptaan Tuhan

Teruntukmu pria yang saat ini kusayangi,
Jika kelak engkau ditakdirkan untuk menjadi pendamping diri,
Dapat kukatakan jika engkau adalah pilihan terbaik dari sekian banyak hati yang sempat ingin kusinggahi
Saat ini engkau masih menjadi tanda tanya,
Tetapi, aku berharap lekas menemukan jawaban dari setiap pertanyaan
Jika jawaban itu adalah engkau,
Maka engkau adalah insan yang menjadi dambaan atas lamanya penantian
Namun aku pun tau, insan pilihan itu masih Allah rahasiakan
Entah itu adalah engkau ataukah bukan
Aku tak tau, yang jelas takdirku sudah Allah tentukan

Teruntukmu wahai pria yang saat ini selalu kudo'akan,
Jika kelak engkau menjadi tempat berlabuhnya hati ini
Yang akan kusebut sebagai suami,
Maka engkaulah permata yang selama ini kucari
Engkau akan menjadi hadiah terindah yang kelak akan Allah beri
Tetapi entahlah,
Aku tak ingin terlalu banyak bermimpi
Karena biar bagaimana pun engkau masih menjadi sesuatu hal yang belum pasti
Entah akan kumiliki, atau akan kutinggal pergi

Hanya saja,
Ingin kusampaikan teruntukmu wahai calon imamku nanti
Aku masih bersabar menantimu disini
Aku yakin engkau akan datang dan mendamaikan hati yang resah ini
Kuharap engkau pun disana sedang berusaha dan memantaskan diri.

Lelaki Teraman

Lelaki Teraman.

Dulu, aku menganggap lelaki ini berlebihan. Ketika aku selalu diingatkan untuk segala hal, Ketika aku disuruh untuk menjaga hijab, Ketika aku pergi dari rumah, selalu ditanya "Pergi dengan siapa? Pulang jam berapa?". Ketika dia meraaa aku sudah dipermainkan lelaki lain.

Yaa, kukira lelaki ini sangat berlebihan. Tapi semua yang dilakukan lelaki ini menunjukkan kepedulian. Aku bisa rasakan itu, ketika lelaki ini menenangkan, menasehati, menghibur

Aaaahhh. Lelaki inilah lelaki teramanku

Lelaki yang cintanya paling aman setelah papah.

Mencintai mu selamanya, inginku.

Pernah aku berkeinginan untuk menyerah
Pernah juga aku mencobanya untuk berhenti
Berhenti untuk tidak memikirkan kamu
Berhenti untuk tidak menghawatirkanmu
Dan berhenti untuk tidak mencari-cari kamu

Bahkan aku mencoba berhenti untuk tidak menyebut namamu dalam doaku
Tapi aku gagal

Bahkan seisi otak ku hanyak ada kamu
Semua yang aku lihat seakan menjelma menjadi sesosok kamu

Mungkin aku gila karna untuk kembali waras aku hanya butuh kamu
Aku hanya ingin kamu
Aku juga tak mengerti
Kenapa denyut nadiku seakan tak henti-hentinya menyebutkan namamu

Aku pernah menolaknya tapi dadaku sesak seketika itu aku tak bisa
Aku tak mungkin bisa bila harus tanpa mu
Karna tanpamu aku lemah
Barangkali benar aku telah jatuh cinta
Jatuh yang benar-benar jatuh.

Jika kamu tak keberatan
Aku hanya ingin seperti ini
Mencintaimu, selamanya

Minggu, 14 Agustus 2016

Penyesalannku.

Air mataku kini menjadi air mata penyesalan.
Hati ku kini menjadi mati rasa.
Dosakah aku? Mencintainya begitu hebat nya? Sejauh ini, sedalam ini, sesakit ini?

Bagaimana dengan dirinya? Dapatkah dia menyadarinya? Dapatkah dia merasakannya? Dapatkah dia melihatnya? Ia beruntung. Hatiku seperti tak ikhlas jika harus mencintai orang lain selain dirinya.

Apakah aku egois? Apakah aku bodoh? Siapa saja berhak menilainya, bahkan mungkin Allah menjadi cemburu dan telah melihatku seperti jalan bagaikan tak tahu arah yang mesti aku tuju hanya dikarenakan jatuh cinta terhadap ciptaanNya.

Aku tak menuntut.
Aku tak memaksa.
Aku tak marah.
Biarkan, biarkan ini terjadi padaku. Ini adalah hukumanku berkat mencintai seseorang dengan cara yang salah dimataNya dan ini takdirku, akupun percaya akan hal itu.

Penyesalanku ini, semoga tak membuat diriku begitu terlambat.
Kembali dan memohon ampun serta meminta kekuatan tuk mengikhlaskan rasa.

Walaupun ini adalah ujian untukku, namun aku akan melepaskannya karenaMu, Yang aku butuhkan kini kasih sayang dariMu. Ampuni perbuatanku yang khilaf ini karena sempat melupakan mu ya Allah.

Izinkan aku bersujud dihadapanMu, agar aku merasa nyaman, tenang, dan selalu merasa bersyukur karena kini aku telah mengharapkan cintaMu yang lebih indah tuk para hambaNya.

Menciptakan bahagia

Let’s start with something cliche.

Aku bosan asik terjerumus dalam pe(rasa)an kehilangan. Apalagi jika kamulah penggerak di balik setiap alasan. Jika ada dia, aku harus sukarela mundur. Jika tidak ada dia, aku diharuskan hadir. Permainan apakah ini? Atau aku yang terlalu bodoh tidak boleh melihat batas harapan dan kenyataan?

Kaki aku berlari menjauhi titik-titik terciptanya luka. Tapi, saat aku mulai melangkah untuk pergi dari kamu, ada saja tarikan-tarikan penggoda untuk tetap di sana. Pada kehadiran yang berulang, ada kata "selamat tinggal" yang siap-siap kembali tersedia.

Kata "selamat tinggal" yang aku harap tidak pernah lagi aku dengar. Aku ingin kamu tetap di sini, menciptakan bahagia dari dua sisi; bukan mencari bahagia kita sendiri-sendiri. Akankah semua ingin ku hanya bisa menjadi angan? Tidak bolehkah segalanya menjadi kenyataan? Sebab rasa ini nyata, namun kedekatan kita hanya sebatas ini saja.

Mengapa kamu datang hanya untuk singgah, kemudian pergi lagi?

Pernah; sepasang mata ini mengharap pertemuan dan kedua-dua tangan ini ingin ulurkan salam. karena kebahagiaan terasa utuh dan sederhana kalau kita bersama. Karena senyuman tidak sanggup berkata di saat kita berjumpa.

Cerita kehidupan aku, memang aku yang harus selalu rela. Datang dan pergi hanya fitrah percuma dalam cerita kehidupan manusia.

Sederhananya, bahagia aku tetap ada pada kamu. Tapi, seandainya kamu menuju arah yang bukan aku, begitulah bahagia aku akan mulai menjauh.

Aku ingin minta izin dari kamu, boleh?

Izinkan aku membuktikan bahwa hati ini pun berhak merasakan bahagia walaupun sementara. Dengan ramuan rasa sederhana, aku akan menciptakan bahagia aku sendiri dari hibernasi lelahnya kepercayaan hati.

Aku menunggu sampai kamu melihat ramuan bahagia aku ini bukan hanya ada di saat diperlukan saja. Entah kapan, tapi pasti kita akan bahagia dengan cara pilihan Tuhan. Tapi untuk sekarang, doa aku masih menyelipkan nama kamu sebagai penghantar kebahagiaan; dengan aku atau tanpa aku.

Moga-moga, doa itu sampai kepada kamu.

Doa' ku

Katanya, doa' bisa membuat seseorang menjadi dekat sejauh apapun jaraknya. Katanya, dengan do'a juga setiap harapan dapat terwujud. Semoga Allah senantiasa mengijabah do'a-do'a yang ku panjatkan baik disetiap sujud sepertiga malam ku ataupun pada saat aku bersujud untuk memenuhi kewajibanku di hadapan Nya.

Kini aku telah memilih untuk menjauh dari seseorang yang pernah membuatku menjadi lebih bermakna untuk hidup didunia ini, menjadi mencintai hidup seperti orang-orang diluar sana, menghargai segala apa yang terjadi saat ini kepadaku. Karena aku percaya, Allah sedang mempersiapkan hal yang baru, hal yang lebih indah, dan hal yang lebih sempurna lebih yang dari manusia bayangkan sendiri.

Aku telah berproses, menjalani proses sebagai wanita muslimah seutuhnya, wanita yang dicintai oleh Allah, wanita yang dapat memberkahi perjalanan suaminya kelak, wanita yang dapat menjadi madrasah pertama untuk anak-anaknya, dan,wanita yang menjadi serasa rumah layaknya istana berkat kesederhanaan dan diselimuti dengan penuh kasih sayang.

Semoga Allah mewujudkannya, mewujudkan apa yang ingin ku alami kelak bersama seseorang yang dapat menjadikanku satu shaf dibelakang imam yang halal atas izin dan takdir Nya. Semoga saja, Aamiin 😊

Dan untukmu, apakah engkau siap menerima ku seperti ini? Memperbaiki kesalahan ku dengan kebaikan yang engkau miliki, siapkah engkau melengkapi kekurangan ku? Memenuhi separuh agamaku, misalnya? 💜

Kamis, 11 Agustus 2016

Aku jatuh cinta.

Ya Allah.
Kali ini aku merasa hal aneh menyerangku.
Aku ragu.
Aku akan menyebutnya ini apa?
Namun yang aku takutkan selama ini.
Kini datang menghampiri hatiku.
Mengetuk pintu hatiku.
Dan ternyata, aku jatuh cinta.

Ya Allah.
Rasa ini sungguh menyakitkan untukku.
Menyukainya.
Mengaguminya.
Menginginkannya.
Bahkan jatuh cinta dengannya.
Itu membuatku akan memasuki jalan menuju patah hati.

Aku tak bisa membayangkan.
Bagaimana aku bisa menjalani itu semua di keesokan harinya?
Apalagi jika rasa itu sudah memasuki tahap untuk menghadirkan rindu didalamnya.

Yang tak akan pernah mengerti.
Yang tak mengenal waktu.
Rindu datang dengan sendirinya.
Bahkan disaat aku sudah tak kuat untuk merasakannya.
Air mataku yang harus berbicara dan menjelaskan.
Betapa sakitnya aku bertahan dengan rasa yang masih abu-abu tuk kedepannya.

Ya Allah.
Bagaimana bisa fitrah dariMu membuatku tersiksa?
Apakah aku jatuh cinta diwaktu yang salah?
Sungguh, ini mengganggu hati serta fikiran ku.

Ya Allah.
Jatuh cinta pada dirinya.
Kini membuatku menyebut namanya.
DihadapanMu.
Tempatku menulis kisah yang masih menjadi mimpi dalam do'a.
Atau tempatku menyandarkan raga untuk sejenak.
Karena aku sedang lelah bersama rasa yang ingin ku lepaskan.
Dan aku sadar.
Jatuh cinta yang paling tulus adalah antara Engkau dan hambaMu.
Sedangkan jatuh cinta kepadanya? Adalah kesengajaan untuk merasakan apa itu patah hati.

Sabtu, 23 Juli 2016

Jangan jadikan aku istrimu

JANGAN jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan bosan kamu berpaling pada perempuan lain.

Kamu harus tahu meski bosan mendengar suara dengkurmu, melihatmu begitu pulas. Wajah laki-laki lain yang terlihat begitu sempurnapun tak mengalihkan pandanganku dari wajah lelahmu setelah bekerja seharian.

Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kamu enggan hanya untuk mengganti popok anakmu ketika dia terbangun tengah malam. Sedang selama sembilan bulan aku harus selalu membawanya di perutku, membuat badanku pegal dan tak lagi bisa tidur sesukaku.

Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kita tidak bisa berbagi baik suka dan sedih dan kamu lebih memilih teman perempuanmu untuk bercerita. Kamu harus tahu meski begitu banyak teman yang siap menampung curahan hatiku, padamu aku hanya ingin berbagi. Dan aku bukan hanya teman yang tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat.

Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan menjatuhkan talak padaku. Kamu tahu betul, kita memang berbeda dan bukan persamaan yang menyatukan kita tapi komitmen bersama.

Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kamu memilih tamparan dan pukulan untuk memperingatkan kesalahanku. Sedang aku tidak tuli dan masih bisa mendengar kata-katamu yang lembut tapi berwibawa

Jangan pilih aku sebagai istrimu, jika nanti setelah seharian bekerja kamu tidak segera pulang dan memilih bertemu teman-temanmu. Sedang seharian aku sudah begitu lelah dengan cucian dan setrikaan yang menumpuk dan aku tidak sempat bahkan untuk menyisir rambutku.

Anak dan rumah bukan hanya kewajibanku, karena kamu menikahiku bukan untuk jadi pembantu tapi pendamping hidupmu. Dan jika boleh memilih, aku akan memilih mencari uang dan kamu di rumah saja sehingga kamu akan tahu bagaimana rasanya.

Jangan pilih aku sebagai istrimu, jika nanti kamu lebih sering di kantor dan berkutat dengan pekerjaanmu bahkan di hari minggu daripada meluangkan waktu bersama keluarga. Aku memilihmu bukan karena aku tahu aku akan hidup nyaman dengan segala fasilitas yang bisa kamu persembahkan untukku.

Jumat, 22 Juli 2016

Sebuah janji

Ada sebuah janji yang tidak dapat lagi ditepati, karena kita memilih pergi.

Seseorang itu yang memisahkan diri, berpisah haluan, mengucapkan selamat tinggal karena sudah menemukan kebahagiaan yang lain.

Dan seseorang ini yang tersakiti, terlalu menyayangi, tidak dapat menerima dengan realita yang penuh luka lalu memilih untuk mengasingkan diri.

Aku tahu bahwa perpisahan selalu menyakitkan. Tapi tidak ada yang bisa menghalangi kedatangannya, tidak ada yang tahu kapan ia tiba dan tidak ada yang menginginkannya.

Kalau boleh, aku mau tetap tinggal. Kalau boleh, aku tidak ingin menyakiti siapapun. Kalau boleh, aku ingin terus bersama. Kalau boleh, aku tidak mau ada sebuah perpisahan.

Karena perpisahan itu menjauhkan. Semanis apapun, sebaik apapun caranya, perpisahan hanya akan mengasingkan kita. Lalu untuk apa bertemu, jika akhirnya berpisah?

Jika kamu memilih pergi, maka pergilah dan jangan kembali. Untuk berdamai dengan kenyataan dan mengalah dengan realita, sungguh aku perlu waktu. Tapi setidaknya aku telah berani membiarkan kamu pergi, merelakan agar hati tidak luka lagi.

Mungkin dengan perpisahan ini, ada pertemuan lain yang sedang disiapkan. Tidak apa, karena segalanya sudah dikendalikan oleh Pencipta.

Berbahagialah; dengan yang bukan lagi aku. Jika kamu telah menemukan orang yang tepat, aku berdoa agar tidak ada sebuah perpisahan, karena sungguh ia menyakitkan.

It's okay to walk out of someone’s life if you don’t feel like you belong in it anymore. Aku pergi. Aku akan segera menyembuhkan hati. Aku akan menemukan bahagia aku sendiri. Selamat tinggal (di hati yang lain).

Ini bukan isi hati sebagai salam perpisahan agar terlihat sempurna. Tapi sungguh, aku cuma ingin kita bahagia dengan cerita kehidupan baru.

Selasa, 05 Juli 2016

Rasanya, tidak mudah. . .

Bagaimana rasanya menjadi seseorang yang ingin lupa? Bagaimana rasanya menghapus rasa agar tak menjadi luka?
Apakah itu tak menyakitkan? Apakah itu tak menyiksa?

Aku kadang bertanya pada langit, mengapa langit begitu tega melihatku terluka seperti ini? Apakah ada jawaban dibalik rasa yang sedikit membuatku hidup tak seperti biasanya?

Dan, langit hanya diam seolah-olah tak peduli dengan jeritan hatiku saat ini. Lalu, awanpun tiba-tiba berubah dan membuat yang ada disekitarku seketika menjadi sedikit gelap. "Hujan akan tiba" ucap seseorang tepat berada dihadapanku yang sedang menunggu sama seperti diriku.

Hujanpun tiba, semua orang yang tadinya berjalan dengan santai di jalanan setapak yang biasa aku lalui kini mereka berlari tuk menghindarinya. "Allahumma shoyyiban nafi'an" do'a ku didalam hati. Lalu aku tertunduk entah aku sedih karena terbawa suasana ataukah aku hanya merasa bosan.

Tanah yang basah? Aku memandangi tanah yang basah. Tanah yang tak pernah bosan dan mengeluh bagaimana hujan bisa jatuh tepat diatasnya. Apakah tanah di bumi diciptakan untuk seperti itu? Yang selalu ikhlas ditimpa oleh segala sesuatu diatasnya? Lalu hujan, apakah hujan selalu ikhlas jatuh dari langit tanpa mengeluh dan merasa bosan?

Sejenak aku berfikir, jika tanah dan hujan adalah ciptaan Allah maka manusia juga adalah ciptaanNya bukan? Mengapa aku tak bisa se"ikhlas" tanah dan hujan yang hari ini aku saksikan tepat di hadapanku?

Aku kembali memandangi langit yang kini membuat suasana penduduk dibumi sedikit berubah, mungkin itulah jawaban dari langit untuk diriku yang tadinya hanya terdiam melihat ku mengeluh dan terus mengeluh. Dan langit yang juga menjadi bukti kuasaNya untuk para hambaNya yang dimana langit selalu ikhlas berada diatas sana bersama awan, matahari, bintang dan bulan.

Mungkin, yang aku butuhkan hanya sebuah ke"ikhlas"an, tak kurang dan tak lebih hanya ikhlas melepaskan apa yang pantas ditinggalkan. Agar tak menjadi suatu hal yang dapat membuat hidup terasa berada diambang kegagalan. Bangkit dan kembali tersenyum seperti sedia kala. Selama mata masih bisa memandang alam diluar sana, jika tidak? Mungkin kesempatanku telah habis karena aku telah mati.

Apakah kau lupa?

Mungkin engkau sudah lupa.
Dengan siapa engkau berbagi suka dan duka? Dengan siapa engkau bercerita tentang apa yang ada pada dirimu? Apakah aku egois jika menjawab itu adalah AKU?

Mungkin engkau sudah lupa.
Siapa yang selalu mengingatkanmu hal-hal yang baik bagimu? Siapa yang selalu ada tuk menghiburmu disaat engkau tak merasa begitu baik? Siapa yang selalu ingin melihatmu bahagia walau hatinya kadang harus terluka? Apakah aku seperti tak ikhlas melakukan itu semua jika menjawab itu adalah AKU?

Mungkin engkau sudah lupa.
AKU? Iya, aku yang pernah menjadikanmu nomor satu didalam hatiku. Aku yang pernah rela menangis hanya untuk melihatmu bahagia. Aku yang pernah memberikan apa yang ada pada diriku agar kau dapat nyaman untuk bersamaku.

Hingga, aku memasuki duniamu. Mengenal siapa temanmu dan siapa keluargamu. Menjadikan mereka kepunyaanmu menjadi kepunyaanku juga. Semuanya menyenangkan bagiku. Semuanya menjadi indah untukku.

Namun, itu hanya sepintas dan kini telah hancur bersama waktu tuk menjadi kenangan. Ada suatu hal yang harus aku luruskan, aku berubah. Kau menyukainya? Senang? Harusnya seperti itu. Tapi, dugaanku berbanding dengan ekspektasiku. Sama saja, kau menganggap aku telah menghilang. Bahkan tak ada sedikitpun pertanyaan walau hanya sekedar menanyakan kabarku saat ini.

Kini, aku hanya bisa melihatmu tersenyum dari apa yang aku lihat tiap kau mengunggah gambar dirimu ataukah bersama teman, keluarga, bahkan dia yang kini selalu ada untukmu. Kadang aku harus memejamkan kedua mataku sejenak. Karena, senyuman itu bukan lagi diriku yang menciptakannya.

Apakah dahulu hanya aku yang berlebihan? Hanya aku yang keterlaluan? Hanya aku yang terbawa oleh perasaan? Apalah arti dari semua perhatian itu? Berkat itulah, aku tak ingin lagi memiliki rasa yang belum pasti bagaimana akhirnya. Cukup aku diam, cukup aku bersabar, cukup aku menunggu, cukup aku menyerahkan, dan cukup aku mengikhlaskan semua hanya kepadaNya.

Sabtu, 02 Juli 2016

Kupikir selamanya, ternyata sementara.

Dari teduh berganti jenuh. Aku termakan manisnya kata, sampai lupa makna di baliknya.

S e l a m a n y a .

Mana mungkin aku lupa dengan janji yang terasa pasti. Ternyata, janji yang kau suapkan hanya umpan untuk menyenangkan hati. Apa namanya janji jika kau tak mampu menepati nya ? Apa namanya ‘kita’ jika ujungnya hanya aku yang berjuang ? Makanlah kata selamanya. Dan terima kasih sudah menyadarkan betapa bodohnya aku yang mempercayai kamu.

Silakanlah tertawa, setidaknya kini aku sudah sadar dan tidak lagi terbang dengan janji untuk bersama.

Silakanlah mengadu pada perempuan-perempuan itu, tunggulah waktu karma menghampiri kau nanti. 'Selamanya’, hanya kata; tidak bekerja pada makna sebenarnya.

Dalam hubungan apa pun, “selamanya” berarti sekuatnya.

Ya, sekuat apa kita bertahan. Sekuat apa kita mengiyakan kepura-puraan, bahwa cara menyayangi seseorang sudah tidak seiring sejalan lagi. Dan, sekuat apa kita saling menjaga percaya bukan menjaga janji untuk menyenangkan hati.

Aku pernah berharap kita menjadi selamanya,
hakikatnya kita sekadar sementara. - Rika Fathir

Untuk si penghuni hati yang masih menjadi rahasianya Tuhan,

Janganlah memastikan kita akan selalu bersama, pastikan saaja hati kita masih dipenuhi rasa percaya. Hati lebih mengerti cara menggandakan bahagia. Kita cukup menjalani tanpa terlalu banyak berandai-andai. Aku tidak ingin selamanya percaya dengan kata-katanya, lebih baik memformulakan maknanya.

Over? Not yet!

Jumat, 17 Juni 2016

Segalanya atas izin allah

pernah tidak kita terpikir bawha segala pilihan yang kita buat, sebenarnya telah ditentukan oleh Allah?

Tidak pernah?

hmm pantas saja karena itu kamu jadi susah redha. Eh! 😀

Okay, terkadang kita pikir, kenapa buat pilihan begitu begini. Terkadang kita berharap waktu berputar kembali supaya kita bisa buat pilihan yang lain. Yang lebih baik.

Sebenarnya kita salah . Kalau semua hal bisa diputar balik ke belakang, tidak adalah yang dipanggil "hikmah" kan?

Kita buat pilihan, tapi pilihan itu tidak membahagiakan kita.

Kenapa?
Apakah kita salah pilih?

Tidak, karena ia sudah ditakdirkan.

Tunggu! Ini bukan maksudnya kita mestu salahkan takdir. Pilihan yang kita buat itu sebenarnya atas izin Allah. "Kun Faya Kun." Ingat! Semua ini berlaku atas izin-Nya. Ada sebab kenapa terkadang Allah jadikan pilihan kita salah, sebab Allah ingin kita belajar sesuatu dari situ. "hikmah". - Rika Fathir.

Contohlah, kita suka pada seseorang dan seseorang itu khianati kita. Kita berpikir, "seandainya waktu bisa diputar balik, sudah tentu kita tidak pilih dia." Tapi kita salah. Allah berikan kita rasa cinta dan kecewa, sebab Allah ingin ajarkan kita , ada cinta yang tidak perlu dipilih, jika belum tiba waktunya.

Allah itu Maha Mengetahui. Dia tahu setiap nafas, setiap upaya, setiap rasa kita, hambaNya. Bukan Dia sengaja membiarkan kita kecewa, sedih. Tidak sama sekali.

Sini, saya beritahu.

Cara Allah bekerja lain. Dia bekerja dengan penuh rahasia. Dia berikan kita kesedihan, supaya kita belajar sesuatu tentang pilihan. Jika pilihan yang kita buat sekarang menyedihkan, move on. Di hadapan kita ada pilihan lain yang lebih baik, insyaAllah.

Tak ada gunanya kita bersedih tentang pilihan yang salah setiap hari. Sedangkan Allah berikan nafas supaya kita teruskan hidup serta menghadapi hari-hari yang mendatang.

Dan apapun pilihan yang kita buat, dan pada akhirnya kita gembira atau kecewa, kita belum mati. Masih ada waktu untuk buat sesuatu. Kecewa, bahagia, senyum, menangis, gembira, there’s so much to live in this life and it’s all worth it.

So, live your life, smile and always pray to Allah.

Perpisahan

Perpisahan, bukan pengakhiran bagi segalanya.
Perpisahan, bisa jadi permulaan bagi segalanya.

Karena apa?

Karena,

Perkataan "PERGI" itu akan menjadi satu alasan seseorang untuk kembali. Jika bukan kamu yang kembali, aku yang kembali. Kembali menjalani semuanya sendiri. Kembali menjalani semuanya tanpa ditemani kamu di sisi dan kembali untuk jatuh cinta lagi.

Perpisahan ini adalah sebuah rencana, perpisahan ini jugalah tujuannya. Jangan menyesal, karena telah banyak yang kita pelajari sepanjang perkenalan ini. Yang pada akhirnya kita tahu bagaimana saling menjaga hati, meskipun yang menjaga belum tentu selamanya ada.

Aku pernah bahagia, karena kamu. Aku pernah kecewa, karena kamu. Kita juga pernah tertawa dengan alasan yang sama juga sederhana. Kita pernah menangis saat ditimpa masalah. Kita pernah ada, karena itu ada cerita yang tercipta dalam kehidupan sepanjang kita bersama.

Kini, kita telah memilih langkah yang berbeda, dan ini bukan berarti bahwa kita tidak akan bertemu lagi nanti.

Hidup ini kan seperti roda? Meskipun kita berbeda arah, tapi kita semua punyai tujuan yang sama.

Bila nanti Tuhan pertemukan kita di persimpangan, janganlah antara kita malu untuk menyapa, walaupun hanya untuk bertanyakan kabar dan berbicara sedikit. Jangan sesekali antara kita bertanya, "Siapa yang sedang kita bahagiakan saat ini?" . Kerena kita berhak untuk bahagia, dengan cara kita sendiri.

Bahagia mungkin tidak pada saat ini, tapi nanti. Pasti.

Bila saat itu nantinya terjadi, pastikan kita bersama orang-orang yang telah ditakdirkan dan tersenyumlah. Saat itu, aku tahu aku ada alasan yang kukuh untuk tidak menangis lagi karena perpisahan.

Dan aku tahu,

Yang namanya manusia itu, terkadang Allah takdirkan bertemu dengan manusia lain hanya sementara. Cukup untuk mencipta sedikit kenangan sebagai penyambung rindu di kemudian hari nanti. Jadi, biasa-biasakanlah dalam hati untuk menerima kunjungan yang tidak kekal. - Rika Rifatunisa

Yang pergi itu cinta,
Yang datang itu jodoh.

Belum sempat memiliki

Pada pertukaran perasaan yang tidak seimbang, aku menaruh bimbang.

Kalau meneruskan langkah berarti menambah perih pada luka lainnya dan kalau berhenti juga tidak menyembuhkan apa-apa.

Belum sempat memiliki, tapi hati ini seperti dipaksa berhenti menyayangi. Harapan sudah mencapai menara tertinggi, tapi terjatuh karena tahu kau telah menaruh hati pada yang lain.

Kornea mata seperti tercelik pada realiti.

Andai pertemuan kita tidak tertulis pada garis segitiga yang menyatukan aku dan kamu, tapi sebaliknya kamu dan dia, aku akan memupuk rasa.

Seakan mengerti, bahwa bagian kosong di hati kamu sudah ada yang menduduki. Seakan mengerti, tentang kenyataan yang mengharuskan kita berada pada jalannya masing-masing. Lalu, aku memilih untuk mengerti pengertian itu.

Yang aku inginkan kebahagian; seperti sepasang mata aku menyaksikan kalian bahagia. Yang aku inginkan kepastian; tentang perasaan yang seperti tidak ada ujungnya. Yang aku inginkan sayang yang sederhana; cukup sederhana hingga aku tidak perlu meminta apa-apa, hingga aku tidak perlu merasa kecewa, dan hingga aku tahu rasanya disayang tanpa perlu meminta. - Rika Fathir.

Apa bisa aku dapatkan apa yang aku inginkan? Tidak, bukan?

Jadi, aku biarkan saja perasaan ini perlahan mengikuti aliran tanpa terlihat sebagai satu kesalahan, karena aku anggap ini adalah "learning process" dalam kehidupan kita. Meskipun hati begitu menginginkan, tapi aku tahu batas-batas yang tidak boleh kita lawan.

Aku sedang menunggu saat yang tepat untuk keluar dari garis segitiga kamu dan dia, lalu saat itu nanti kamu buatlah garis lurus agar dua sudut bersatu. Ya, garis penemu untuk kamu dan dia. Ketika itu bukan lagi segitiga antara kita tapi bulatan gabungan dua garisan, kamu dan dia. Berbahagialah dengan kebahagiaan kamu tanpa aku. Tersenyumlah selalu meskipun senyuman kamu lahir di balik tangisan aku.

Terhenti... tanpa memiliki, rasanya itu lebih baik untuk aku,
Daripada memiliki... akhirnya ditinggalkan.

Titik akhir perjalanan kita

Di balik sesuatu, ada rahasia yang menyatukan kita. Tapi untuk menjadi satu, ada dua jiwa yang harus mengalah dengan keegoan hati. Tidak ada garis yang boleh mendamaikan antara ego kita. Entah siapalah yang terlalu meninggi dengan ego tanpa memikirkan keadaan hati. Dan entah siapalah yang akan berkorban di balik berakhirnya cerita ini.

Awalnya,kita seiring sejalan. Kita tahu ke mana langkah kaki kita melangkah. Berapa banyak persimpangan yang dilalui. Dan kini, sampailah kita pada titik ini, persimpangannya menjadi sedikit lain. Jalan sudah tidak seiring. Kaki seakan terhenti melangkah. Seperti sudah lelah mengalah. Ada beberapa perkara yang sudah mengalami perubahan dan persamaan yang pernah sama juga, ternyata tidak lagi sama. Ada yang berbeda dari kita.

Kau, aku; entah siapa yang sadar dahulu.

hati kecil ini masih bertanya, apakah masih ada harapan? Jika tidak, ini adalah titik akhirnya. Bukan, bukan putus asa atau enggan meletakkan hati pada harapan, tapi aku rasa berjuang sendiri pun tidak ada gunanya.

Kamu harus tahu satu hal ; "Apa yang kita rencanakan belum tentu dapat kita laksanakan, tetapi apa yang telah kita laksanakan hari ini, itu adalah rencana dari Tuhan yang mengetahui apa yang kini kita butuhkan." .

Mungkin;

Kini yang kita perlukan adalah jarak dan waktu. Jarak agar kita tidak saling bertemu. Waktu agar kita mampu sembuhkan luka terlebih dahulu. Mencari pengganti hanyalah sekedar rencana hati. Kamu pernah menjadi tujuan akhir; ternyata harus diakhiri. Dan pernah menjadi penghapus luka; akhirnya mencipta duka. Sudahlah; aku harap ini titik akhir kita menuju bahagia. Kalau takdir kita tidak berakhir di garis yang sama, pastikan kenangan telah kau abadikan dalam memori. - Rika Fathir.

Nanti sampai waktunya , Tuhan akan mendatangkan 'dia' dalam hidup kita. Bersedialah dengan hati masing-masing untuk bahagia kembali. Mungkin dengan cara ini, hati kita akan beristirahat sambil belajar mendewasakan diri. Hingga tibalah bahagia yang baru lalu akan menenggelamkan kekecewaan yang lama.

Titik akhir.

Cara luka kita bekerja

Pernah tidak sesekali kita merasakan luka yang terlalu pedih dan sakit dalam hidup?

Ya, saat itu kita tidak akan bisa berlari, karena luka akan mengikat kita dengan simpul mati. Dan tidak akan mampu mendapatkan pertolongan untuk keluar, karena semua pintu seakan terkunci.

Ya, kita buntu.

Satu-satunya cara untuk keluar adalah dengan; menghadapinya.

Cukuplah kita miliki sebuah redha. Abaikanlah harapan yang masih menyamar menjadi impian yang seakan mampu mengabulkan seluruh permintaan kita sehingga hakikat kenyataan sebenarnya diibaratkan seperti mimpi buruk.

Luka terlalu berbahaya untuk menginap di hati kita, menyewa ruang tanpa batasan jangka waktu.

Menghapus luka adalah dengan; berusaha untuk tidak mengingati puncaknya. Sekiranya keadaan memaksa kita mengingati luka tersebut, berlagaklah seperti kita menghidap amnesia dan coba menjadi seorang pemaaf yang luar biasa. Jangan karena satu luka yang kita derita, membuatkan hati terus menutup pintunya pada seseorang yang sebenarnya ingin menjadi penghuni hati kita. - Rika Fathir

Jika luka itu masih terasa begitu sakit, mungkin karena kita pernah jatuh dengan terlalu kuat. Ya, makin dalam jatuhnya, makin dalam lukanya, makin lama untuk sembuhnya.

Sembunyikan luka dengan sekilas senyuman. Tutupilah luka agar tidak tersentuh oleh kenangan lama. Pergilah sejauh yang kau mampu dari mengingati luka itu. Setidaknya, jangan biarkan masa lalu singgah kembali dan membuat luka baru lagi.

Sampai luka okay, sampai luka sembuh.

Segala peristiwa yang meninggalkan kesan luka, ada hikmahnya. Bagaimana kita merawat kesan luka tersebut? Adakah dengan usaha atau hanya diam sehingga luka itu bernanah dan melebar?

Hey,

Janganlah takut terhadap kesan luka yang ditinggalkan. Itu akan menjadi peringatan pada diri kita. Maaf; adalah obat penyembuh luka yang paling hebat. Meskipun kita disakiti berulang kali, maafkanlah; untuk kesembuhan luka pada hati kita.

Mungkin kita tidak pernah meminta, tapi beginilah cara Tuhan mengajarkan kita caranya untuk mendewasakan diri dengan berusaha merawat luka sendiri.

Hai, mau plaster luka tidak? 💁

Sahabat

Terkadang, sahabat yang suka belanjanya kita makan, bukan karena mereka berharta tapi itu mereka meletakkan persahabatan melebihi duit.

Terkadang, sahabat yang rajin bekerja, bukan karena mereka menunjukan kepandaian tapi karena mereka memahami maksud tanggungjawab.

Terkadang yang sukarela membantu kita, bukan karena mereka berhutang apa-apa tapi sebab mereka lihat kita sebagai seorang sahabat.

Terkadang, sahabat yang memohon maaf duluan setelah perkelahian, bukan karena mereka salah tapi karena mereka (coba) menghargai orang di sekeliling mereka.

Karena,

Satu hari, kita semua akan terpisah. Kita akan terkenangkan oleh berbagai kenangan yang kita punya. Hari berganti hari, bulan, tahun, sehingga silaturrahim ini menjadi asing.

Satu hari nanti, anak-anak kita akan menemukan gambar kita dan bertanya, "Siapa mereka semua itu?" Dan kita tersenyum dengan air mata yang tidak kelihatan karena hati ini terusik dengan kata yang sayu, lalu berkata, "DENGAN MEREKALAH, SAYA PUNYA HARI YANG PALING INDAH DALAM HIDUP SAYA." Terima kasih, sahabat. - Rika Fathir

Hal yang dapat menghancurkan hidup, Adalah Dendam.

Hal yang tidak bisa kembali,
Adalah Waktu.

Hal yang tidak boleh hilang,
Adalah Kejujuran.

Hal yang paling berharga,
Adalah Doa.

Hal yang paling pasti,
Adalah Kematian.

Ya Tuhan, insan yang sedang membaca ini adalah insan yang kuat, sabar, pengasih dan penyayang. Maka, sayangilah serta kasihilah dia, bantulah dia meningkatkan taraf kehidupannya, murahkan rezekinya, sehatkan badannya, jika dia melangkah, selamatkanlah dia, permudahkan dan lancarkan segala urusannya.

Semoga kamu; insan yang pernah dan sedang menjadi sahabat aku, senantiasa dalam jagaan Allah.

Aamiin.

Terkadang

Terkadang, manusia maukan dirinya dihormati tapi dia sendiri tidak pernah berusaha untuk menghormati orang lain.

Terkadang, manusia maukan urusannya dipermudahkan tapi dia sendiri tidak pernah berusaha untuk membantu mempermudahkan urusan orang lain.

Terkadang, manusia maukan dirinya dipahami orang sekeliling tapi dia sendiri tidak pernah berusaha untuk memahami orang lain sekalipun isi hati mereka.

Terkadang, manusia maukan kebahagiaan tapi dia sendiri tidak pernah berusaha untuk membahagiakan orang lain. Sekalipun terhadap binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Terkadang, manusia maukan pandangannya disambut dengan baik sekali oleh orang sekeliling tapi pandangannya terhadap orang sekeliling? Pandang sebelah mata saja.

Terkadang, manusia maukan tazkirah, nasihat dan dakwahnya diterima,dipakai oleh mereka yang lain tapi bila dirinya dinasihati dan ditarbiyyah? Haih. Kitakan manusia biasa. Kita sebenarnya sedang diuji bila kita merasa bangga dan nyaman dengan keadaan itu. Hati-hati.

Terkadang, manusia suka isi hatinya didengari dengan penuh setia oleh si pendengar tapi pernahkah meluangkan waktu kita untuk mendengar isi hati mereka? Jangan pentingkan diri sendiri. Ya, mereka tidak pernah meminta untuk didengari tetapi ketahuilah bahwa kita manusia saling memerlukan antara satu sama lain.

Terkadang, Allah tarik sesuatu sebab ingin kurniakan sesuatu yang kita tidak pernah sangka. Surprise yang berhikmah. Cuma, terkadang kita tak sabar bila doa kita lambat dikabulkan. Kita lihat yang buruknya saja, kan? Kenalilah Allah dalam saat ketika kita ingin melalui keinginan yang tidak dapat kita capai. - Rika Fathir.

Dan sememangnya manusia maukan doanya dan keinginannya dikabulkan Allah tapi manusia itu sendiri berat untuk melakukan apa yang Allah suruh. Dia suruh bukan untuk kepentingan-Nya tetapi karena Dia sayangkan kita. Dia tak ingin kita tersiksa dalam neraka. Dia uji sebab Dia ingin kita alihkan perhatian kita yang sememangnya tertumpu pada dunia beralih kepada-Nya. Kalau tidak diuji nanti kita lalai dan lupa.

Jangan sedih kalau terkadang kita diuji, sebaliknya bersyukurlah.

Apakah tuhan memaafkan aku?

Ketika aku ditanya tentang hal apa yang ingin aku ketahui dalam hidup ini. Hanya ada satu hal yang ingin aku ketahui. Bukan soal kaya atau miskin. Atau siapa jodoh aku. Juga bagaimana masa depan aku. Tapi, satu hal itu adalah;

Apakah Tuhan itu bisa memaafkan segala dosa-dosaku?

Aku hanya ingin tahu satu hal itu saja. Selebihnya aku tidak perlu tahu. Aku hanya perlukan kemaafan dalam hidup ini. Sebab aku sudah banyak melakukan dosa. Sebab dosa itu juga sering menghantui diriku sehingga saat ini. Hendak memilih mati, itu pun sebuah kesalahan... sebenarnya. - Rika Fathir.

Allahu Akbar.

Tidak mengapa, sekiranya aku tinggalkan kehidupan di dunia ini, asalkan aku tahu, bahwa Allah akan memaafkanku kelak. Aku takut, aku tidak berkesempatan masuk syurgaNya. Aku takut, kelak di hari perhitungan, seluruh dosaku diberitakan tanpa dimaafkan satu pun.

Nauzubillahi min zalik.

Setidaknya aku berterima kasih atas kebaikanMu, Ya Tuhan, kerana Dia masih menutupi seluruh aib dan dosaku ini. Orang-orang melihatku begitu baik. Mereka hanya tidak tahu, apa yang aku sembunyikan disebalik pakaian dan tulisan aku ini.

Mereka tidak tahu bahwa aku mungkin mengalami kehidupan yang tidak pernah mereka bayangkan. Yang akan membuat mereka pergi jauh ketika mengetahuinya. Begitu mulia cara Allah menjaga aib setiap hamba-hambaNya.

Aku tahu mudah bagi Allah memuliakan manusia dan menghinakannya. Kemuliaan dan kehinaan sama-sama ujian.

Dan aku masih tetap sama. Hanya ingin tahu tentang hal itu;

Apakah Tuhan bisa memaafkan segala dosa-dosaku?

Muhasabah diri.

Aku, trauma.

Tidak pernah terpikirkan sebelum ini, saat-saat seperti ini akhirnya datang juga. Ketika diri sendiri merasa terlalu sepi untuk lari dari sunyi, namun terlalu enggan mencari yang mampu mendampingi. Seakan pe(rasa)an di dalam dada terlampau berharga untuk diberikan begitu saja. Seakan kosong di dalam hati terlalu kecil untuk aku tutupi sendiri —padahal tidak. Semua bagai berpura-pura, namun bukan begitu sebenarnya. Aku hanya takut terluka, sebab segala pe(rasa)an yang aku kenal, belum ada yang berakhir bahagia.

Aduh.

Sesukar itukah pe(rasa)an yang menghampiri hati? Atau aku yang tidak berhati-hati menaruh hati?

Jika menyayangi berarti memberi hati sepenuhnya, aku tidak ingin mempertaruhkannya pada yang mahir meretakkan; karena tidak pernah ada yang tahu telah sejauh apa aku mengutip serpihan hati satu per satu, mengumpulkannya, lalu menyatukannya lagi hingga sempurna, hingga tidak ada luka. Dan setelah hati sembuh, lalu semudah itu seseorang yang baru menghancurkan hati ini semula?

Aku tahu, tak baik terus begini.

Jika boleh memilih, aku ingin menggunting peta takdir. Agar tidak perlu melalui banyak hati, dan langsung sampai di pelabuhan terakhir. Tapi inilah perjalanan. Kaki bertugas melintasi dan hati mempelajari apapun yang diberikan - Rika Rifatunnisa

Ini juga tentang menjalani, bertahan dan mendewasa dalam setiap pilihan.

Allah hanya memberi sesuatu jika kita telah betul-betul bersedia memilikinya. Mungkin saja ada yang memang belum betul-betul bersedia — mungkin saja aku, mungkin saja kamu, mungkin saja entah.

Meyakini hal-hal yang belum pasti memang tidak mudah, tapi lebih baik daripada menjatuhkan diri pada kesedihan yang salah.

Bersabarlah wahai hati. Yakinlah, di lain hari, kita akan lebih bahagia daripada ini.

Senin, 13 Juni 2016

Surat pengunduran diri

Maaf kalau harus menyebutkan kata-kata ‘pernah’. Karena memang pernah dan kini tidak lagi. Ada sebuah batas dari diri kamu yang kini tidak lagi boleh aku sentuh. Ruangan khusus yang tidak lagi menyertakan aku dalam ruangannya. Fikiran kamu yang tidak boleh lagi aku tebak akan kemana arah tujuannya. Ada banyak hal sederhana yang kini formulanya menjadi rumit. Dan seolah-olah perubahan-perubahan ini membuat kita saling menyalahkan diri sendiri.

Bukan salah kamu, jika ada yang harus selesai di antara kita. Bukan salah aku, jika tidak boleh lagi meneruskan setiap rasa pertama kali yang pernah kita rasakan. Ini hanya cara kita belajar bahwa memang perlu ada yang berubah. Dan biarkanlah waktu yang mengajari kita untuk menerimanya. Okay?

Aku mengundurkan diri, atas segala rasa yang nantinya boleh memperburukkan lagi keadaan hati. Aku mengundurkan diri, untuk menitipkan lagi segala rasa yang pernah diminta pada kamu dahulu. Aku mengundurkan diri, untuk segala masa depan yang dulu pernah kita impikan bersama.

Langkah aku mulai perlahan menjauh, mungkin kenangan akan begitu riuh, tapi tidak membuat beberapa luka ini semakin luput. Kenangan kita memang hebat! Aku akan ingat ianya selalu.

Maaf jika aku tidak mampu lagi bertahan, dan maaf jika aku secepat ini aku melepaskan. Namun hal-hal pahit, harus kamu telan terlebih dahulu agar kamu tahu apa rasanya manis... kelak.

Kini, sedikit pengajaran sedang kita hadapi bersama-sama, tentang kenyataan bahwa tidak seharusnya lagi kita bersama. Lepaskanlah dengan rela. Karena suatu hari, kita akan sama-sama tersenyum mengingat hari ini.

Hey,

Memasuki perkarangan hati kamu adalah cara terbaik untuk aku mengenal cinta. Dan mengundurkan diri adalah satu-satunya perkara yang paling tepat untuk menjauh dari pergerakan luka. Kita akan baik-baik saja. Selamat menemukan yang lain selain aku.

Dari aku, yang langkahnya sudah menjauhi kediaman kamu.

Move On

Tersesat itu tidak pernah menyenangkan, bahkan dalam cinta sekalipun.

Sudah Move on atau belum?

Mungkin, salah satu hal yang susah dilakukan di dunia ini adalah melepaskan sesuatu yang bukan untuk kita. (Mengaku dalam diam)

Tetapi mungkin juga sebenarnya, kita hanya harus belajar tersenyum dan ketawa seperti biasa. Hanya kali ini tanpa'nya' dan bukan lagi karena'nya'. Kali ini benar-benar karena kita sendiri dan karena kita bahagia menjadi siapa pun kita, bersama siapa pun yang memang untuk kita nanti.

Karena pada akhirnya, mau atau tidak, kita akan sadar bahwa itu memang bukan untuk kita, mau dipikirkan dan diusahakan sekuat mana pun juga, tetap tidak akan menjadi milik kita.

Mungkin, setelah kita sadar tentang hal itu, baru bisa melepaskan? Ya?

Dan pada akhirnya juga, perlahan-lahan, kita akan lupa dan ingatan tentang dia akan pudar. Perlahan-lahan, kita akan mengingatnya hanya terkadang saja. Itu pun kebetulan ketika kita melihat gambar atau ada yang menanyakannya. Tapi perlahan-lahan. Yang banyak orang tidak paham adalah ‘perlahan-lahan'nya.

Pada saat ini nanti, jangan sering menoleh ke belakang. Terus saja berjalan. Terus saja. Pada akhirnya nanti, kita akan sampai pada satu titik yang membuat kita rasa tenang. Titik di mana ketika kita menoleh ke belakang, semuanya sudah tidak sama lagi. Kita rindu saat-saat itu, tapi tidak ingin kembali lagi ke saat itu. Hanya rindu, hanya kenangan. Bukan untuk dilupakan atau dihilangkan, hanya untuk sesekali menoleh ke belakang, tapi bukan untuk menetap di sana. Just keep moving.

Jangan lupa, hati kita yang harus dijaga, bukan lukanya. Jangan lupa, bahagia kita yang harus dijaga, bukan deritanya. Jadi, terus saja berjalan. Kalau tidak, kita akan ketinggalan.

Percayalah,

Bahagia selalu menemukan jalan untuk tetap sampai ke tempatnya. Dari arah mana saja, ke arah mana saja.

Teruskanlah langkah kaki itu. Teruskan berjalan mencipta bahagia kita, lepaskan segala 'kesedihan’ pada masa lalu. Kita masih punya waktu. Kita selalu punya kesempatan. "Maybe there's nothing wrong, maybe you just have to move on." - rika rifatunnisa

Doa. 🔑

Minggu, 29 Mei 2016

TIDAK SEPERTI YANG AKU KIRA.

Aku kira, aku sudah berhasil melupakan segala macam tentangmu. Kupikir aku siap membuka hatiku untuk seseorang yang baru. Aku yakin bahwa aku siap membuka mata dan hatiku pada orang baru yang akan membahagiakanku. Usahaku begitu keras untuk mematikan perasaan ini. Segalanya memang tak mudah karena perjuangan yang kulakukan terus berlanjut. Tak mudah mematikan perasaan pada seseorang yang bisa kita temui setiap hari. Kamu sudah jadi bagian dari hari-hariku, hampir setiap hari aku melihatmu. Perubahan yang begitu berbeda membuatku sulit menerima bahwa kita tak lagi sama. Aku melihatmu setiap hari dan untuk menganggap bahwa kita tak pernah punya perasaan yang spesial sungguh bukanlah hal yang mudah.

Apa saja yang kita lakukan selama rentetan bulan kebersamaan kita. Aku juga tak tahu apakah aku dan kamu bisa disebut punya hubungan atau tidak, karena semua berjalan dalam ketidakjelasan. Penyatuan kita juga tak menemukan titik temu. Mungkinkah dulu hanya aku yang berjuang sendirian? Mungkinkah dulu hanya aku yang inginkan kejelasan?

Kamu berbeda dari yang lainnya. Kamu sederhana, apa adanya, misterius, dan begitu sulit untuk ditebak. Wajahmu bukan pahatan seniman kelas dunia ataupun bikin pabrik yang jelas-jelas sempurna. Aku tak memikirkan bagaimana penampilanmu dan bagaimana caramu menata rambutmu. Aku mencintaimu karena begitulah kamu. Kamu yang sulit kutebak tapi begitu manis dalam beberapa peristiwa. Kamu yang menggemaskan dalam keadaan yang bahkan sulit kujelaskan. Aku sangat mencintaimu dan sekarang pun masih begitu. Sadarkah kamu?

Hari-hari kulewati dengan banyak pertanyaan. Apakah perasaanmu sedalam yang kuharapkan? Aku sedikit menangkap isyarat itu. Kamu mengajakku bicara dalam percakapan manis kita di pesan singkat. Kamu menghangatkanku di tengah dinginnya malam dengan candaan kecilmu. Bagaimana mungkin aku bisa begitu mudah melupakan hal-hal spesial yang sempat kulewati bersamamu? 

Kamu bisa dengan mudah melupakan segalanya. Kebersamaanmu dengannya sudah cukup menjawab semuanya. Aku bukanlah sosok yang kauinginkan. Aku bukan sosok yang kauharapkan. Menyakitkan bukan jika keberadaanku tak pernah kauanggap meskipun aku selalu hadir dalam tatapanmu? Aku berusaha semampuku untuk membahagiakanmu, namun nampaknya usahaku tak begitu terlihat di matamu.

Dulu, kita yang banyak berbincang, kini jadi banyak diam. Setiap hari aku berusaha menerima kenyataan dan perubahan itu. Setiap hari aku mencoba meyakinkan diriku bahwa suatu saat pasti aku bisa melupakanmu. Ketika melihatmu dengannya, ada luka yang tergores lagi. Kamu belum benar-benar kumiliki, tapi mengapa aku bisa sakit begini?

Sederhana sekali. Ternyata, dari banyaknya pengabaian dan rasa sakit yang kauberikan; aku masih bisa mencintaimu.

Senin, 09 Mei 2016

La tahzan.

Sekali lagi air mata itu jatuh, seperti melegakan hati pemiliknya.

Wanita,
Kadangkala diuji dengan sehebat-hebatnya ujian.
Fisiknya lemah tapi batinnya kuat,itulah anugerah Tuhan.

La tahzan.
ujian itu hadiah Tuhan.
Bersyukurlah. Beruntunglah.
Dari jutaan, engkau pilihanNya.
Kita merasa kitalah yang besar ujiannya. Kita merasa kitalah paling berat bebanannya.
Come on. Ada orang lain yang lebih besar ujiannya. lebih berat bebanannya.

Jangan merengut sayang. Jangan mengeluh walau sedetik.
Kita milik Dia. Dulu, Kini. Dan selamanya. Maka Dia berhak menentukan yang sebaiknya buat kita. Bukan hanya di dunia. Bahkan hingga ke daerah sana (Akhirat)

Jalan takdir Allah tak pernah salah. Berbaik sangkalah dengan aturanNya. Jika perlu untuk engkau menangis, maka menangislah. Tapi sayang, jangan sedih lama-lama.

Terlihat sepertu kita kurang redha dengan apa yang Allah aturkan. Takdir Allah is something yang unexpected.
Miracle things may come soon. Soon. Engkau harus percaya.

Ya, percaya.
La tahzan.
Syurga itu mahal sayang, bukan mudah kita ingin dapatkan.
Even people always said, sesuatu yang susah kita dapat itulah yang akan benar-benar kita hargai.

Dan kita pasti bahagia sangat bila dapat.
Itu pasti.
Senyum.
Tapi terkadang ada saat kita jatuh.
Tak mampu ingun bangun.

Tapi, ingatlah. Walau apa pun, Allah akan tetap menemani.
Just beside you.
Selalu.

Allah akan obati luka di hati kita.
Perlahan. Perlahan.
Inilah hadiah buat hambaNya yang bertabah!
Tears.

InsyaAllah, bila Allah redha, Allah akan mudahkan.

Tak mudah. Siapa kata mudah?
Tapi inilah kasih sayang Tuhan.
Berdamailah dengan takdirNya.
Dan sampai saat kita akan paham, ada perkara yang memang sudah tertulis akan terjadi.

Dan tertulis di Luh Mahfuz.
Dan kita mesti berhenti untuk memaksa ia jadi seperti yang kita mau.

Tetaplah sabar dan redha dengan aturanNya.
Bukalah surat cinta dariNya.
Pasti akan damai hatimu.

La tahzan. hapuslah air matamu.
Allah ada.
Allah tahu.
La tahzan,
Jadilah wanita yang paling bahagia! :)

Minggu, 08 Mei 2016

Wanita biasa

Dinikahi seorang wanita itu kerana empat perkara; hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah hal keagamaannya, maka beruntunglah kedua dua tanganmu.

Jika harta yang kau idamkan, ketahuilah diriku tidak punya apa apa harta di dunia ini melainkan ilmu agama yang telah dititipkan buatku oleh umi dan abahku. Tiada harta untukku persembahkan dalam taklik ijab kita nanti. Tiada harta sebagai jaminan bahawa kau akan menikmati sedikit kesenangan apabila ijab bersaksi telah dilafazkan.

Hanya ketenangan yang mampu aku sediakan buatmu kerana aku pernah terbaca kata kata; Dan di antara tanda tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang.” -Ar Rum: 21.

Jika keturunan yang mulia itu yang kau dambakan, ketahuilah jua aku hanyalah insan biasa di dunia ini. Dibawah jagaan baik umi dan abahku sejak kecil dengan sempurna. Namun apa yang pasti. Aku adalah keturunan mulia, ayahanda Nabi Adam as dan bonda Hawa as, sama sepertimu.

Kecantikan, itulah pandangan pertama setiap insan. Malah aku meyakini bahawa kau juga tidak terlepas seperti insan yang lain. Ketahuilah, jika kecantikan itu yang kau inginkan daripada diriku, kau telah tersalah langkah. Tiada kecantikan yang tidak terbanding untuk kupertontonkan padamu. Telah aku hijabkan kecantikan diriku ini dengan amalan ketaatan kepada tuntutan agama yang kucintai. Kau hanya membuang masa jika kau menginginkan kecantikan lahiriah semata mata.

Aku tidak menjanjikan aku mampu membahagiakan rumahtangga kita nanti, kerana aku memerlukan engkau untuk bersama samaku.
"Jika ada wanita yang belum bernikah kerana mahu menuntut ilmu, maka sebenarnya tempat terbaik untuk belajar adalah Suami."
- Dr Raehan Al-Bahraen.

Izinkan aku menjadi yang terbaik bagimu. Jika aku masih belum baik, jangan pergi. Perbaiki aku.

270316
Afaf Amran

JIKA KAU PENDAKWAH.

Jangan berani bertanya,
kalau kau belum bersedia untuk menerima jawaban.

Dunia sekarang, memang suka menghukum.

Kau ingin kesempurnaan.
Ya, dalam dunia kebaikan, dalam agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad; tidak ada satu pun yang ada cela dan cacat; melainkan yang membawa agama ini ialah manusia; yang dicipta lemah.

Setiap hari ada saja terhinggap dosa pada hati. Ya, manusia yang aku sebut ini ialah yang membaca kata-kata ini; kau dan aku.

Kau harapkan kesempurnaan.
Tidak salah untuk kau harapkan kesempurnaan pada semua benda yang kau lihat.Sadarlah, manusia ini tidak akan pernah sempurna sehingga kau menutup mata. Mungkin bagi kau, kau mampu bawakan yang lebih baik dari itu, tapi bukan dari dia atau aku. Aku bukan sempurna; dan kau juga tidak sempurna.

Stop Waiting for Perfection;
Perfection is the enemy of done.

Kalau kau pendakwah; sadarlah,

Kau juga manusia. Banyak pendakwah hari ini bertukar menjadi hakim. Sang pendakwah mengajak manusia untuk terus-menerus dalam melakukan kebaikan. Kau bukan hakim; yang mana kau jatuhkan hukum padanya lalu kau tinggalkan dia dihukum dalam sepi oleh masyarakat. Kalau kau pendakwah, tegurlah dengan baik dan bijak. Kalau kau pendakwah, benar kau mengajak ke arah kesempurnaan, tapi kau juga perlu sadar dan tahu bagaimana cara untuk menerima kekurangan.

Kau juga manusia. Apa kau suka jika kau lalui hidup dengan pandangan sinis masyarakat? Apa kau suka jika kau hidup dengan manusia lain yang berwajah kosong yang melirik senyuman palsu; sedangkan hatinya penuh dengan karat benci? Apakah kau mampu untuk terima bahwa sahabat yang kau sangka baik; sebenarnya sedang menanam benih kebencian dalam hatinya?

Do not respond to attacks with attacks,
respond with mercy and respect!

Jika ada yang salah, kita sama-sama perbaiki. Jika ada yang jatuh, kita sama-sama bangkit. Ini bukan perlombaan mencari juara, ini perjalanan panjang melintasi samudera dakwah.

Kalau kau pendakwah.

jika kamu tidak malu, buatlah sesuka mu

Biasa kita mendengar, lelaki diistilahkan sebagai kumbang dan wanita pula sebagai bunga. Kalau kumbang suka kepada bunga, lelaki tentulah suka kepada wanita.
.
Apakah keistimewaan wanita sehingga begitu kuat menarik perhatian lelaki? Sememangnya wanita lain daripada lelaki, terdapat banyak kelainannya.
.
Dalam sebuah hadis, Nabi S.A.W bersabda yang bermaksud: "Terdapat 99 bahagian tarikan pada wanita berbanding lelaki, lalu Allah kurniakan ke atas
mereka sifat malu." (Hadis riwayat Baihaqi)
.
Wanita, apapun yang dilakukannya akan mendapat perhatian lelaki, kalau dia berbuat baik, dikagumi, apabila berbuat jahat diminati, apabila dia memakai pakaian menutup aurat dilihat menawan, apabila berpakaian tidak menutup aurat (seksi) dilihat menggoda, dan macam-macam lagi
.
Oleh sebab itu Allah S.W.T. mengurniakan kepada wanita sifat malu. Dengan sifat malu itu mereka akan berfikir panjang sebelum melakukan sebarang
tindakan.Begitulah peranan malu yang boleh membantu dalam tindak-tanduk seorang wanita. Tapi apa halnya kalau tidak tahu malu ? Tentulah mereka tidak akan memikirkan semua itu. Pedulikan apa orang kata, pedulikan kalau orang tengok, tak kisah kalau orang mengganggu dan mengusik, bahkan mereka rasa
senang, seronok dan bahagia bila dalam keadaan begitu.
.
Barangkali wanita hari ini kebanyakkannya tidak malu atau kurang malu sebab itu mereka sanggup melakukan apa saja dosa dan maksiat. Atau barangkali jika sifat malu yang dikurniakan Allah itu sudah tidak berfungsi lagi
.
Sayang, wanita yang sepatutnya lebih istimewa daripada lelaki menjadi serendah-rendahnya hanya disebabkan sifat malunya tidak berfungsi sepenuhnya.
.
Akhir kata, terimalah Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Nabi S.A.W. bersabda yang bermaksud: "Jika kamu tidak malu, buatlah sesuka hatimu."
.
Saya Ulang, "Jika kamu tidak malu, buatlah sesuka hatimu.

Jumat, 06 Mei 2016

karena ayah.

Karena kasih kepada ayahlah kita pilih untuk menjaga kehormatan, memelihara akhlak dan menutup aurat.

Karena sayang kita kepada ibu dan bapalah kita taat pada perintah Allah.

Karena hubungan kasih sayang antara kita dan ibu bapa ini bukan hanya akan kita lalui sekedar di dunia saja.

Tetapi kita juga pasti mau saling bertemu dan melalui kehidupan di syurga sana!

Buktikanlah kasih sayang kita melalui jalan taat pada Allah.

Mudah-mudahan Allah bantu kita untuk terus memperbaiki diri menjadi anak yang berbakti kepada orang tua sekaligus memenangi pandangan Allah sebagai hamba yang taat.

Kalau mulut benar mengakui sayang kepada ayah. Maka turut dan buktikan bahwa sayang terhadap ayah itu perlu menutup aurat.

Sayang kepada suami itu perlu juga menutup aurat.

Jangan di sebabkan karena kita.
Mereka tertarik masuk ke neraka.
Betapa kejam nya kita terhadap mereka.

Kasihan tidak?

Jangan merasa senang dan berbangga memamerkan kulit anggota kita menjadi tontonan yang bukan mahram. Tapi azab disana belum kita tahu dan rasa.