Rabu, 06 November 2013

TIDAK TERLALU MENARIK

Aku bosan ketika bangun pagi hari hingga tidur malamku selalu
diisi pertengkaran kecil dan bahkan pertengkaran yang cukup
besar. Di mana dia selalu ingin menjadi pemenang, di mana dia
selalu ingin menjadi aktor utama. Sementara aku, hanya
pemain figuran yang tidak berhak melawan, posisiku hanya
seseorang yang pasif yang mencoba mengerti semua
perlakuannya walaupun ada banyak gejolak untuk melawan.
Ada saja hal-hal kecil yang dia jadikan sebagai acuan untuk
berdebat panjang. Masalah komunikasi, masalah perhatian,
masalah waktu, dan masalah-masalah lainnya yang selalu
terlihat besar saat ia melebih-lebihkannya. Memangnya aku ini
tempat sampah, "tempat" dimana ia menumpahkan segala
kekesalan dan amarahnya saat ia merasa lelah dengan
dunianya? Apa dia tak pernah berpikir bahwa aku sama seperti
dia, yang juga punya perasaan? Apa dia tahu, bahwa menjadi
aku bukanlah hal yang mudah?

Seringkali aku merasa risih dengan semua hal yang ia lakukan
padaku. Rasanya sehari seperti sebulan lamanya. Seringkali
aku terdiam melihat semua mengalir tanpa persetujuan dan
keinginanku. Seringkali aku ingin lepas, tapi aku merasa
jeratan itu masih terlalu kuat. Aku lelah menjalani hubungan
yang hanya berjalan di tempat, di mana hanya ada satu orang
yang berkorban demi satu orang lainnya. Di mana hanya ada
aku yang berlelah sendirian hanya untuk menjaga yang
seharusnya kulepaskan.

Dan, untuk kamu, ya kamu! Pria yang dulu pernah kucintai dan
kukagumi sebelum aku bertemu dengannya. Jujur, aku
merindukanmu. Merindukan sosok dewasa yang dulu pernah
menopang dan menegakkan langkahku. Aku merindukan
suaramu yang dulu menelusup lembut ke dalam telingaku. Aku
merindukan sosok sederhanamu.Sekarang, aku tahu bagaimana rasanya bila
tidak ada kamu yang mengisi hari-hariku. Sekarang, aku tahu
rasanya jika saat bangun pagi tak ada sapamu di inbox
handphoneku. Aku benar-benar kehilangan sosokmu. Aku
benar-benar takut kehilangan sebagian dari diriku saat aku
juga kehilangan kamu.

Ingin rasanya kembali ke masa lalu, ketika masih ada kamu,
ketika aku masih bisa tersenyum saat bangun pagi hingga tidur
malamku. Saat kamu masih menganggapku lebih dari teman,
saat ungkapan rindumu masih sering kudengar dari bibir
tipismu, saat kehadiranmu bagai aktor utama drama yang
kutunggu-tunggu kemunculannya. Aku masih saja sering
memerhatikan nomor handphonemu, menimbang-nimbang
apakah aku harus mengirim pesan terlebih dahulu atau aku
saja yang menunggumu? Ah... tapi kamu terlalu sibuk, bahkan
hanya untuk sekadar sms apalagi menanyakan kabarku.

Setelah kuputar ulang lagi rekaman otakku yang berisi
tentangmu, aku mencoba untuk kembali mengingat perlakuan
lembutmu dan perlakuan kasarnya. Aku mencoba mengingat
kesabaranmu saat menghadapiku, aku mencoba mereka-reka
kembali ucapanmu saat menenangkan amarahku, aku mencoba
mengintip kembali usaha-usaha yang kaulakukan agar
hubungan kita tidak berjalan di tempat. Bayanganmu
berputar-putar di otakku, suaramu terdengar menusuk-nusuk
telingaku. Aku benar-benar kecanduan kamu, aku benar-
benar kecanduan masa lalu. Aku semakin sadar bahwa tidak
ada seorangpun yang bisa membuatku merasa berarti dan luar
biasa selain kamu. Aku semakin yakin bahwa kamu adalah
seseorang yang berusaha memperbaiki kesalahanku agar aku
menjadi seseorang yang baru. Kamu menerimaku lalu menjaga
perasaanku, dia menerimaku tapi berusaha merusak
perasaanku.

Kali ini, aku tak merasakan kantuk sama sekali, rasa kantuk
itu tak benar-benar berarti sampai aku bisa menuliskan ini,
sampai aku bisa menikmati hadirmu lewat tulisanku. Aku
menyesal kenapa semua hal-hal yang indah seringkali tak bisa
terulang? Aku frustasi. Aku kebingungan. Aku butuh hadirmu.

Aku butuh kata rindumu. Di mana kamu? Kautahu? Sejak
kemarin aku mencarimu! Hubunganku dengannya diujung
tanduk saat ini! Selamatkan aku, bukan selamatkan hubungan ku.

@rechajunior

Tidak ada komentar:

Posting Komentar