Kamis, 27 Februari 2014

SURATAN TAKDIR

Suratan Takdir
Kadang, aku bertanya-tanya; apakah aku yang begitu
lambat mengejarmu, atau kau yang terlalu cepat
berlari menjauhiku?
Bukan kali ini saja cintaku tak menuai balas, sampai-
sampai kukira bagimu aku memang tak pantas.
Aku ini pecandu harapan, bahkan pengemis perhatian.
Namun aku tak mampu berbuat lebih, karena hadirku
bagimu hanya sebatas pelarian.
Hadirku baru kau anggap ada;
Saat oleh yang lain kau diabaikan,
Saat tak ada satupun yang padamu mempedulikan,
Saat yang kau sebut teman tak mampu meringankan apa
yang kau tanggung sebagai beban,
Saat yang padamu menjanjikan untuk selalu ada,
namun yang kau temui adalah aku sebagai yang pertama
kali ada.
Aku memang paling agresif dalam hal mencintai,
terlebih itu terhadap seseorang yang ingin sekali
kumiliki.
Namun harapanku untuk memilikimu tak berjalan
selaras dengan kenyataan. Atau memang Tuhan belum
memberi izin untuk menjadikan itu kenyataan.
Semoga nanti ada waktu yang Tuhan persiapkan, untuk
kau dan aku dipersatukan. Di mana yang dirasa adalah
kebahagiaan. Tentu juga akan ada kesedihan, namun
tak berarti diakhiri dengan perpisahan.
Sekarang, pergi ke mana kau mau, dengan siapa yang
kau pilih selain aku.
Kejar tujuanmu, biar dari sini doaku menjagamu.
Demi segala air mata yang jatuh saat menulis ini,
semoga kelak terganti dengan tawa tanpa henti.
Nanti, ketika padaku kau kembali sebagai apa yang
dapat kumiliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar