Rabu, 30 November 2016

Perempuan tulus

Aku pernah menitipkan cinta ini pada seseorang, yang pada akhirnya orang itu tak mengindahkan titipanku. Maaf, jika sekarang aku mencintaimu dengan adanya orang-orang sebelum kamu. Tetapi, percayalah, aku mencintaimu tak ada bekas-bekas lalu, semuanya terlihat baru.

Entah apa yang membuatku memilihmu untuk menjadi partner dalam meraih mimpi-mimpiku. Kadang aku bertanya, mengapa kamu? Semesta kadang selucu ini, memberikan misteri-misteri yang jauh dari nalarku. Yang pasti, aku mencintai kamu. Sudah. Begitu saja.

Ada yang perlu kamu tahu, aku hanya punya tulus. Aku perempuan yang paling bisa menunggu. Aku perempuan yang, yasudah ini aku. Jika aku cinta, maka aku akan mencinta dengan baik. Aku perempuan yang mudah sekali menghujani pipi. Aku perempuan yang sulit sekali untuk marah, sebagai gantinya aku malah menyiksa hati, menangis sampai tak hitung hari, tanpa sepengetahuan siapapun, bahkan orang mati. Hingga pada akhirnya, orang sebelum kamu tak kuat dengan ketulusanku. Maka aku ditinggal, tanpa sebab, berulang kali, sakit menghujam hari, belati balapan menyentuh hati, merobek sana sini, duh, aku takut itu terjadi lagi.

Sudah, aku tak bermaksud mengingat masa lalu. Jelas, sekarang kamu, yang paling aku tunggu, dengan rasa yang baru dan catatan bahagia yang mengharu. Kamu, bagian rencana bahagiaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar