Kamis, 07 November 2013

SELANJUTNYA KITA

Malam ini, semua tampak lebih berwarna. Aku sudah
melakukan banyak hal sendirian, melatih kemandirian.
Mungkin, kamu akan terkejut melihat perubahanku, kamu
akan menggeleng lebih lama sambil mengamati gerak-gerikku,
aku sudah berbeda sekarang. Atau kalau boleh dibilang, bukan
hanya aku, kamu juga berbeda sekarang. Seiring waktu
berjalan, semua berubah tanpa persetujuan kita. Tiba-tiba
saja aku sudah menjadi seperti ini dan kamu sudah tak lagi di
sini.

Akhirnya, ya memang akhirnya, karena tak ada lagi yang akan
terulang. Hari-hari yang dulu aku dan kamu lalui seperti
gelembung basah yang sangat mudah pecah. Realita berbicara
lebih banyak, sementara aku dilarang untuk bermimpi terlalu
jauh, apalagi mengharap semua yang telah terjadi bisa
terulang kembali. Jika dulu kita begitu manis, entah mengapa
sekarang berubah jadi miris. Memang hanya persepsiku saja
yang melebih-lebihkan segalanya, mengingat perpisahan kita
terjadi tanpa sebab, sulit ditebak, sampai aku muak mencari-
cari yang kurasa tak pernah hilang.

Begitu banyak mimpi yang ingin kita wujudkan, kita ceritakan
dengan sangat rapi dalam setiap bisikan malam, adakah
peristiwa itu tersimpan dalam ingatanmu? Aku berusaha
menerima, kita semakin dewasa dan semakin berubah dan
segala. Tapi, salahkah jika kuinginkan kamu duduk di sini,
mendekapku sebentar dan kembali menceritakan mimpi-mimpi
kita yang lebih dulu rapuh sebelum sempat terwujudkan?

Aku sudah berusaha untuk bernapas tanpamu, nampaknya
semua berhasil dan berjalan dengan baik-baik saja. Tapi, di
luar dugaanku, setiap malam-malam begini, kamu sering
kembali dalam ingatan, berkeliaran. Pikiranku masih ingin
menjadikanmu sebagai topik utama, dan hatiku masih mau
membiarkanmu berdiam lama-lama di sana. Aneh memang jika
aku sering memikirkan kamu yang tak pernah memikirkanku.
Menyakitkan memang jika harus terus mendewakan kenangan
hanya karena masa lalu terlalu kuat untuk dihancurkan.

Beginilah kita sekarang. Tak lagi saling bersapa, tak
lagi saling bertukar kabar. Semua seperti dulu, ketika kita
tak saling mengenal, segalanya terasa asing. Kosong. Apapun
yang kita lakukan dulu seperti terhapus begitu saja oleh
masa, hari berganti minggu, minggu segera beranjak menuju
bulan, sejak saat itu juga jantung kita tak lagi
mendenyutkan rasa yang sama.

Dengarkan aku, Inilah kita yang sekarang, berusaha
melupakan yang disebut kenangan. Berusaha melawan
ketakutan yang disebabkan perpisahan. Siapapun yang lebih
dulu melupakan tak menjamin semua akan benar-benar
hilang.

@rechajunior

Tidak ada komentar:

Posting Komentar