Jumat, 17 Juni 2016

Belum sempat memiliki

Pada pertukaran perasaan yang tidak seimbang, aku menaruh bimbang.

Kalau meneruskan langkah berarti menambah perih pada luka lainnya dan kalau berhenti juga tidak menyembuhkan apa-apa.

Belum sempat memiliki, tapi hati ini seperti dipaksa berhenti menyayangi. Harapan sudah mencapai menara tertinggi, tapi terjatuh karena tahu kau telah menaruh hati pada yang lain.

Kornea mata seperti tercelik pada realiti.

Andai pertemuan kita tidak tertulis pada garis segitiga yang menyatukan aku dan kamu, tapi sebaliknya kamu dan dia, aku akan memupuk rasa.

Seakan mengerti, bahwa bagian kosong di hati kamu sudah ada yang menduduki. Seakan mengerti, tentang kenyataan yang mengharuskan kita berada pada jalannya masing-masing. Lalu, aku memilih untuk mengerti pengertian itu.

Yang aku inginkan kebahagian; seperti sepasang mata aku menyaksikan kalian bahagia. Yang aku inginkan kepastian; tentang perasaan yang seperti tidak ada ujungnya. Yang aku inginkan sayang yang sederhana; cukup sederhana hingga aku tidak perlu meminta apa-apa, hingga aku tidak perlu merasa kecewa, dan hingga aku tahu rasanya disayang tanpa perlu meminta. - Rika Fathir.

Apa bisa aku dapatkan apa yang aku inginkan? Tidak, bukan?

Jadi, aku biarkan saja perasaan ini perlahan mengikuti aliran tanpa terlihat sebagai satu kesalahan, karena aku anggap ini adalah "learning process" dalam kehidupan kita. Meskipun hati begitu menginginkan, tapi aku tahu batas-batas yang tidak boleh kita lawan.

Aku sedang menunggu saat yang tepat untuk keluar dari garis segitiga kamu dan dia, lalu saat itu nanti kamu buatlah garis lurus agar dua sudut bersatu. Ya, garis penemu untuk kamu dan dia. Ketika itu bukan lagi segitiga antara kita tapi bulatan gabungan dua garisan, kamu dan dia. Berbahagialah dengan kebahagiaan kamu tanpa aku. Tersenyumlah selalu meskipun senyuman kamu lahir di balik tangisan aku.

Terhenti... tanpa memiliki, rasanya itu lebih baik untuk aku,
Daripada memiliki... akhirnya ditinggalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar