Rabu, 30 November 2016

Hukum gossen 1

Eh, kamu sudah tidur belum? Sudah? Jika sudah, izinkan saya menulis tentangmu, ya.

Jadi begini,
Ini sudah pukul waktunya tidur bagi saya. Tetapi ada yang menunda kantuk, ada yang harus saya tulis malam ini. Dada terasa kupu-kupu yang menggelitik, ia terbang ke sana ke mari, bahkan ke sudut bagian terpojok sekalipun. Ada fakta yang harus saya sampaikan, bahwa dalam posisi tidak ada obrolan, saya sungguh enggan untuk pergi. Entah apa itu, yang jelas, berbincang denganmu, saya selalu ingin berlama-lama. .
.
Kamu tahu hukum gossen 1, kan? .
.
“Jika pemuas terhadap suatu benda berlangsung terus-menerus, maka mula-mula kepuasan mencapai titik tertinggi. Namun makin lama akan makin menurun hingga mencapai titik nol.” .
.
Saya rasa, hukum itu tak berlaku dalam perihal mencintaimu. Kamu tak sekadar membuat saya bisa mencintai diri sendiri, tetapi saya bisa mencintai sekaligus -- asal bersamamu. Mencintaimu, menyayangimu, merinduimu, saya tak menemukan titik jenuh seperti apa yang hukum gossen 1 bilang.

Kamu tahu jatuh itu sakit, kan? Saya rasa, jatuh itu sakit tak berlaku dalam kehidupan saya. Sebut saja, jatuh cinta. Iya, jatuh cinta padamu. Jatuh yang seperti ini, membuat saya enggan untuk bangun, karena jatuh ini sebaik-baiknya saya jatuh. Ah, kamu mengerti, kan, saya menulis apa? Intinya, saya betah jatuh -- cinta. Dan saya ketagihan.

Seperti malam ini,
Berlama-lama denganmu dalam pikiran lebih menyenangkan dibanding tidur. Mematut-matut rindu dalam benak, merawat cinta dalam kalbu, menulis keabadianmu, ini lebih dari bahagia. Kepadamu; saya sulit melirik yang lain. Eh, saya menjadikanmu satu dan hanya satu hehehe.

Entah, bagaimana denganmu?

Berbahagialah selalu dan selamanya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar