Rabu, 26 Oktober 2016

HUJAN

Hujan.
Suaranya seperti membisikkan sesuatu kepada diriku.
Apakah itu tentang kenangan atau kisah dibalik hujan? akupun tak tahu dan tak begitu paham.

Hujan.
Kadang menjadi kawanku tuk menyendiri, aku bisa mengingat jelas siapa diriku saat ini. Aku,
Hanya seseorang yang selalu mengharapkan cinta bahkan tuk membuktikan rasa itu tak pernah aku lakukan, pecundang? Iya, mungkin inilah diriku.

Hujan.
Aku kini sangat lemah.
Bisakah kau menjadi saksi?
Ini bukan tentang aku memang sangat rapuh, namun ada yang lain. Rasa ini membuatku mendekat pada rasa putus asa sebagai manusia biasa.

Hujan.
Lihatlah.
Sampai kapan aku menahan rasa sesak di dada ini? Sedangkan untuk menghapus rasa cinta itu tak semudah dirimu yang mampu menghapus debu secepat mungkin.

Hujan.
Bisakah kau ada disaat aku tak merasa sedih seperti hari ini?
Bisakah kau menjadi alasanku untuk tersenyum?
Dan bisakah kau menjadi kawan sejatiku saat tidak ada yang bisa peduli pada diriku?

Hujan.
Aku tak menyembahmu.
Aku tak ingin memandangmu sebagai Tuhan selain penciptamu.
Namun, aku ingin kau menjadi bukti, bahwa Allah tak pernah meninggalkan ku sendiri walau aku sedang berusaha bangkit dari keterpurukan berkat mencintai seseorang yang bukan pada waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar