Kamis, 27 Oktober 2016

Kamu Tak Perlu Menjelaskan

Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu belum mau sholat awal waktu
Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu merasa belum mau membaca Quran
Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu merasa tidak perlu belajar agama
Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu belum mau menutup aurat
Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu mendukung segala macam emansipasi wanita yg membuatmu justru diperbudak dunia
Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu mendukung segala teori-teori kebablasan yang mengundang murka Allaah hanya supaya diterima di muka bumi ini oleh orang-orang yang mungkin kelak tak bisa menolongmu sedikitpun di akhirat
Kamu tak perlu menjelaskan kenapa kamu tidak suka ayat ini dan itu, tak suka aturan Allaah yang ini dan itu

Kamu tak perlu menjelaskan itu semua KEPADAKU.

Karena kewajibanku hanya menyampaikan.
Karena kewajibanku hanya menyebarkan kebaikan.
Jelaskanlah semua itu kelak kepada RABBmu ️

Rabu, 26 Oktober 2016

Berhijablah, walau hati belum siap

Sahabatku, perbaikilah pakaianmu walau belum dengan sholatmu.
Tutuplah auratmu , meski sholatmu masih belum sempurna
Berhijablah sesuai syariat, walau hati belum engkau siap. . .

Karena berhijab sesuai syariat itu adalah perintah yang hukumnya wajib dan harus engkau laksanakan. Perkara ibadah yang masih belum sempurna,
Perkara lisan yang belum sempurna,
Perkara hati yang masih memiliki sifat iri. Insha Allah akan hilang sendirinya ketika pakaianmu telah engkau perbaiki. . .

Pandai lah Memilih Teman

��Bismillahirrahmanirrahim��
. .

Kita bahkan tidak pernah dilarang berteman dengan siapapun, kita bebas dalam berteman. Hanya saja ada satu hal yang perlu kamu tahu.
Bahwa, kita harus pandai dalam menyikapi teman, harus pandai dalam mengkondisikan pertemanan, dan harus pandai dalam memilih mana yang baik dan mana yang buruk. . .

Bebas berteman bukan berarti bebas melakukan apapun. Termasuk melakukan kegiatan yang tidak baik seperti yang dilakukan teman. Bila perlu ajak temanmu untuk selalu mengingat Allah.
. . .

Banyak sekali sahabat - sahabat kita yang salah pilih teman sehingga mereka masuk dalam kemaksiatan.
Ibarat berteman dengan tukang minyak wangi, maka kita akan terkena wanginya.
dan, Ibarat berteman dengan pandai besi maka kita akan terkena gosongnya.
Bijak dalam memilih teman ya sahabat.

Jodoh Atau Kematian?

Aku hanya perlu berproses bersama waktu.
Detik
Menit.
Jam.
Hari.
Minggu.
Bulan.
Tahun.
Begitu saja.
Ku lalui dengan caraku sendiri.

Ada air mata.
Ada semangat.
Berulang-ulang itu terjadi.
Hingga tujuanku telah sampai pada inginnya.
Ingin tuk melupakanmu walau pada awalnya aku enggan melakukannya.
Mustahil jika aku bisa mewujudkannya.

Bukannya aku tak percaya dengan hasil dari segala usaha.
Namun, menyerah itu jauh lebih baik.
Apa lagi jika berusaha pada takdir yang masih menjadi tanda tanya dariNya.
Sebab, aku juga manusia biasa.
Yang tak akan pernah tahu menahu.
Siapakah yang akan datang lebih awal?
Jodohkah?
Atau.
Kematian?

Karena, setiap aku memikirkan tentangmu.
Yang memaksa ku tuk bermimpi jikalau Allah menyatukan kita.
Aku seperti menjauh dariNya.
Entah karena aku menjadi lupa.
Atau aku terlalu melebih-lebihkan dirimu yang masih menjadi sekedar harapan semu.

Namun, jika aku memikirkan tentang kematian?
Bisa saja dengan waktu yang singkat tanpa perlu proses apapun.
Aku dapat melupakan dunia ku termasuk dirimu.
Fokus pada satu tujuan yaitu kepadaNya.

Sayang, aku manusia yang masih saja lalai untuk berfikir.
Dan kadang aku harus membuka pandanganku tuk kesekian kalinya.
Bahwa aku sedang bermimpi terlalu jauh.
Hingga lupa bahwa aku sedang larut didalamnya padahal pada kenyataannya takdirku belum tentu menyatu dengan dirimu.

Where Are You?

Dimana?
Dimana dirimu disaat aku membutuhkanmu?
Dimana dirimu disaat aku mencarimu?
Kau menghilang disaat aku merasa sendiri.
Justru, kau hadir disaat aku tak menginginkan keberadaan mu.

Apakah kau marah?
Apakah kau kecewa?
Atas apa yang ku lakukan di hari kemarin?
Katakan kepadaku.
Jangan membuatku terdiam.
Lalu membuatku bertanya-tanya hingga saat ini.

Jawablah.
Aku tak ingin menyesal dengan keinginanku.
Dan aku juga tak ingin kembali jika aku terjebak pada keadaan yang sama tuk kesekian kalinya.

Kau tahu mengapa aku harus menjauh?
Kau tahu mengapa aku harus menghindar?
Kau tahu mengapa ini semua harus terjadi?
Karena aku sadar.
Aku mulai merasa nyaman jika kau selalu ada untuk ku.

Yang ku takutkan jika itu telah hadir di hatiku adalah bagaimana caranya agar aku bisa melupakan rasa itu serta dirimu?
Mungkin aku ini seseorang yang paling aneh.
Namun percayalah.
Aku juga tak ingin menjadi seperti ini.
Ketika jatuh hati pada seseorang.
Justru lebih memilih tuk melupakan dibanding mempertahankan.

Namun, keyakinanku padaNya untuk lebih berhati-hati menanggapi rasa.
Maka dari itu aku melakukannya.
Seolah-olah aku terus berlari.
Walau harus tersandung karenanya.
Tapi aku lebih tersiksa jika harus merasakannya dengan harapan yang belum pasti dalam waktu yang sangat lama.

23:32WITA

Jodoh Atau Kematian?

Aku hanya perlu berproses bersama waktu.
Detik
Menit.
Jam.
Hari.
Minggu.
Bulan.
Tahun.
Begitu saja.
Ku lalui dengan caraku sendiri.

Ada air mata.
Ada semangat.
Berulang-ulang itu terjadi.
Hingga tujuanku telah sampai pada inginnya.
Ingin tuk melupakanmu walau pada awalnya aku enggan melakukannya.
Mustahil jika aku bisa mewujudkannya.

Bukannya aku tak percaya dengan hasil dari segala usaha.
Namun, menyerah itu jauh lebih baik.
Apa lagi jika berusaha pada takdir yang masih menjadi tanda tanya dariNya.
Sebab, aku juga manusia biasa.
Yang tak akan pernah tahu menahu.
Siapakah yang akan datang lebih awal?
Jodohkah?
Atau.
Kematian?

Karena, setiap aku memikirkan tentangmu.
Yang memaksa ku tuk bermimpi jikalau Allah menyatukan kita.
Aku seperti menjauh dariNya.
Entah karena aku menjadi lupa.
Atau aku terlalu melebih-lebihkan dirimu yang masih menjadi sekedar harapan semu.

Namun, jika aku memikirkan tentang kematian?
Bisa saja dengan waktu yang singkat tanpa perlu proses apapun.
Aku dapat melupakan dunia ku termasuk dirimu.
Fokus pada satu tujuan yaitu kepadaNya.

Sayang, aku manusia yang masih saja lalai untuk berfikir.
Dan kadang aku harus membuka pandanganku tuk kesekian kalinya.
Bahwa aku sedang bermimpi terlalu jauh.
Hingga lupa bahwa aku sedang larut didalamnya padahal pada kenyataannya takdirku belum tentu menyatu dengan dirimu.

Menyendiri

Dengan menyendiri.

Aku dapat mengetahui.
Bagaimana rasanya ditinggalkan.
Bagaimana rasanya kehilangan.
Bagaimana rasanya bergelut dengan rindu yang tak pernah disangka-sangka.
Semua itu adalah hal yang hanya membuat diriku terluka.

Walaupun ada engkau yang hadir dihadapanku.
Bercerita tentang hal-hal diluar sana yang mungkin kau akan menganggap bahwa aku sedang mendengarkannya.
Apa yang kau lakukan itu.
Semuanya sia-sia.
Aku masih belum bisa beradaptasi dengan keramaian.

Keramaian yang menurut mereka itu adalah suatu cara untuk keluar dari zona menyendiri.
Namun bagiku.
Aku tetap sama.
Rasa sepi itu masih ada untukku.

Jika aku sedang diam.
Bukan berarti aku baik-baik saja.
Jika aku sedang tersenyum.
Bukan berarti aku merasa bahagia.
Jika aku sedang menutup mata.
Bukan berarti aku ingin tertidur.
Jika aku sedang mengeluarkan air mata?

Itu sudah jelas.
Aku sudah terlalu jatuh dalam ruang yang begitu sunyi.
Aku seketika tuli.
Bisu.
Buta.
Bahkan menjadi batu.

Dengan menyendiri.
Aku sudah lupa apa itu cinta.
Yang mereka katakan cinta dapat membuat hati bergetar saat merasakannya.
Aku ingin tertawa saat membahas tentang cinta terhadap hambaNya.

Bagaimana definisi cinta dari orang-orang yang masih terjebak dengan statusnya yang tak akan pernah dimaklumi olehNya.
Aku juga merasa hidupku begitu penuh dengan hal-hal yang menurut mereka diriku begitu aneh.
Yang sudah terlalu merasa hidup ini hanya diduduki oleh diriku seorang.

Tetapi mereka terlalu cepat mengambil sebuah pendapat akan diriku.
Justru, aku menganggap dengan apa yang ku lakukan ini.
Adalah sebuah cara untuk menggapai apa itu bahagia yang sebenarnya.

Maka, biarkan aku menetap dengan kesendirian.
Yang telah membuatku begitu betah.
Untuk hidup dengan cara yang seadanya.
Karena aku masih yakin.
Bahwa ada DIA yang tak akan meninggalkanku untuk terus menyendiri.

Karena Aku Pernah Terluka

Mengapa kau datang?
Disaat aku tak mengharapkan kehadiranmu.
Mengapa kau datang?
Disaat aku tak menginginkan keberadaanmu.
Mengapa kau datang?
Disaat aku telah berusaha melupakan mu.

Mengapa?
Aku telah berusaha untuk berlari dari duniamu.
Aku telah berusaha untuk menghilang dari kehidupanmu.
Aku telah berusaha untuk melenyapkan segala tentangmu dari kehidupanku.

Apa belum cukup?
Aku merasa terluka.
Apa belum cukup?
Aku merasa tersiksa.
Apa belum cukup?
Aku merasa tersakiti?

Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?
Jika kau hanya membuatku tuk mengeluarkan air mata.
Kadang aku bingung.
Harus menyalahkan siapa dibalik peristiwa yang tak ingin ku ulang kembali.

Ketika aku menyalahkan dirimu.
Seketika aku juga menyalahkan diriku.
Tapi aku masih percaya dengan takdir.
Maka aku lebih baik anggap semua ini sebagai takdir.
Yang mesti ku lalui.
Dan ku ambil sebagai pelajaran dibaliknya.

Meskipun ada duka yang ku rasakan.
Karena harus menerima perihnya dibalik melepaskan dirimu.
Yang tak mengenal waktu.
Namun siap membangun rasa sakit didalam hati.
Dan ku sebut itu sebagai, rindu.

Ini memang sulit.
Melawan segala kebiasaanku agar tak lagi mengingatmu.
Aneh?
Beginilah kiranya proses untuk mengikhlaskan rasa.
Rasa yang masih menjadi tanda tanya.
Karena rasa ini hadir membayang-bayangi.
Dan kadang membuatku terlalu jauh.
Hingga lupa, bahwa sesungguhnya aku sedang berperang dengan mimpiku untuk memilikimu.

01:37AM.WITA

HUJAN

Hujan.
Suaranya seperti membisikkan sesuatu kepada diriku.
Apakah itu tentang kenangan atau kisah dibalik hujan? akupun tak tahu dan tak begitu paham.

Hujan.
Kadang menjadi kawanku tuk menyendiri, aku bisa mengingat jelas siapa diriku saat ini. Aku,
Hanya seseorang yang selalu mengharapkan cinta bahkan tuk membuktikan rasa itu tak pernah aku lakukan, pecundang? Iya, mungkin inilah diriku.

Hujan.
Aku kini sangat lemah.
Bisakah kau menjadi saksi?
Ini bukan tentang aku memang sangat rapuh, namun ada yang lain. Rasa ini membuatku mendekat pada rasa putus asa sebagai manusia biasa.

Hujan.
Lihatlah.
Sampai kapan aku menahan rasa sesak di dada ini? Sedangkan untuk menghapus rasa cinta itu tak semudah dirimu yang mampu menghapus debu secepat mungkin.

Hujan.
Bisakah kau ada disaat aku tak merasa sedih seperti hari ini?
Bisakah kau menjadi alasanku untuk tersenyum?
Dan bisakah kau menjadi kawan sejatiku saat tidak ada yang bisa peduli pada diriku?

Hujan.
Aku tak menyembahmu.
Aku tak ingin memandangmu sebagai Tuhan selain penciptamu.
Namun, aku ingin kau menjadi bukti, bahwa Allah tak pernah meninggalkan ku sendiri walau aku sedang berusaha bangkit dari keterpurukan berkat mencintai seseorang yang bukan pada waktunya.

Dakwah Itu

Pernah tidak menemukan sebuah kesalahan yang menurut kita itu sudah fatal karena berhubungan dengan syariat dalam Islam?
Dan, pada akhirnya kita turun tangan untuk memberi nasehat namun pada akhirnya mendapat respon yang tertolak?

Jadinya kita mau emosi sendiri.
Marah sendiri.
Nyinyir sendiri.
Pokoknya serba sendiri.
(Dasar jomblo). Nah, intinya bukan membahas tentang jomblo. Tapi yang lebih dilakukan sehari-hari yaitu dakwah.

Mengapa dakwah tertolak?
Yah, seperti itulah kiranya pertanyaan yang sering timbul didalam hati ketika kita merasa gagal untuk merubah seseorang menjadi lebih baik.
Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi alasan mengapa terjadi seperti demikian.

Mungkin karena faktor masih belum paham betul dengan apa yang semestinya dan wajib kita jalani sebagai seorang hambaNya yang beragama Islam rahmatan lil 'Alamin?
Atau cara penyampaian kita yang menurutnya kurang bisa cepat tanggap dan menerima tiap-tiap nasehat yang kita sampaikan?

Yah, hanya Allah yang mengetahui.
Adapun adab-adab menyampaikan atau berdakwah yang in syaa Allah dapat diterima oleh kalangan yang menurut kita sangat membutuhkan sebuah ajaran dari kita meskipun ilmu yang kita miliki belum sempurna.
yang pastinya ada landasan yang sudah tertera didalam al Qur'an dan hadist.
Bukan dari katanya kata si pembuat kata.

Bagaimana caranya?
Sampaikanlah dakwah itu dengan tutur kata yang sopan.
Tidak menjudge.
Tidak menyinggung kalangan tertentu.
Dan pastinya ikhlas lah dalam menyampaikan.

Jikalau dakwah kita masih tertolak.
Tak ada senjata yang lebih ampun selain medo'akannya.
Agar hati selalu terbuka dan mudah untuk menggapai hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta'Ala.
Dakwah.
Dakwah itu kadang dibilang nyinyir, kadang dibilang bercerita belaka, kadang dan kadang. Tapi semua itu karena ada rasa sayang dibaliknya. Percayalah.
Jadi, kalau ada yang senang mendakwahimu maka boleh jadi dia mencintaimu.
Bergembiralah.
Sebab dakwah itu penuh dengan kasih dan sayang sesama ummatNya.

Semoga postingan ini bermanfaat untuk para aktifis dakwah dimanapun berada.
Termasuk kamu.
Iya.
Kamu.
Calon satu shaf dihadapanku kelak.
(Hehee)

Akhir kata,
Wassalamu 'Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

RINDU

Rindu.
Aku tak memaksanya untuk hadir.
Namun, ketika tiba saatnya aku merasakannya?
Ada luka.
Ada derita.
Ada air mata.
Hingga lupa, dimana letak kebahagiaan saat aku merindu?

Tentangmu.
Yang telah berusaha mengetuk pintu hatiku.
Walau aku tak tahu.
Apa ini hanya sekedar sandiwara ataukah keseriusan yang justru membawaku ke bahligai kebahagiaan?
Aku ingin semuanya bukanlah ujian untukku.
Untuk hatiku yang telah lama tersakiti oleh harapan.

Tetapi, semenjak aku telah ceroboh.
Melakukan hal yang seharusnya tak terjadi.
Aku kehilangan jejak dimana aku harus mencari kabarmu.
Walau aku memahami posisiku ini belum mengizinkanku untuk menghantarkan isi hatiku yang kini mulai mengkhawatirkan dirimu.
Ini mungkin rindu.
Jika memang benar ini ada untukmu?
Aku masih belum berani dan yakin.
Karena aku baru saja merasa bebas dari jangkauanmu.

Aku telah mencoba menjadi seperti yang seharusnya.
Dimana aku harus memandangi bagaimana cara merindu yang semestinya?
Aku tahu ini hanya langkah agar aku bisa percaya diri ketika aku betul-betul bisa melangkahkan kaki seorang diri.
Tanpa seseorang yang ingin menggenggam tanganku untuk menemani tiap waktu yang kadang tak begitu mengerti dengan impianku.

Aku sadar.
Berkat rindu.
Kesiapanku untuk merasakannya.
Harus diuji.
Tak peduli seberapa besar aku tertatih untuk itu.
Namun, ketika aku menyerah?
Mungkin aku telah terbangun dari proses penyiksaan yang tak tahu kapan ia kembali untuk membawa luka.
Yang jelas, akan ada kecemburuan dariNya.
Dan aku belum siap kehilangan segala nikmatNya hanya karena aku merasakan rindu yang terlalu larut di dalamnya.

Ku coba untuk lebih bersabar.
Bersabar untuk merindukanmu entah aku harus melakukannya seperti apa.
Merindukanmu sewajarnya?
Ataukah.
Melanjutkan segalanya yang terlanjur ku lewati tanpa ada sangkut paut darimu?
Jujur, ini terlalu rumit.
Tapi tak serumit saat aku merindukanmu.
Maafkan aku jika rindu ini pernah menyeret namamu di dalam untaian do'aku.

Aku pergi.

Senin, 24 Oktober 2016

SALAH SANGKA TENTANG PERSAHABATAN

Oleh: Ust. Firanda Andirja

Persahabatan tidak mengharuskan sahabatmu tidak boleh salah kepadamu. Sahabatmu –sebagaimana dirimu- pasti punya kekurangan dan kesalahan, bahkan bisa jadi berbuat salah kepadamu. .
Pepatah berkata: تُرِيْدُ صَاحِبًا لاَ عَيْبَ فِيْهِ …فَهَلِ الْعُوْدُ يَفُوْحُ بِلاَ دُخَانِ .
.
“Kau menghendaki seorang sahabat yang tidak ada kekurangannya?… Apakah ada kayu gaharu yang mengeluarkan bau wangi tanpa asap?? Persahabatan tidaklah mengharuskan engkau harus terus berada bersamanya dan menghabiskan waktumu bersamanya, sehingga akhirnya waktu untuk suamimu/istrimu, anakmu, kerabatmu, dan untuk Robmu akhirnya terkorbankan. Justru jika sering bertemu akan menghilangkan/memudarkan rasa cinta dan rindu, berbeda jika tidak keseringan bertemu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا “Kunjungilah jangan keseringan maka akan menambah kecintaanmu” (HR At-Thabrani dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Persahabatan tidaklah mengharuskan sahabatmu tidak boleh dekat dengan selainmu. Ia boleh mencari sahabat selainmu. Sebagian orang jika telah mengambil sahabat, seakan-akan sahabatnya itu hanya miliknya saja, dan tidak boleh dekat dengan orang lain

Persahabatan tidaklah mengharuskan sahabatmu menceritakan seluruh permasalahannya padamu

Persahabatan tidaklah mengharuskan engkau harus mengetahui seluruh rahasia sahabatmu. Karenanya jika engkau bertanya sesuatu kepadanya lantas ia terasa berat atau menghindar untuk menjawab maka janganlah engkau mengejarnya dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Sikapnya tersebut menunjukan ia tidak ingin engkau mengetahui permasalahan dan rahasianya tersebut.

Dan yg terpenting adalah, perlakukan lah sahabat-sahabat kita sebagaimana haknya.

Jumat, 21 Oktober 2016

Dear, Mas

Dear, Mas..
__________
Dari: adek
Buat: mas
__________

Adek mau curhat dikit, Mas..
Jangan bilang siapa-siapa, ya..

Adek bukan orang baik, Mas..
Adek pernah punya kesalahan, dan kemungkinan besar akan selalu begitu..
Adek mah terserah aja.
Kalau mas cari yang sempurna, adek mundur..
Kalau Mas cari yang mau belajar bersama-sama, memperbaiki kekurangan dan berjuang bersama menuju ridho Allah, adek maju..

Adek bukan orang hebat, Mas..
Adek orang biasa-biasa saja. Adek bukan anak kiyai, bukan anak pondokan, bukan hafidzoh..
Tapi kalau Mas berbesar hati dan berkenan, adek mau digandeng bersama-sama agar memiliki ilmu setinggi anak kiyai, setakdzim anak pondok, sesolehah hafidzoh, adek juga mau dibimbing Mas sampai jadi hafidzoh..

Begitu pula sebaliknya..
Adek gak akan lihat siapa Mas dulu, senakal apa Mas dulu, Mas seorang Ustadz ataupun bukan. Yang adek lihat kesungguhan Mas, kecintaan Mas kepada Allah & nabi Muhammad, perjuangan Mas untuk Islam, ketepatan waktu sholat Mas. Adek cuma lihat itu. Toh kalo ternyata Mas lebih dari itu, betapa patut adek syukuri, dan adek usahakan agar kita seimbang, Mas. Ya adek malu toh, kalau Mas orang hebat tapi adek kosong mlompong.

Kata mama, kalau jodoh gak akan kemana. Mas jangan kemana-mana ya. Temui adek di persimpangan doa yang selalu kita aminkan di ujung sajadah. Semoga kelak pertemuan itu berujung jabat salammu dengan papa, hingga pertemuan kita berpindah tempat dari ujung rindu ke balik kelambu.

Salam rindu, Mas.
Aku yang mendoakanmu.

Calonmu,

Teruntuk ibu mertua

Teruntuk Ibu Mertua
.
.

Terimah kasih karena telah mempercayakan Putra Kesayangannya kepada saya, terimah kasih karena Ibu telah rela Putranya untuk saya. . .

Mungkin, saya tidak seperti Ibu yang sangat memperhatikan setiap jengkal keseharian Putranya. Mungkin masakan saya juga tidak seenak masakan Ibu, yang selama ini dia makan. . .

Saya juga mungkin masih sangat tidak memahami karakter Putra Ibu, tapi Ibu tak perlu khawatir, karena dengan bekal ilmu yang saya miliki, Insha Allah saya akan jadi Istri yang baik buat Putra Ibu.
Dan akan menjadi Menantu yang berbakti buat Ayah dan Ibu Mertua. . .

Ibu, tegur saya ketika salah, arahkan saya ketika saya tidak berada pada jalan yang tepat.
Ibu tidak usah khawatir, suatu saat Putra Kesayangan Ibu akan saya ganti dengan Cucu - cucu yang lucu. . .

Salam Kebaikan. . ���� @rinaardinaa

#SuamiIstriBahagia
semoga menjadi doa.

Bersabar akan lebih baik

Karena kadar kekuatan seseorang terlihat dari bagaimana dia mampu bertahan untuk tidak membalas kesakitannya.

Bersabar dari berkata-kata yang menyakitkan.

Ikhlas dengan kenyataan yang ada.

Bertahan untuk tidak menyampaikan kekesalan pada dunia.

Bersabar untuk segala hal yang belum dapat dimiliki.

Ikhlas dengan segala ketetapan yang Allah beri.

Bertahan untuk tidak menangis dan merengek pada dunia.

Bersabar untuk menunggu sesuatu yang belum Allah kabulkan.

Di situlah kekuatan yang dia pancarkan, tanpa harus mengaku-ngaku bahwa dia sesungguhnya adalah orang yang kuat.

Kakek, aku merindukan mu

Masih teringat jelas dalam ingatan, hari-hari yang kulewati bersama beliau, senyum khas nya, suaranya, bahkan tatapan matanya yang menghangatkan.

beliau adalah kakek ku..
orang yang paling di hormati di keluarga..
orang yang paling di tuakan..
orang yang paling bijaksana yang penah aku kenal..

Kakek, mungkin aku memang bukan cucu yang paling baik dalam keluarga..
belum bisa menjadi panutan dalam keluarga.
tapi aku selalu berusaha kek, untuk menjadi yang terbaik semampuku.

Kakek, dulu ketika aku melihat tubuh kaku mu untuk pertama kalinya..

Dalam angan aku berteriak,
Ajak aku kek, ajak aku..

Aku belum siap di tinggal sosok mu..
Aku ingin menemani mu..
tapi aku tak bisa meminta hal itu dengan mudahnya.

Itu sudah kehendak tuhan..
Aku bukan siapa-siapa yang bisa mengahalangi
kehendak yang maha kuasa..

Kakek, mungkin dulu ketika aku merindukan mu,
Aku akan menangis sekeras mungkin
Berteriak sekuat-kuatnya..

Tapi itu dulu kek..
ketika aku belum bijaksana dalam melihat cobaan yang Allah berikan kepada ku..

Sekarang,
boleh kan kek aku sombong?
aku sudah tidak menangis lagi ketika merindukan sosok mu..

Kakek memang sekarang tidak berada di samping ku, tapi kakek akan selalu dalam ingatan ku..

Ingatan tentang kakek, akan selalu terpantri jelas dalam hati ku, aku selalu merindukan sosok mu kek..

Tapi sekarang aku punya cara yang lebih jitu untuk menyampaikan rinduku padamu,
bukan lewat tangisan yang selama ini aku lakukan.

Tapi lewat doa dan senyum hangat yang selalu aku panjatkan untuk mu.

Aku sangat merindukan mu kek

Tenang lah di alam sana, hingga tiba watkunya Allah mengizinkan kita untuk bersatu kembali dalam surga nya kelak.
Aamiin Ya Allah .

Kamis, 20 Oktober 2016

Suami Impian

Mulai sekarang.

Aku tidak akan muluk-muluk meminta kepadaMu bahwa aku ingin mempunyai suami yang seperti ini atau yang seperti itu
Hamba yakin bahwa Engkau telah mengaturnya dengan sangat baik
Hamba yakin apa yang telah Engkau takdirkan untukku tidak akan pernah menjadi milik orang lain
Hamba yakin bahwa yang seharusnya menjadi milikku tidak akan tertukar

Aku juga tidak mau banyak berharap, bahwa suamiku kelak haruslah seorang hafidz Qur'an, yang hafal 30 juz. Sejujurnya, dengan dia bisa membacanya dengan tartil dan tepat hukum bacaannya saja, itu sudah lebih dari cukup untukku.

Aku hanya sadar saja,  bahwa aku ini hanya seorang gadis yg biasa saja
Aku terlahir dari keluarga yang biasa
Aku belum menjadi wanita shalihah seperti yang banyak diinginkan suami-suami hebat nan shalih diluar sana
Kecantikanku pula sangat sangat biasa saja
Aku hanya seorang fakir ilmu
Dan aku hanya wanita akhir zaman yang mengejar posisi untuk dapat berada di surga yang Engkau ridhai

Aku ini siapa, dosaku saja menggunung
Aku ini siapa, diluar sana saja masih ada yg tersakiti olehku

In Sha Allaah..
Jika suamiku kelak adalah orang yang shalih, itu adalah Rezkyku, pun tidak luput dari do'a mamahku. Jika suamiku kelak adalah orang yang mengerti Agama, itu nikmat dari Allaah yang harus aku syukuri. Jika suamiku kelak adalah orang yang sangat menyayangi Ibunya, aku yakin bahwa dia mengerti bagaimana cara memperlakukan wanita dengan sangat baik.

Aku hanya berharap, bahwa aku dapat memantaskan diri dengan siapa aku akan bersanding. Aku hanya sedang mengumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya supaya kelak Mujahid & Mujahidahku tidak kekurangan ilmu.

Kamis, 13 Oktober 2016

Kelak kita yang akan jadi pemenang

Hari ini, biar mereka menang dengan menghujat; esok-esok, kita akan menang dengan doa.

Mereka kata aku ustazah karena jilbab aku besar dari yang sebelumnya. Mereka kata aku alim karena aku sering mengikuti kajian . Mereka kata aku fanatik karena aku berkaos kaki, ber'handsocks', bergamis. Mereka kata aku solehah karena seringkali aku post mengenai perihal ilmiah, dakwah dan sebagainya.

Tetapi jauh di sudut hati, mau saja aku menangis sekuat hati bila terdengar bisikan-bisikan dan suara-suara itu karena aku tahu aku masih belum mampu mencapai tahap itu. Sememangnya aku tahu karena aku sedang bertarung dengan diri aku sendiri; dan ketahuilah bahwa itu semua bukanlah mudah.

Hati aku, hanya Allah yang dapat memahami walaupun tak terungkap dengan bait kata. Aku masih dan tetap akan terus merintih pada Dia karena aku tahu aku masih berada di dalam lautan kekurangan.

Kadang-kadang aku tergelincir karena jalan kehidupan aku penuh dengan nikmat-nikmat. Kadang-kadang aku terluka karena jalan kehidupan aku penuh dengan paku-paku kecil yang bertabur di tengah jalan. Kadang-kadang aku tertekan karena jalan kehidupan aku adakalanya terasa sempit. Kadang-kadang aku terduduk sendiri karena adakalanya aku kesunyian dalam meniti jalan kehidupan yang aku sendiri tak tahu kapan dan di mana penghujungnya.

Aku dalam proses 'mencari redhaNya'.
Aku dalam proses 'mengambil hatiNya'.
Aku dalam proses 'menggapai cintaNya'.
Aku dalam proses 'mengetuk pintu hatiNya' .

sakit rasa hati tatkala aku terbayangkan,
kapankah waktu terakhir aku,
dimanakah tempat terakhir aku,
siapakah orang yang terakhir bersama dengan aku,
dengan cara apakah aku mengakhiri cerita hidup aku.

Ya Allah, permudahkalah saat-saat dan detik-detik terakhir kami semua di atas dunia yang penuh dengan tipu daya ini.

Ya Allah, semoga mereka yang berada di sekeliling aku berkehendak redhaMu sebagaimana juga aku. Sayangilah mereka semua yang aku sayangi hanya karenaMu. Maafkan aku karena kadangkalanya aku khilaf. Terlupa ke arah mana yang patut aku tuju.

Aamiin.

Senin, 10 Oktober 2016

Wahai Pria ku

Teruntukmu wahai pria yang saat ini bertahta dalam hati,
Apakah kau tau?
Aku ingin engkau menjadi tanda titik untukku
Agar aku berhenti pada akhir cerita yang telah Allah tuliskan
Aku banyak mengenal para lelaki, namun tak satupun dari mereka yang mampu menjadi tanda titik yang sekian lama kunantikan
Aku tidak ingin salah memutuskan,
Karena aku tidak ingin memilih hati yang hanya sekedar akan menjadi tanda koma dihidupku,
Aku lelah jika harus terus meneruskan cerita tanpa kepastian
Aku pun tak ingin menumbuhkan harapan,
Jika harapan itu digantungkan pada manusia yang hanya sesama ciptaan Tuhan

Teruntukmu pria yang saat ini kusayangi,
Jika kelak engkau ditakdirkan untuk menjadi pendamping diri,
Dapat kukatakan jika engkau adalah pilihan terbaik dari sekian banyak hati yang sempat ingin kusinggahi
Saat ini engkau masih menjadi tanda tanya,
Tetapi, aku berharap lekas menemukan jawaban dari setiap pertanyaan
Jika jawaban itu adalah engkau,
Maka engkau adalah insan yang menjadi dambaan atas lamanya penantian
Namun aku pun tau, insan pilihan itu masih Allah rahasiakan
Entah itu adalah engkau ataukah bukan
Aku tak tau, yang jelas takdirku sudah Allah tentukan

Teruntukmu wahai pria yang saat ini selalu kudo'akan,
Jika kelak engkau menjadi tempat berlabuhnya hati ini
Yang akan kusebut sebagai suami,
Maka engkaulah permata yang selama ini kucari
Engkau akan menjadi hadiah terindah yang kelak akan Allah beri
Tetapi entahlah,
Aku tak ingin terlalu banyak bermimpi
Karena biar bagaimana pun engkau masih menjadi sesuatu hal yang belum pasti
Entah akan kumiliki, atau akan kutinggal pergi

Hanya saja,
Ingin kusampaikan teruntukmu wahai calon imamku nanti
Aku masih bersabar menantimu disini
Aku yakin engkau akan datang dan mendamaikan hati yang resah ini
Kuharap engkau pun disana sedang berusaha dan memantaskan diri.

Lelaki Teraman

Lelaki Teraman.

Dulu, aku menganggap lelaki ini berlebihan. Ketika aku selalu diingatkan untuk segala hal, Ketika aku disuruh untuk menjaga hijab, Ketika aku pergi dari rumah, selalu ditanya "Pergi dengan siapa? Pulang jam berapa?". Ketika dia meraaa aku sudah dipermainkan lelaki lain.

Yaa, kukira lelaki ini sangat berlebihan. Tapi semua yang dilakukan lelaki ini menunjukkan kepedulian. Aku bisa rasakan itu, ketika lelaki ini menenangkan, menasehati, menghibur

Aaaahhh. Lelaki inilah lelaki teramanku

Lelaki yang cintanya paling aman setelah papah.

Mencintai mu selamanya, inginku.

Pernah aku berkeinginan untuk menyerah
Pernah juga aku mencobanya untuk berhenti
Berhenti untuk tidak memikirkan kamu
Berhenti untuk tidak menghawatirkanmu
Dan berhenti untuk tidak mencari-cari kamu

Bahkan aku mencoba berhenti untuk tidak menyebut namamu dalam doaku
Tapi aku gagal

Bahkan seisi otak ku hanyak ada kamu
Semua yang aku lihat seakan menjelma menjadi sesosok kamu

Mungkin aku gila karna untuk kembali waras aku hanya butuh kamu
Aku hanya ingin kamu
Aku juga tak mengerti
Kenapa denyut nadiku seakan tak henti-hentinya menyebutkan namamu

Aku pernah menolaknya tapi dadaku sesak seketika itu aku tak bisa
Aku tak mungkin bisa bila harus tanpa mu
Karna tanpamu aku lemah
Barangkali benar aku telah jatuh cinta
Jatuh yang benar-benar jatuh.

Jika kamu tak keberatan
Aku hanya ingin seperti ini
Mencintaimu, selamanya